Wellens syndrome dapat menjadi pertanda awal dari serangan jantung yang parah. Kondisi ini tidak menunjukkan gejala khas sehingga sering kali luput dari perhatian. Ketahui lebih dalam mengenai gejala, penyebab, hingga cara menangani sindrom Wellens berikut ini.
Apa itu Wellens syndrome?
Wellens syndrome adalah kondisi medis serius yang menandakan adanya penyumbatan parah pada left anterior descending artery (LAD).
LAD merupakan salah satu arteri yang berfungsi mengalirkan darah ke sisi anterior atau bagian depan jantung.
Dokter akan mengetahui kelainan jantung ini setelah melihat perubahan tidak normal pada pola aktivitas listrik jantung yang direkam melalui elektrokardiogram (EKG).
Kondisi ini juga disebut sebagai preinfarction syndrome karena biasanya menjadi peringatan dini akan terjadinya serangan jantung dalam waktu dekat.
Meski gejalanya bisa terlihat ringan atau tidak muncul sama sekali, sindrom Wellens merupakan tanda bahwa suplai darah ke jantung terganggu dan membutuhkan penanganan segera.
Seberapa umum kondisi ini terjadi?
Studi pada jurnal BMC Cardiovascular Disorders (2022) menjelaskan bahwa Wellens syndrome terjadi pada 5,7% orang yang mengidap sindrom koroner akut. Kondisi ini merujuk pada berkurangnya aliran darah menuju jantung secara tiba-tiba dan biasa ditandai dengan nyeri dada. Jenis Wellens syndrome
Sindrom Wellens pertama kali diidentifikasi oleh seorang dokter spesialis jantung asal Belanda, Hein J.J. Wellens, pada 1980-an melalui analisis pola EKG pasien dengan nyeri dada.
Hal ini terlihat melalui perubahan khas pada gelombang T pada rekaman elektrokardiogram (EKG).
Secara umum, Wellens syndrome terbagi menjadi dua jenis berikut.
- Sindrom Wellens tipe A: ditandai dengan gelombang T yang tidak stabil (bifasik) pada V2–V3, yang mungkin meluas ke V1, V4, V5, dan V6.
- Sindrom Wellens tipe B: ditandai dengan gelombang T yang terbalik secara simetris pada V2–V3.
Kedua jenis sindrom Wellens penting untuk diketahui karena mengindikasikan tingkat keparahan penyumbatan arteri koroner.
Tanda dan gejala Wellens syndrome

Wellens syndrome kerap tidak menunjukkan gejala yang mencolok. Namun, Anda perlu mewaspadai beberapa tanda dan gejala umum seperti berikut ini.
- Nyeri dada ringan hingga sedang yang bisa muncul dan hilang dengan sendirinya.
- Rasa nyeri yang menjalar hingga ke leher, rahang, atau bahu.
- Kelelahan yang tidak biasa meski hanya melakukan aktivitas ringan.
- Sesak napas hingga kesulitan untuk bernapas dengan lancar.
- Pusing dan perasaan ingin pingsan.
- Detak jantung tidak beraturan (palpitasi).
Kemungkinan ada tanda dan gejala yang belum disebutkan di atas. Jika Anda merasa khawatir dengan gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter.
Penyebab Wellens syndrome
Penyebab sindrom Wellens ialah penyumbatan sebagian pada left anterior descending artery (LAD) yang akan menghambat aliran darah ke otot jantung.
Penyumbatan ini biasanya disebabkan oleh penumpukan plak. Saat aliran darah menurun, hal ini bisa menimbulkan perubahan khas pada gelombang T di rekaman EKG.
Masalah ini harus ditangani dengan cepat karena berpotensi untuk berkembang menjadi infark miokard akut atau serangan jantung bila penyumbatan total terjadi.
Faktor risiko Wellens syndrome
Sejumlah faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami Wellens syndrome adalah sebagai berikut.
- Memiliki kolesterol tinggi (hiperlipidemia) dan tekanan darah tinggi (hipertensi).
- Mengidap diabetes tipe 2 atau gangguan metabolisme lainnya.
- Riwayat keluarga dengan penyakit jantung koroner.
- Pola makan yang tinggi gula dan lemak jenuh.
- Kelebihan berat badan atau obesitas.
- Stres berkepanjangan.
- Gaya hidup sedenter atau kurang aktivitas fisik.
- Merokok aktif atau terpapar asap rokok dalam jangka panjang.
- Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.
Diagnosis Wellens syndrome
Dokter akan mendiagnosis sindrom Wellens setelah membaca hasil EKG pasien. Dokter akan mencari pola gelombang T yang tidak normal sebagai tanda khas dari Wellens syndrome.
Untuk memastikan diagnosis dan menyingkirkan kondisi lain, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan tambahan seperti berikut ini.
- Tes darah: untuk mengevaluasi kemungkinan kerusakan otot jantung dengan mengukur kadar biomarker, seperti protein dan enzim jantung.
- CT scan atau MRI jantung: tes pencitraan guna mengetahui struktur dan fungsi jantung secara menyeluruh.
- Angiografi koroner: prosedur memasukkan kateter melalui pembuluh darah menuju ke jantung untuk melihat bagian arteri jantung yang tersumbat.
Pengobatan Wellens syndrome

Diperkirakan sekitar 75% pasien yang memiliki Wellens syndrome akan mengalami serangan jantung dalam beberapa hari hingga minggu setelah diagnosis.
Kondisi tersebut cenderung lebih berisiko terjadi bila pasien hanya mendapatkan penanganan medis sederhana.
Pengobatan sindrom Wellens bertujuan untuk memperbaiki aliran darah serta mengembalikan fungsi jantung secepat dan sebaik mungkin.
Berikut ini adalah beberapa cara mengobati Wellens syndrome yang umumnya dokter lakukan.
1. Kateterisasi dan angiografi koroner
Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan kateter melalui pembuluh darah lengan atau paha menuju arteri koroner, terutama left anterior descending artery (LAD).
Setelah pembuluh yang tersumbat ditemukan, balon kecil akan dikembangkan untuk membuka sumbatan dan ring jantung (stent) dipasang supaya arteri tetap terbuka.
Kemudian, pasien perlu dirawat di rumah sakit agar dokter dapat memantau kondisi jantungnya dan mencegah serangan jantung mendadak setelah operasi.
2. Obat-obatan
Penggunaan obat-obatan umumnya dikombinasikan dengan prosedur medis untuk mencegah serangan jantung dan menjaga kestabilan fungsi jantung.
Adapun, berikut adalah beberapa jenis obat yang diresepkan untuk pasien Wellens syndrome.
- Obat antiplatelet: seperti asam asetilsalisilat atau clopidogrel, yang bermanfaat untuk mencegah pembentukan bekuan darah pada pembuluh arteri.
- Obat statin: seperti simvastatin atau atorvastatin, yang membantu menurunkan kadar kolesterol dan menstabilkan kondisi plak pada dinding pembuluh darah.
- Obat beta blocker: seperti bisoprolol atau metoprolol, yang akan menurunkan denyut jantung dan tekanan darah sehingga mengurangi beban kerja jantung.
Pencegahan Wellens syndrome
Karena sindrom Wellens merupakan pertanda dari serangan jantung, cara pencegahannya sama dengan upaya untuk menjaga kesehatan jantung secara umum.
Gaya hidup sehat menjadi kunci utama untuk menurunkan risiko penyakit jantung. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat Anda lakukan.
- Menerapkan pola makan sehat dan bergizi seimbang.
- Olahraga secara rutin minimal 30 menit per hari.
- Menjaga berat badan ideal dan menghindari kelebihan berat badan.
- Berhenti merokok dan menghindari paparan asap rokok.
- Membatasi konsumsi minuman beralkohol atau menghindarinya sepenuhnya.
- Mengelola stres dengan sebaik mungkin.
- Melakukan pemeriksaan tekanan darah dan kadar kolesterol secara berkala.
- Mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan oleh dokter.
Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai kondisi ini, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi terbaik dari masalah Anda.
Kesimpulan
- Wellens syndrome adalah kondisi yang menandakan adanya penyumbatan parah pada left anterior descending artery (LAD).
- Kelainan ini sering kali menjadi peringatan dini akan serangan jantung di kemudian hari.
- Meski umumnya tidak menunjukkan gejala yang khas, sindrom ini bisa diketahui melalui pola tidak normal pada hasil elektrokardiogram (EKG).
- Sindrom Wellens ditangani melalui prosedur medis dan penggunaan obat-obatan untuk memulihkan kembali aliran darah dan menjaga fungsi jantung.
[embed-health-tool-heart-rate]