Vaksin meningitis diberikan untuk meningkatkan kekebalan tubuh serta menghalau infeksi yang menyerang selaput pelindung otak dan saraf tulang belakang. Ketahui jenis, jadwal pemberian, dan siapa saja yang dianjurkan untuk mendapatkan suntik meningitis dalam pembahasan berikut ini.
Kegunaan vaksin meningitis
Meningitis adalah peradangan pada meninges, yaitu lapisan selaput yang melindungi otak dan saraf tulang belakang.
Penyebab utama meningitis ialah infeksi virus dan bakteri. Infeksi mikroorganisme lain, seperti jamur dan parasit, juga bisa menyebabkan meningitis, tetapi lebih jarang kasusnya.
Meningitis sulit dideteksi sejak dini karena gejalanya sering muncul tiba-tiba. Sekalipun muncul keluhan di awal, gejala meningitis dapat menyerupai infeksi lain, seperti flu.
Meningitis virus umumnya menyebabkan gejala ringan. Akan tetapi, lain hal dengan meningitis bakteri yang bisa menimbulkan kerusakan organ hingga kematian.
Virus atau bakteri penyebab meningitis dapat ditularkan dari satu orang ke orang lainnya. Oleh karena itu, salah satu pencegahannya adalah melalui pemberian suntik meningitis.
Vaksinasi meningitis merupakan langkah efektif dan aman untuk mencegah bahaya dari infeksi ini. Suntik vaksin juga bisa menghambat penyebaran meningitis yang lebih luas.
Itu sebabnya, vaksin meningitis penting dilakukan, terutama bagi Anda yang lebih rentan untuk terpapar penyakit infeksi ini.
Siapa yang memerlukan vaksin meningitis?

Semua orang dari setiap kelompok usia dapat terjangkit penyakit meningitis. Namun, beberapa kelompok memang lebih rentan untuk terinfeksi mikroorganisme penyebab meningitis.
Berikut ini adalah kriteria orang yang direkomendasikan untuk mendapatkan suntik meningitis.
- Anak praremaja dan remaja yang berusia 11–12 tahun.
- Akan bepergian atau tinggal di negara tempat meningitis mewabah, seperti Arab Saudi dan sebagian negara Afrika.
- Calon jemaah umrah dan haji. Vaksin meningitis untuk haji dan umrah diberikan dalam dua sampai tiga minggu sebelum keberangkatan.
- Mengalami kerusakan limpa atau sudah tidak memiliki limpa.
- Mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh karena penyakit tertentu, misalnya orang dengan HIV/AIDS (ODHA) atau kanker.
- Mengidap kelainan sistem imun yang langka (complement component deficiency).
- Sedang mengonsumsi obat-obatan complement inhibitor, seperti eculizumab atau ravulizumab.
- Pernah mengalami penyakit meningitis sebelumnya.
- Bekerja di dalam laboratorium yang sering melakukan penelitian terhadap bakteri, virus, atau mikroorganisme lain penyebab meningitis.
Jenis vaksin meningitis
Meningitis bisa disebabkan berbagai mikroorganisme, seperti virus, bakteri, jamur, dan parasit.
Vaksin yang tersedia saat ini tidak langsung bisa mencegah infeksi dari setiap mikroorganisme penyebab radang selaput otak.
Setiap tipe vaksin memiliki kemampuan membentuk antibodi terhadap mikroorganisme tertentu. Masing-masing vaksin punya dosis yang waktu penyuntikan yang berbeda.
Berikut adalah jenis vaksin meningitis yang masuk ke dalam program imunisasi dasar nasional untuk anak-anak di bawah dua tahun.
- Pneumococcal conjugate vaccine (PCV). Dikenal juga dengan vaksin pneumokokus yang berfungsi untuk membangun imunitas terhadap penyakit pneumonia, infeksi darah, dan meningitis yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae.
- HiB. Memberikan perlindungan dari infeksi bakteri Haemophilus influenzae tipe B yang dapat menyebabkan radang paru-paru, infeksi telinga, dan penyakit meningitis.
Sementara bagi remaja dan orang dewasa, vaksinasi yang tersedia adalah untuk membangun antibodi terhadap bakteri Neisseria meningitidis penyebab meningitis meningokokus.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), berikut adalah jenis vaksin meningokokus yang umumnya digunakan.
1. Meningococcal conjugate vaccine
Vaksin meningokokus konjugasi adalah jenis vaksin meningokokus yang lebih baru. Tipe vaksin ini dipasarkan secara internasional dengan nama vaksin MenACWY.
Jenis vaksin ini mampu membangun kekebalan terhadap empat serogrup bakteri penyebab penyakit meningokokus, yakni A, C, W, dan Y.
2. Serogroup B meningococcal vaccine
Vaksin ini disebut juga dengan vaksin MenB. Tidak seperti jenis vaksin di atas, vaksin ini hanya disuntikan untuk membentuk antibodi terhadap infeksi bakteri meningokokus serogrup B.
3. Pentavalent meningococcal vaccine
Jenis vaksin meningitis meningokokus ini dapat memberikan perlindungan terhadap lima serogrup bakteri sekaligus, terdiri dari A, B, C, W, dan Y.
Vaksin MenABCWY merupakan pilihan bagi orang yang hendak memperoleh vaksin MenACWY dan Men B pada kunjungan yang sama.
Jadwal pemberian vaksin meningitis

Vaksin meningitis diberikan dalam beberapa tahap sesuai usia dan kebutuhan. Pada bayi dan anak-anak, perlindungan terhadap meningitis dimulai dengan vaksin PCV dan HiB.
Menurut jadwal imunisasi anak rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), vaksin PCV diberikan sejak bayi berusia dua bulan sebagai dosis pertama.
Kemudian, vaksin diberikan lagi pada usia empat bulan sebagai dosis kedua serta pada usia enam bulan sebagai dosis ketiga. Anak juga akan mendapatkan dosis booster pada usia 12–15 bulan.
Vaksin HiB umumnya diberikan bersama dengan imunisasi DPT (difteri, pertusis, dan tetanus). Vaksin ini diberikan pertama kali pada bayi usia dua bulan, lalu dilanjutkan pada usia tiga dan empat bulan.
Setelah beranjak remaja, vaksin MenACWY dianjurkan mulai diberikan pada usia 11–12 tahun sebagai dosis pertama, lalu dilanjutkan dengan dosis booster pada usia 16–18 tahun.
Orang yang berusia 16–18 tahun juga perlu memperoleh vaksin MenB, utamanya untuk orang yang tinggal atau ingin bepergian ke daerah dengan kasus meningitis yang masih tinggi.
Perhatian!
Pastikan untuk selalu mengikuti jadwal imunisasi yang berlaku dan mintalah saran dari dokter Anda. Dengan begitu, vaksin dapat menurunkan risiko penyakit secara signifikan serta memberikan perlindungan optimal bagi anak-anak, remaja, hingga orang dewasa.
Efek samping setelah vaksinasi meningitis
Secara umum vaksin meningitis aman untuk diberikan dan tidak menyebabkan efek samping serius.
Efek samping vaksin meningitis bersifat ringan, di antaranya kemerahan, bengkak, sakit kepala, dan nyeri pada area bekas suntikan. Efek ini akan segera mereda tanpa perawatan khusus.
Efek samping yang serius jarang terjadi. Namun, bila Anda mengalaminya, gejala yang mungkin muncul adalah demam tinggi, lemah dan lesu, dan perubahan perilaku.
Selain itu, reaksi alergi yang parah bisa terjadi dalam hitungan menit atau jam setelah vaksinasi selesai dilakukan.
Beberapa tanda dan gejala reaksi alergi yang perlu Anda waspadai adalah:
- kesulitan bernapas,
- detak jantung cepat atau tidak beraturan,
- jantung berdebar-debar (palpitasi),
- pusing, serta
- mual dan muntah.
Beberapa orang mungkin akan mengalami gejala yang tidak disebutkan dalam daftar di atas.
Apabila Anda mengalami tanda dan gejala yang mencurigakan setelah vaksinasi, segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk menerima penanganan yang tepat.
Kesimpulan
- Vaksin meningitis berfungsi untuk melindungi tubuh dari infeksi yang menyerang selaput otak dan saraf tulang belakang.
- Kelompok yang direkomendasikan untuk memperoleh suntik meningitis mencakup bayi, anak-anak, remaja, calon jemaah haji dan umrah, serta orang dengan risiko tinggi.
- Terdapat beberapa jenis vaksin meningitis, seperti PCV, HiB, dan vaksin meningokokus (MenACWY, MenB, dan MenABCWY).
- Jadwal pemberian vaksin disesuaikan berdasarkan usia dan kebutuhan. Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan saran yang tepat.