Jantung manusia pada umumnya akan berdetak dalam irama yang teratur. Namun, denyut jantung bisa saja hilang atau malah meningkat secara tiba-tiba. Kelainan pada detak jantung ini dikenal dengan istilah detak jantung ektopik.
Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Klinik Chika Medika
Jantung manusia pada umumnya akan berdetak dalam irama yang teratur. Namun, denyut jantung bisa saja hilang atau malah meningkat secara tiba-tiba. Kelainan pada detak jantung ini dikenal dengan istilah detak jantung ektopik.
Detak jantung ektopik adalah salah satu jenis gangguan irama jantung (aritmia) yang ditandai dengan hilangnya atau justru bertambahnya satu denyutan ekstra.
Gangguan ini juga dikenal sebagai denyut jantung prematur. Karena gejalanya tersebut, orang awam lebih sering menyebutnya dengan detak jantung yang melompat.
Detak jantung normal pada orang dewasa berkisar 60–100 denyut per menit. Jantung biasanya akan berdetak lebih cepat saat Anda melakukan aktivitas berat, seperti olahraga.
Denyut jantung ektopik biasa terjadi tiba-tiba tanpa penyebab yang jelas. Perubahan denyut itu mungkin dapat disadari oleh pengidapnya ataupun tidak.
Berdasarkan asalnya, terdapat dua jenis denyut jantung ektopik, yaitu kontraksi atrial prematur (PAC) dan kontraksi ventrikel prematur (PVC).
Kondisi ini biasanya tidak berbahaya dan tidak disebabkan oleh gangguan pada jantung.
Namun, bila Anda memiliki riwayat penyakit jantung atau kondisi ini menimbulkan kekhawatiran, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk memperoleh solusi terbaik.
Siapa saja dalam kelompok usia berapa pun dapat mengalami detak jantung ektopik. Namun, dikutip dari laman Cleveland Clinic, detak jantung ektopik umumnya lebih sering terjadi seiring dengan pertambahan usia.
Pada anak-anak, biasanya denyut jantung ektopik berasal dari serambi jantung dan tidak berbahaya. Sedangkan pada orang dewasa, kondisi ini terjadi pada bilik bawah jantung.
Beberapa orang tidak mengalami gejala detak jantung ektopik. Akan tetapi, orang lain mungkin merasakan gejala ketika mereka berbaring atau mencoba untuk tidur.
Adapun beberapa gejala yang mungkin Anda rasakan akibat gangguan ini antara lain:
Pada kebanyakan kasus, detak jantung ektopik tidak berbahaya dan tidak disebabkan penyakit jantung maupun kondisi kesehatan lainnya.
Jantung Anda biasanya bekerja dengan baik meski berdetak di luar ritme normal. Banyak orang tidak memerlukan perawatan untuk mengatasi kondisi ini.
Tubuh setiap orang berbeda dan gejala yang muncul tidak selalu sama. Apabila Anda merasa khawatir terhadap kondisi ini, segera konsultasikan dengan dokter.
Detak jantung ektopik merupakan hal yang umum dialami oleh ibu hamil. Hal ini karena tubuh dan sistem kardiovaskular mereka mengalami perubahan dalam suplai dan kebutuhan darah.
Baik pada ibu hamil atau bayi dalam kandungan dapat mengalami kondisi ini. Namun, secara umum ini tidak berbahaya bagi kesehatan ibu dan janin selama kehamilan.
Beberapa kondisi lain yang bisa menyebabkan denyut jantung ektopik seperti berikut ini.
Risiko terjadinya denyut jantung ektopik juga lebih tinggi pada orang-orang yang memiliki kondisi berikut ini.
Secara umum, gangguan detak jantung prematur tidak menyebabkan munculnya komplikasi pada kesehatan jantung.
Namun, kondisi ini bisa menjadi tanda awal dari berkembang gangguan jantung, seperti:
Selain mendiagnosis denyut jantung ektopik, pemeriksaan jantung juga bertujuan menemukan gangguan irama jantung lainnya.
Pada kunjungan yang pertama, dokter akan menanyakan perihal gejala dan riwayat kesehatan pasien.
Dokter akan merekomendasikan tes elektrokardiogram (EKG) untuk memeriksa ada-tidaknya gangguan irama dan sinyal listrik pada jantung.
Jika hasil tes ini kurang menyakinkan, dokter bisa meminta pasien menggunakan monitor Holter untuk merekam denyut jantungnya selama 24 jam.
Selain itu, dokter juga bisa melakukan pemeriksaan fungsi jantung lainnya, misalnya dengan echocardiogram, MRI, atau CT scan.
Umumnya, dokter tidak melakukan tindakan khusus untuk mengatasi denyut jantung ektopik.
Meski terjadi perubahan pada denyut jantung, tetapi jantung tetap bekerja semestinya. Gejala dari kondisi ini juga dapat menghilang dan membaik dengan sendirinya.
Jika gejala sering terjadi dan memengaruhi aktivitas harian Anda, dokter bisa meresepkan obat aritmia seperti beta blocker untuk memperlambat denyut jantung dan membuatnya lebih teratur.
Selain itu, dokter juga akan menganjurkan perubahan gaya hidup untuk membantu mengurangi gejala detak jantung ektopik pada sebagian orang.
Hal ini dapat dilakukan dengan membatasi konsumsi kafein, alkohol, dan merokok. Anda juga bisa mencoba meditasi atau teknik relaksasi untuk membantu mengurangi stres.
Apabila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai kondisi ini, silakan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan solusi terbaik.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar