backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

3

Tanya Dokter
Simpan

Bagaimana Cara Membaca Hasil Tes EKG?

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 14/09/2021

    Bagaimana Cara Membaca Hasil Tes EKG?

    Begitu merasakan gejala yang mengarah pada penyakit jantung, Anda tentu harus segera memeriksakan diri ke dokter. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengetahui apakah jantung Anda mengalami gangguan, salah satunya dengan tes elektrokardiogram. Lantas bila sudah menjalani tes EKG, bagaimana cara membaca hasilnya?

    Apa itu tes EKG?

    Elektrokardiogram adalah tes yang dilakukan untuk mengetahui aktivitas listrik otot jantung. Dengan kata lain, tes ini akan memperlihatkan normal atau tidaknya detak jantung seseorang.

    Perlu diketahui, jantung terbagi menjadi bagian atas dan bagian bawah. Bagian atas yang disebut serambi atau atrium terdiri dari serambi kanan dan kiri. Sedangkan, bagian bawah jantung disebut bilik atau ventrikel. Sama seperti serambi, bilik juga terdiri dari bagian kanan dan kiri.

    Sistem pompa darah dimulai dengan masuknya darah kotor yang mengandung karbondioksida ke serambi kanan jantung. Kemudian, darah mengalir ke bilik kanan untuk dipompa ke paru-paru. Sampai di paru-paru, karbondioksida yang ada dalam darah akan ditukar dengan oksigen.

    Darah yang telah bersih dan mengandung oksigen kemudian dibawa masuk kembali ke jantung melalui pembuluh darah dan dipompa ke bilik kiri. Dari sinilah bilik kiri memompa darah ke seluruh tubuh.

    Seluruh proses ini bisa berjalan berkat adanya impuls listrik jantung. Impuls listrik berasal dari sel-sel sinoatrial node (SA node) yang berada di serambi kanan. Sinyal ini menjalar ke sel-sel atrioventricular node (AV node), lalu mengalir di sepanjang jalur bernama bundle of His.

    Nantinya, listrik merambat ke dalam dinding jantung bagian kanan dan kiri, membuat bilik jantung berkontraksi untuk memompa darah.

    EKG dapat digunakan untuk mendeteksi masalah jantung seperti serangan jantung, gangguan fungsi listrik, dan gangguan lainnya. Biasanya tes elektrokardiogram dikombinasikan dengan tes ekokardiogram yang bertujuan untuk memeriksa kemampuan jantung dalam memompa darah.

    Selama prosedur berlangsung, alat tempel bernama elektroda yang terhubung ke monitor akan dipasang di dada dan area sekitarnya. Kemudian, mesin mulai merekam aktivitas sinyal listrik yang membuat jantung Anda berdetak.

    Komputer yang merekam informasi ini menampilkan garis-garis bergelombang pada monitor. Garis-garis tersebut lalu dicetak di atas kertas.

    Bagaimana cara membaca tes EKG?

    cara membaca EKG
    Sumber: Bio Ninja

    Setelah memahami sistem impuls listrik pada jantung, langkah selanjutnya adalah mengetahui komponen pada grafik EKG.

    Terdapat beberapa komponen penting yang harus diperhatikan dalam hasil EKG, yakni:

    • gelombang P,
    • kompleks QRS,
    • gelombang T, dan
    • interval PR.

    Gelombang P yang digambarkan dengan benjolan kecil menunjukkan depolarisasi atrium, di mana kedua bagian atrium jantung berkontraksi.

    Kompleks QRS yang bentuknya serupa V terbalik menunjukkan depolarisasi saat ventrikel jantung berkontraksi.

    Sedangkan gelombang T menunjukkan repolarisasi ventrikel, di mana ventrikel sedang dalam keadaan istirahat.

    Anda juga harus mengetahui bagaimana cara menghitung kotak yang ada di kertas hasil EKG. Bila diperhatikan, latar dari pola grafik EKG terdiri dari garis-garis yang membentuk kotak-kotak kecil.

    Garis ini akan membantu untuk mengetahui apakah pola grafik EKG normal atau tidak. Garis yang vertikal menandakan voltase atau tekanan listrik otot jantung dengan ukuran mV (millivolt). Sedangkan garis horizontal menandakan durasi.

    Garis vertikal pada kotak kecil setara dengan 0,1 mV, durasinya sepanjang 0,04 detik. Sedangkan pada kotak yang besar tekanan listriknya setara dengan 0,5 mV dan durasinya setara dengan 0,2 detik.

    Selanjutnya, Anda bisa membaca EKG dengan melihat bentuk gelombang P, mengukur interval PR, dan mengukur kompleks QRS.

    Pada hasil EKG yang normal, gelombang P harus terlihat jelas dengan benjolan ke atas. Bila gelombang P tidak muncul atau berbentuk terbalik, hal ini bisa menandakan adanya bentuk aritmia seperti ritme junctional.

    Langkah berikutnya adalah mengukur interval PR yang terbentang dari awal gelombang P sampai awal kompleks QRS. Interval PR menandakan jarak waktu dari kontraksi atrium ke kontraksi ventrikel jantung.

    Caranya, hitung jumlah kotak yang dilewati oleh garis interval, lalu dikalikan 0,04 detik. EKG jantung yang normal berkisar di antara 0,12 sampai 0,20 detik. Bila waktunya lebih dari 0,20 detik, maka terdapat kemungkinan adanya aritmia yang disebabkan oleh aliran listrik jantung yang tersumbat.

    Analisis dokter tetap dibutuhkan

    Meski telah mengetahui dasar-dasar membaca EKG, Anda sebaiknya tidak melakukan diagnosis berdasarkan hasil pembacaan sendiri. Analisis dari dokter tetap dibutuhkan untuk benar-benar mengetahui kondisi Anda.

    Ketika menjalani prosedur, biasanya Anda tidak memerlukan persiapan khusus. Anda cukup datang ke rumah sakit sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Kemudian setelahnya, Anda bisa langsung pulang.

    Bila hasil EKG normal, Anda mungkin tidak perlu melakukan tes tambahan. Lain halnya bila hasil EKG menunjukkan kelainan, biasanya tes EKG perlu diulangi ditambah dengan tes jantung lainnya seperti echocardiogram.

    Perlukah tes EKG secara berkala?

    Anda tidak perlu menjalani tes EKG bila tidak memiliki faktor risiko penyakit jantung atau mengalami gejala yang mengarah pada kemungkinan penyakit jantung.

    Tes EKG baru diperlukan bila Anda termasuk ke dalam kelompok yang berisiko, misalnya memiliki tekanan darah tinggi atau mengalami gejala berupa nyeri dada, sesak napas, dan detak jantung tidak teratur.

    Terkadang tes EKG juga dilakukan untuk keperluan persyaratan pekerjaan atau tujuan skrining bila memiliki riwayat pribadi atau keluarga yang mengalami penyakit jantung serta diabetes.

    Untuk mengetahui apakah Anda termasuk berisiko, lebih baik pastikan kembali kondisi Anda dengan dokter. Dokter nantinya akan memberikan solusi mengenai pemeriksaan atau pengobatan tertentu yang harus Anda jalani.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 14/09/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan