Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Meningitis TB atau meningitis tuberkulosis adalah suatu penyakit di mana bakteri Mycobacterium tuberculosis menyerang selaput meninges yang melapisi otak serta sistem saraf tulang belakang. Infeksi bakteri TB ini menyebabkan peradangan di selaput otak (meningitis).
Infeksi biasanya berawal dari TBC biasa yang bermula di paru-paru. Bakteri kemudian dapat berpindah ke organ tubuh lain melalui aliran darah dan masuk ke selaput meninges dan membentuk abses atau kantung bernanah.
Meningitis tuberkulosis adalah penyakit yang berkembang secara perlahan dan bertahap. Ini artinya, kemungkinan penderita sudah terpapar bakteri sejak lama, tapi gejala-gejala baru akan muncul beberapa bulan atau tahun kemudian.
Sekitar 20% penderita akan mengalami efek jangka panjang, seperti kerusakan otak, epilepsi, lumpuh, dan kehilangan pendengaran. Sekitar 15-30% penderita bahkan berisiko kehilangan nyawa akibat penyakit ini.
Untungnya, dengan penanganan dan obat-obatan yang tepat, penyakit ini dapat diobati.
Saat ini, diperkirakan terdapat 2 juta orang di dunia yang terpapar bakteri TBC, dan 10% di antaranya kemungkinan akan menderita penyakit atau kondisi kesehatan tertentu, termasuk meningitis TB.
Infeksi TB paling banyak ditemukan di negara-negara berkembang, seperti negara di Afrika, Asia Tenggara, Mediterania Timur, Pasifik Barat, Rusia, Tiongkok, dan Amerika Selatan.
Meskipun penyakit ini dapat menyerang orang dewasa, Meningitis Research Foundation menyebutkan angka kejadiannya lebih banyak ditemukan pada anak-anak di bawah 5 tahun, terutama jika kasus TBC marak terjadi di negara-negara berkembang.
Meningitis tuberkulosis dapat diatasi dengan cara mengendalikan faktor-faktor risiko yang ada. Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai penyakit ini, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter.
Tanda-tanda dan gejala meningitis tuberkulosis biasanya akan muncul secara perlahan dan bertahap. Gejala-gejala dapat berkembang menjadi semakin parah setelah beberapa minggu.
Dalam beberapa kasus, penderita meningitis TB mungkin akan menunjukkan gejala meningitis secara umum seperti:
Pada anak-anak, gejala yang muncul mungkin cenderung kurang spesifik dan berlangsung selama lebih dari 6 hari, seperti:
Sementara itu, penderita berusia dewasa akan mengalami gejala-gejala yang tidak jauh berbeda, seperti:
Namun, terkadang penderita meningitis tuberkulosis justru tidak merasakan gejala yang ada pada meningitis biasa, seperti leher kaku, sakit kepala, dan fotofobia. Setiap penderita menunjukkan ciri-ciri yang berbeda satu sama lain.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Apabila memiliki kekhawatiran mengenai suatu gejala, Anda dapat segera memeriksakan diri ke dokter.
Jika Anda telah merasakan gejala awal, ada baiknya Anda segera mengunjungi dokter. Bila penyakit ini terdeteksi di tahap awal, tingkat keberhasilan pengobatan meningitis pun jauh lebih tinggi.
Pada tahapan yang lebih parah, penderita mungkin akan merasakan tanda-tanda dan gejala yang lebih ekstrem. Ketika gejala-gejala berikut sudah muncul, jangan tunda lagi waktu untuk periksa ke dokter:
Tubuh masing-masing penderita menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang bervariasi.
Untuk mendapatkan penanganan yang paling tepat dan sesuai dengan kondisi kesehatan Anda, periksakan apa pun gejala yang Anda alami ke dokter atau pusat layanan kesehatan terdekat.
Penyakit meningitis TB disebabkan oleh infeksi bakteri M. tuberculosis yang masuk ke dalam tubuh melalui kontak udara.
Bakteri penyebab tuberkulosis yang masuk ke dalam paru-paru jika dibiarkan bisa menyebar ke bagian tubuh lain. Sebelum menyerang organ tubuh lain, bakteri tuberkulosis akan menyebar melalui aliran darah.
Dijelaskan pada studi tahun 2015 di British Medical Bulletin, ketika bakteri mencapai selaput dan jaringan-jaringan otak, terbentuk luka tonjolan (abses) yang disebut dengan tuberkel.
Tuberkel ini dapat pecah dan mengakibatkan meningitis tuberkulosis. Pecahnya tuberkel dapat terjadi dalam waktu singkat, beberapa bulan, atau beberapa tahun setelah pertama kali Anda terpapar bakteri.
Kondisi ini dapat menimbulkan adanya tekanan di dalam tulang tengkorak, sehingga kerusakan jaringan otak dan saraf pun berpotensi terjadi.
Meningitis TB adalah penyakit yang dapat terjadi pada hampir setiap orang, terlepas dari berapa usia dan apa kelompok ras penderitanya. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk menderita penyakit ini.
Penting untuk Anda ketahui bahwa memiliki salah satu atau beberapa faktor risiko bukan berarti Anda pasti akan terkena suatu penyakit atau kondisi kesehatan.
Faktor risiko hanyalah kondisi-kondisi yang dapat memperbesar peluang Anda untuk menderita penyakit atau kondisi kesehatan tertentu.
Berikut adalah faktor-faktor risiko yang dapat memicu terjadinya meningitis TB:
Meningitis tuberkulosis yang tidak segera ditangani dapat berakibat fatal pada penderita. Beberapa komplikasi yang terjadi pun berpotensi mengancam nyawa. Komplikasi yang diakibatkan oleh penyakit meningitis TB di antaranya adalah:
Dalam mendiagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh. Selain itu, dokter juga akan menanyakan gejala-gejala yang Anda rasakan, serta riwayat penyakit yang pernah atau sedang Anda derita.
Jika dokter menduga adanya penyakit meningitis tuberkulosis, Anda akan diminta menjalani beberapa tes tambahan, seperti:
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Semakin cepat menerima pengobatan meningitis, semakin besar pula peluang pasien untuk sembuh. Umumnya, mereka dianjurkan untuk menjalani rawat inap di rumah sakit agar dokter dapat memantau perkembangan penyakit secara saksama.
Jenis pengobatan akan bergantung pada kondisi penderita serta tingkat keparahan penyakit meningitis TB. Berikut adalah pilihan pengobatan yang ada:
Penanganan pertama yang biasanya diberikan untuk mengatasi meningitis tuberkulosis adalah antibiotik untuk bakteri tuberkulosis.
Pemberian obat TBC umumnya diberikan pada 2 bulan pertama untuk mencegah terjadinya resistansi antibiotik. Berikut adalah macam-macam antibiotik yang diresepkan dokter untuk mengatasi penyakit ini:
Dalam beberapa kasus, misalnya meningitis yang berpotensi mengakibatkan hidrosefalus, pasien memerlukan prosedur operasi untuk mengatasi penyakit ini.
Operasi bertujuan untuk menyedot penumpukan cairan di otak, sehingga dapat mengurangi tekanan di dalam tulang tengkorak. Dua jenis operasi yang biasa dilakukan untuk mengatasi meningitis TB adalah:
Penyakit meningitis TB pada pasien HIV membutuhkan penanganan khusus. Hal ini penting karena pasien HIV lebih rentan mengalami kondisi immune reconstitution inflammatory syndrome (IRIS), yaitu kondisi kesehatan yang dapat berakibat fatal.
Maka itu, memberikan obat-obatan untuk menangani meningitis juga harus memperhatikan bagaimana interaksi obat tersebut dengan obat-obatan antiretroviral (ART) khusus HIV.
Cara paling efektif untuk mencegah penyakit meningitis tuberkulosis adalah dengan vaksinasi.
Pada beberapa daerah dengan kasus kejadian TBC yang tinggi, terdapat vaksinasi Bacillus Calmette-Guerin (BCG) yang dapat diberikan untuk mencegah penyebaran penyakit.
Vaksinasi ini efektif dalam mengendalikan infeksi TB, terutama pada anak-anak. Selain dengan pemberian vaksinasi, mencegah penyebaran TBC juga dapat dilakukan dengan mengobati orang-orang dengan bakteri TBC di dalam tubuhnya, baik yang bersifat aktif maupun laten.
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar