Perkembangan teknologi telah sangat membantu bidang kesehatan dalam mendeteksi penyakit. Salah satunya adalah flow cytometry yang bisa digunakan untuk mendeteksi dan mengetahui karakteristik suatu sel atau partikel tertentu. Apa dan bagaimana teknik flow cytometri bekerja? Simak di bawah ini.
Apa itu flow cytometry?
Flow cytometry merupakan teknologi yang mampu menyediakan analisis dengan berbagai parameter menggunakan sampel sel dalam sebuah larutan. Teknologi flow cytometer dapat dengan cepat menganalisis sebuah sel saat dialirkan dalam larutan khusus dan melalui laser tunggal atau ganda.
Metode ini digunakan untuk mendeteksi, mengidentifikasi, dan menilai karakteristik sel tertentu hingga mengidentifikasi komponen di dalamnya. Oleh karena itu, flow cytometry sering diaplikasikan dalam bidang imunologi, biologi molekuler, bakteriologi, virologi, biologi kanker, dan untuk memantau penyakit menular.
Informasi dari pemeriksaan ini didapat dari karakteristik fisik dan/atau penanda yang disebut antigen pada permukaan sel atau di dalam sel yang unik untuk jenis sel tersebut. Selain itu, pemeriksaan ini juga dapat digunakan untuk mengevaluasi sel dari darah, sumsum tulang, cairan tubuh seperti cairan serebrospinal (CSF) atau tumor.
Kapan saya harus menjalani flow cytometry?
Dalam beberapa dekade terakhir, tes pemeriksaan ini dikembangkan agar dapat digunakan dalam banyak bidang pengujian klinis. Umumnya, tes dijalani untuk menegakkan diagnosis penyakit leukemia atau limfoma.
Dilansir Lab Test Online, dokter mungkin merekomendasikan tes pemeriksaan ini sebagai pelengkap tes kesehatan lain atau untuk mengetahui kondisi berikut ini.
- Menghitung jumlah retikulosit, yakni sel darah merah yang masih berkembang atau belum matang. Retikulosit dibuat di sumsum tulang sebelum kemudian dilepaskan ke aliran darah. Jika jumlahnya terlalu tinggi atau terlalu rendah, maka kondisi ini menandakan penyakit serius, seperti anemia, kanker pada sumsum tulang, penyakit hati atau masalah pada ginjal.
- Mengetahui jumlah CD4, yaitu sel darah putih yang mampu melawan infeksi. Orang dengan masalah kekebalan tubuh, seperti HIV, memiliki jumlah CD4 yang rendah daripada seharusnya.
- Melengkapi tes apirasi dan biopsi sumsum tulang untuk mengetahui kondisi sumsum tulang dan fungsinya dalam menghasilkan jumlah sel darah yang normal. Biasanya tes flow cytometry digunakan untuk mendiagnosis kanker darah atau demam yang tidak diketahui penyebabnya.
- Mendukung hasil biopsi kelenjar getah bening. Prosedur medis ini mengambil sedikit jaringan abnormal pada kelenjar getah bening untuk diamati dan menentukan apakah sel tersebut merupakan tumor ganas atau jinak.
- Menganalisis sperma untuk menentukan penyebab kemandulan pada pria yakni dengan melihat ukuran, jumlah, dan kemampuan sperma bergerak dengan benar.
- Mengetahui jumlah trombosit, yaitu sel darah yang berguna dalam proses pembekuan darah. Jika jumlahnya sedikit, maka menandakan seseorang mengalami masalah pembekuan darah. Sementara jika jumlahnya terlalu banyak, berisiko mengalami penggumpalan darah.
Peringatan sebelum menjalani flow cytometry
Sebelum menjalani prosedur, Anda perlu memberitahu dokter obat-obatan yang sedang digunakan serta masalah kesehatan yang dimiliki, seperti alergi atau kehamilan.
Dokter akan menjelaskan pada Anda mengenai persiapan hingga bagaimana prosedurnya. Ikuti apa yang dokter arahkan pada Anda selama konsultasi.
