Penyakit jantung koroner merupakan salah satu jenis penyakit jantung yang banyak dialami orang dan berisiko fatal. Tak hanya memicu serangan jantung, penyakit ini juga turut berkontribusi menimbulkan masalah kesehatan lain yang lebih parah. Salah satunya adalah penyumbatan total pada pembuluh arteri koroner, atau yang disebut dengan chronic total occlusion.
Apa itu chronic total occlusion?
Chronic total occlusion atau CTO adalah kondisi ketika pembuluh arteri koroner tertutup sepenuhnya oleh timbunan lemak dan plak dalam waktu lama.
Penumpukan plak dan lemak berasal dari kadar kolesterol yang tinggi sehingga menyebabkan pembuluh arteri koroner mengeras. Pengerasan arteri ini disebut dengan aterosklerosis.
Apabila timbunan lemak dan plak telah menimbulkan sumbatan total selama setidaknya 3 bulan, kondisi ini dapat tergolong sebagai CTO.
Chronic total occlusion adalah kondisi yang cukup banyak ditemukan pada pasien pengidap penyakit jantung koroner. Menurut laman CDC, sekitar 30% pasien jantung koroner mengalami sumbatan total pada pembuluh darah koronernya.
Apabila kondisi ini dibiarkan, pasien dapat mengalami sesak napas dan nyeri dada yang berisiko memicu serangan jantung.
Tanda dan gejala chronic total occlusion?
Pada tahap awal munculnya CTO, pasien mungkin tidak mengalami tanda-tanda dan gejala apa pun. Semakin besar sumbatan pada pembuluh koroner, semakin tinggi pula kemungkinan munculnya gejala-gejala.
Gejala yang paling umum dirasakan pasien saat mengalami chronic total occlusion adalah nyeri dada (angina), sesak napas, serta kelelahan. Hal ini tentunya dapat mengganggu aktivitas penderitanya sehari-hari.
Apa penyebab chronic total occlusion?
Pembuluh arteri adalah bagian dari sistem peredaran darah yang bertugas mengalirkan darah ke seluruh tubuh.
Namun, jika lemak dan plak menimbun di dalamnya, hal ini berpotensi mempersempit dan mengeraskan arteri. Pengerasan arteri ini biasanya disebut dengan aterosklerosis.
Pada aterosklerosis, tumpukan lemak dan kalsium dapat menimbun di dinding dalam arteri, kemudian membentuk plak. Seiring berjalannya waktu, plak yang menumpuk tersebut akan menyebabkan arteri menyempit.
Apabila arteri sempit dan keras, ini dapat membatasi jumlah darah yang kaya akan oksigen menuju jantung. Dalam chronic total occlusion, sumbatan pada arteri biasanya terjadi secara bertahap.
Karena terjadi dalam waktu yang cukup lama, tubuh biasanya beradaptasi dengan cara membentuk pembuluh-pembuluh kecil untuk mengalihkan aliran darah yang tersumbat.
Pembuluh-pembuluh tersebut membantu agar jantung tetap mendapatkan suplai darah yang cukup. Akan tetapi, sirkulasi darah pada pembuluh tersebut biasanya tetap saja tidak cukup untuk menyuplai jantung dengan darah yang dibutuhkan, terutama saat pasien melakukan aktivitas fisik yang berat.
Apa saja faktor yang meningkatkan risiko kondisi ini?
Hampir semua orang bisa saja mengalami chronic total occlusion. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkannya.
Biasanya, orang-orang yang sudah pernah terkena serangan jantung atau menjalani operasi bypass jantung akan lebih mungkin untuk terkena kondisi ini. Selain itu, ada beberapa faktor tambahan yang bisa meningkatkan risiko Anda, seperti:
- riwayat keluarga (memiliki orangtua atau saudara dengan penyakit jantung),
- pria berusia 45 tahun ke atas, dan wanita usia 55 tahun ke atas,
- aktif merokok,
- berat badan berlebih atau obesitas,
- tekanan darah tinggi,
- kolesterol tinggi,
- mengonsumsi makanan tinggi lemak dan kolesterol,
- jarang berolahraga,
- diabetes, dan
- mengonsumsi alkohol berlebihan.
Bagaimana cara mendiagnosis chronic total occlusion?
Untuk mendiagnosis CTO, dokter perlu melakukan pemeriksaan fisik, menanyakan riwayat kesehatan Anda, serta menjalani prosedur angiogram koroner.
Prosedur ini dilakukan dengan cara memasukkan selang atau kateter ke pembuluh darah melalui kaki atau pergelangan tangan Anda. Kemudian, selang tersebut akan diarahkan ke pembuluh arteri jantung Anda.
Melalui selang tersebut, dokter akan menyuntikkan tinta khusus ke dalam pembuluh darah. Tinta tersebut akan terdeteksi oleh rontgen sehingga dokter dapat melihat aliran darah serta sumbatan pada pembuluh darah Anda.
Selain angiogram, dokter mungkin akan meminta Anda menjalani beberapa tes tambahan, seperti:
Bagaimana cara mengobati chronic total occlusion?
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Pengobatan CTO berfokus pada mengurangi risiko terjadinya gejala-gejala dan gangguan lain terkait masalah jantung. Prosedur pengobatan bertujuan agar aliran darah yang tersumbat dapat mengalir kembali dengan lancar.
Sebelumnya, pilihan pengobatan yang tersedia untuk chronic total occlusion hanyalah operasi bypass jantung. Prosedur ini tergolong dalam operasi besar, di mana dokter membuat sayatan besar di dada agar dapat mengakses jantung dan pembuluh darah pasien.
Namun, seiring dengan perkembangan teknologi dalam dunia medis, kini CTO dapat diatasi dengan prosedur operasi invasif minimal sehingga tidak perlu dilakukan operasi besar seperti bypass. Salah satu pilihan yang tersedia adalah percutaneous coronary intervention atau PCI.
Dengan metode ini, dokter hanya akan membuat sayatan kecil dan memasukkan selang atau kateter untuk memecah plak dan melebarkan pembuluh darah sehingga aliran darah dapat kembali lancar.
Bagaimana cara mencegah chronic total occlusion?
Selain dengan menjalani pengobatan jantung koroner, Anda dapat melakukan perubahan gaya hidup yang lebih sehat untuk mencegah terjadinya komplikasi jantung koroner, termasuk chronic total occlusion.
Kunci utama dari gaya hidup sehat yang akan Anda jalani adalah menjaga kadar kolesterol, tekanan darah, serta gula darah. Berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda ikuti:
- Makan makanan yang sehat: Perbanyak konsumsi sayur, buah, gandum utuh, serta ikan untuk jantung yang sehat. Hindari konsumsi gula dan garam berlebih, serta kurangi asupan lemak jenuh dan trans.
- Rutin berolahraga: Olahraga akan membantu Anda mengendalikan kadar kolesterol serta tekanan darah. Pastikan Anda berolahraga setidaknya 150 menit seminggu.
- Berhenti merokok: Rokok merupakan salah satu faktor risiko terbesar penyakit jantung, termasuk CTO. Jika Anda perokok aktif, mulailah melakukan strategi untuk perlahan mengurangi rokok, kemudian berhenti sama sekali.
[embed-health-tool-heart-rate]