Sampai saat ini, hipertensi atau tekanan darah tinggi masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang mengancam. Pasalnya, hipertensi kerap kali tidak menimbulkan gejala sehingga baru disadari ketika menimbulkan komplikasi.
Dengan mengenali gejalanya sedini mungkin, pemilik hipertensi bisa mengendalikan tekanan darah yang dimilikinya. Dengan begini, mereka bisa memiliki kualitas hidup lebih baik dan risiko komplikasi hipertensi akan ikut berkurang.
Gejala tekanan darah tinggi atau hipertensi
Tekanan darah tinggi sering kali tidak disadari karena gejalanya di tahap awal kerap menyerupai kondisi kesehatan yang cukup umum, seperti pusing dan sakit kepala.
Seseorang biasanya baru menyadari memiliki hipertensi ketika melakukan pemeriksaan tekanan darah. Anda dinilai mengidap hipertensi ketika memiliki tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih.
Berikut adalah beberapa gejala yang umum dirasakan seseorang ketika memiliki tekanan darah tinggi.
1. Pusing
Sebenarnya, pusing bukanlah gejala spesifik dari hipertensi. Menurut Cleveland Clinic, pusing lebih merujuk pada perubahan tekanan darah, baik itu dari tekanan rendah ke tinggi maupun sebaliknya.
Meski begitu, Anda sebaiknya tidak mengabaikan rasa pusing yang berulang atau tidak kunjung menghilang. Anda sebaiknya segera ke dokter jika rasa pusing sampai mengganggu kemampuan untuk menjaga keseimbangan atau kesulitan berjalan.
2. Perubahan penglihatan

Tekanan darah tinggi yang berkepanjangan dapat menghambat aliran darah dan merusak pembuluh darah. Jika kondisi ini terjadi di sekitar mata, laman Medanta menyebutkan bahwa darah mungkin menumpuk di bawah retina.
Akibat kondisi tersebut, fungsi retina bisa terganggu sehingga menyebabkan distorsi penglihatan. Ini adalah kondisi ketika persepsi visual tampak berbeda dari segi ukuran, bentuk, atau posisi sebenarnya.
3. Bercak merah pada mata
Tekanan darah tinggi juga bisa menyebabkan pecahnya pembuluh darah kecil di area konjungtiva mata. Kondisi yang disebut perdarahan subkonjungtiva ini biasanya bisa sembuh dengan sendirinya selama tekanan darah normal Anda segera kembali.
Namun, pada kondisi tertentu, bercak merah di mata mungkin disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah di retina. Kondisi yang disebut retinoplasti hipertensi ini bisa disebabkan oleh tekanan darah tinggi yang tidak kunjung diobati.
Berbeda dengan perdarahan subkonjungtiva, retinoplasti hipertensi merupakan kondisi yang perlu segera diatasi. Kondisi ini bahkan bisa menyebabkan kehilangan penglihatan, khususnya pada pengidap hipertensi yang juga memiliki kadar kolesterol tinggi.
4. Sakit kepala
Berbeda dengan pusing yang biasanya hanya berupa sensasi berputar, sakit kepala sebagai gejala hipertensi akan disertai dengan sensasi nyeri berdenyut (throbbing) di kepala.
Sakit kepala sebenarnya merupakan gejala hipertensi yang tidak terlalu umum. Kondisi ini biasanya hanya dirasakan oleh seseorang yang mengalami krisis hipertensi.
Krisis hipertensi adalah kondisi darurat ketika tekanan darah Anda mencapai 180/120 mmHg. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh keterlambatan minum obat yang sudah diresepkan atau penyakit tertentu, seperti gagal jantung atau gagal ginjal.
5. Sesak napas
Jika tekanan darah tinggi memengaruhi pembuluh darah yang menghubungkan jantung dan paru-paru, besar kemungkinan Anda akan mengalami sesak napas.
Kondisi yang disebut hipertensi pulmonal ini terjadi ketika bagian kanan jantung kesulitan memompa darah melewati paru-paru sehingga darah yang mengandung oksigen tidak dapat dialirkan dengan baik.
Jenis hipertensi ini biasanya juga disertai nyeri dada, peningkatan detak jantung, kelelahan, dan pembengkakan pada pergelangan kaki atau tungkai.
6. Muncul darah dalam urine
Tekanan darah tinggi yang tidak segera diatasi bisa merusak pembuluh darah kecil (glomeruli) di ginjal. Akibatnya, fungsi ginjal untuk menyaring darah akan terganggu sehingga darah mungkin bocor ke aliran urine.
Karena itulah, beberapa pasien hipertensi mungkin mengalami kondisi yang disebut hematuria atau munculnya darah di dalam urine.
Karena darah yang terkandung di dalam urine sering kali tidak terlihat secara kasat mata, dokter mungkin meminta pasien hipertensi melakukan tes urine. Dengan begitu, darah bisa dideteksi dengan bantuan mikroskop.
7. Detak jantung tidak beraturan
Gejala lain dari tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah detak jantung yang tidak beraturan. Anda mungkin merasakan jantung berdebar lebih cepat, tidak teratur, atau bahkan berhenti berdetak selama sepersekian detik.
Gangguan detak jantung karena hipertensi umumnya merupakan jenis fibrilasi atrium. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa meningkatkan risiko stroke karena alirah darah dari dan ke seluruh tubuh, khususnya otak terganggu.
8. Mimisan

Mimisan atau hidung berdarah merupakan gejala hipertensi yang tidak terlalu umum. Namun, mimisan bisa semakin parah jika dialami oleh seseorang yang memiliki hipertensi.
Pada orang dewasa yang lebih tua, mimisan bisa terjadi karena penumpukan plak, lemak, kolesterol, atau zat lain yang membuat pembuluh darah mengeras. Aterosklerosis itu sendiri bisa disebabkan oleh tekanan darah tinggi.
Setiap orang dengan hipertensi bisa merasakan gejala yang beragam, termasuk yang tidak ditulis di atas karena peningkatan tekanan darah bisa disebabkan oleh berbagai hal.
Sebagai contoh, hipertensi sekunder yang disebabkan oleh kerusakan ginjal mungkin menunjukkan gejala berupa hematuria.
Oleh karena itu, pengobatan atau cara menurunkan tekanan darah juga perlu disesuaikan dengan kondisi yang mendasarinya.
Kapan harus periksa ke dokter?
Anda sebaiknya segera pergi ke dokter ketika merasakan berbagai gejala di atas. Pasalnya, berbagai gejala di atas umumnya muncul ketika hipertensi sudah cukup parah.
Padahal, krisis hipertensi yang tidak segera ditangani bisa menimbulkan masalah kesehatan yang lebih parah, seperti stroke atau serangan jantung.
Untuk mencegah hal tersebut, sebaiknya Anda melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin sedini mungkin. Bagi orang dewasa sehat, pemeriksaan tekanan darah disarankan untuk dilakukan setiap dua tahun sekali.
Frekuensi pemeriksaan bisa meningkat pada orang yang memiliki faktor risiko hipertensi, misalnya memiliki keluarga dengan riwayat hipertensi, merokok, obesitas, atau berusia di atas 65 tahun.
Semakin dini hipertensi dideteksi, semakin optimal perawatan yang bisa diberikan. Dokter nantinya bisa menyesuaikan obat hipertensi atau menganjurkan perawatan rumahan yang sesuai dengan kondisi Anda.
Kesimpulan
- Hipertensi di tahap awal sering kali tidak menunjukkan gejala. Karena itulah banyak pengidap hipertensi yang mengetahui kondisinya ketika melakukan pengukuran tekanan darah.
- Gejala hipertensi berupa sakit kepala, perubahan penglihatan, bercak darah di mata, atau sesak napas umumnya baru terlihat ketika kondisi ini berlangsung cukup lama.
- Setiap orang dengan hipertensi bisa mengalami gejala yang berbeda karena kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai hal. Periksakan ke dokter untuk mengetahui kondisi yang mendasari Anda dan mendapatkan penanganan yang tepat.
[embed-health-tool-heart-rate]