Proses flow cytometry
Bagaimana persiapan flow cytometry?
Tergantung pada sel yang akan dianalisis, sebelum pengujian dokter akan membedakan sampel sel menggunakan pewarna khusus untuk lebih menentukan subtipe sel. Pewarna (fluorochromes) yang digunakan melekat pada antibodi monoklonal yang mengikat sel tertentu atau komponen kunci sel.
Bagaimana proses flow cytometry?
Prosedur medis ini melewati beberapa tahapan seperti berikut.
- Tahap pertama tergantung pada jenis sampel sel yang akan digunakan. Jika menggunakan sel darah, maka prosesnya seperti tes darah pada umumnya. Namun, jika menggunakan cairan sperma atau sumsum tulang, biasanya akan butuh waktu lebih lama.
- Setelah sampel didapatkan, sampel sel tersuspensi dalam cairan kemudian sampel sel tersebut akan mengalir melewati alat yang disebut flow cytometer.
- Flow cytometer berisi satu atau lebih laser dan serangkaian detektor cahaya yang mampu mengidentifikasi karakteristik tertentu yang unik untuk berbagai jenis sel. Suspensi sel tunggal menciptakan peristiwa hamburan cahaya unik yang terjadi ketika sel melewati sinar laser. Peristiwa awal ini membantu mengidentifikasi karakteristik, ukuran, bentuk sel, serta intensitas sinyal yang dihasilkan oleh pewarna tertentu, sehingga menciptakan pola yang mencerminkan jenis sel.
- Sinyal dari detektor diperkuat dan dikirim ke komputer. Mereka diubah menjadi bacaan digital yang ditampilkan di layar komputer atau dalam bentuk cetak.
- Data biasanya ditampilkan sebagai grafik.
Semua proses tersebut memungkinkan evaluasi jenis dan jumlah sel dalam sampel. Tes ini cukup sensitif untuk menganalisis sel atau partikel berdiameter satu mikron (kira-kira seukuran 1/75 rambut manusia) dan dapat dilakukan pada ukuran sampel yang relatif kecil.
Ribuan sel dapat dihitung dan dianalisis dalam beberapa menit untuk memberikan gambaran yang sangat akurat tentang komposisi sel jaringan atau cairan tubuh.
Salah satu fungsi tambahan dari flow cytometry adalah kemampuannya untuk memisahkan secara fisik jenis sel unik berdasarkan karakteristik yang disebutkan di atas.
Setelah sampel melewati sinar laser dan detektor foto, muatan listrik dapat diterapkan ke sel yang diinginkan. Hal ini terjadi ketika sampel fluida dipecah menjadi tetesan yang bermuatan listrik positif atau negatif, kemudian dibelokkan oleh pelat pembelokan yang bermuatan berlawanan.
Sel-sel yang diinginkan kemudian dapat dikumpulkan secara fisik ke dalam wadah terpisah untuk pengujian lebih lanjut.
Apa yang harus saya lakukan setelah melakukan flow cytometer?
Anda mungkin diperbolehkan pulang setelah menjalani tes pemeriksaan atau menginap selama sehari atau lebih di rumah sakit untuk pemantauan lebih lanjut.
Risiko komplikasi flow cytometer
Seperti tes kesehatan lainnya, tes pemeriksaan ini juga memiliki komplikasi. Namun, komplikasinya bergantung dengan jenis sampel yang digunakan.
Sampel darah atau sampel air mani relatif mudah diambil dengan aman. Sebaliknya, sampel sumsum tulang atau sampel jaringan lebih sulit, dan membawa beberapa risiko tambahan. Namun, tes ini tergolong cukup aman.
Umumnya, komplikasi dari tes ini berupa memar, perdarahan, atau infeksi. Reaksi terhadap anestesi jarang terjadi, meskipun merupakan risiko yang paling mungkin terjadi pada aspirasi sumsum tulang dan/atau biopsi jaringan.
[embed-health-tool-bmi]