backup og meta

Campak Bisa Menyerang Orang Dewasa, Apa Ciri-cirinya?

Campak Bisa Menyerang Orang Dewasa, Apa Ciri-cirinya?

Sebagian orang menganggap penyakit campak hanya terjadi pada anak-anak. Padahal, orang dewasa juga bisa terkena dan lebih berisiko mengalami komplikasi yang parah. Yuk, kenali lebih jauh mengenai campak pada orang dewasa melalui pembahasan berikut ini!

Penyebab dan faktor risiko campak saat dewasa

ruam kulit kemerahan

Campak paling sering terjadi pada bayi dan anak-anak. Ini merupakan sejenis penyakit infeksi yang disebabkan virus paramyxovirus yang menular lewat udara dan kontak langsung.

Penularan dapat terjadi saat Anda menghirup percikan air (droplet) di udara yang mengandung virus. Droplet bisa berasal dari orang yang terinfeksi saat batuk, bersin, dan bahkan berbicara.

Selain itu, virus di dalam droplet juga bisa menempel pada permukaan benda dan akan tetap aktif selama beberapa jam.

Orang dewasa bisa tertular campak ketika menyentuh mulut, hidung, atau mata, dengan jari-jari tangan yang menyentuh permukaan benda yang terinfeksi.

Meski cukup jarang, campak saat dewasa bisa terjadi bila orang tersebut tidak mengikuti imunisasi maupun belum pernah terkena campak sebelumnya.

Ciri-ciri penyakit campak pada orang dewasa

Infeksi paramyxovirus penyebab campak terjadi secara bertahap. Ciri-ciri campak pada dewasa umumnya baru muncul sekitar 10–14 hari setelah seseorang terpapar virus.

Beragam tanda dan gejala awal penyakit campak yang mungkin Anda alami, antara lain:

  • demam tinggi hingga 40°C,
  • batuk kering,
  • mata merah dan berair (konjungtivitis),
  • sensitif terhadap cahaya,
  • pilek dan bersin,
  • kelelahan, dan
  • menurunnya nafsu makan.

Selang dua atau tiga hari, bintik-bintik putih keabuan akan timbul pada mulut dan tenggorokan. 

Kondisi ini juga dapat disertai dengan munculnya ruam kulit berwarna merah kecokelatan yang dimulai dari sekitar garis rambut, kemudian menyebar luas ke seluruh tubuh.

Ciri-ciri campak pada orang dewasa dan anak-anak biasanya hampir sama. Namun, penyakit yang terjadi saat dewasa bisa menimbulkan gejala dan komplikasi yang lebih berat.

Komplikasi penyakit campak

pneumonia komplikasi campak pada dewasa

Dikutip dari laman Cleveland Clinic, campak pada dewasa bisa menimbulkan komplikasi serius.

Beberapa kelompok orang yang berisiko mengalaminya yakni orang dewasa berusia 20 tahun atau lebih, orang dengan sistem imun lemah (imunokompromais), dan ibu hamil.

Adapun berikut beberapa komplikasi serius yang bisa disebabkan penyakit campak.

1. Pneumonia

Penyakit campak atau tampek merupakan infeksi virus yang terjadi pada sistem pernapasan. Penyakit ini juga bisa menyebabkan infeksi pada paru-paru atau pneumonia.

Pneumonia bisa menyebabkan peradangan pada kantong udara di dalam paru (alveolus). Komplikasi campak serius ini lebih sering terjadi pada orang dewasa dengan imunokompromais.

2. Ensefalitis

Peradangan otak atau ensefalitis bisa terjadi pada pengidap campak dengan sistem imun yang lemah, misalnya karena leukemia atau HIV/AIDS.

Ensefalitis dapat terjadi tepat setelah seseorang terkena campak atau sampai beberapa bulan setelahnya. Penyakit ini juga bisa menyebabkan komplikasi lain, seperti kebutaan dan kerusakan otak.

3. Masalah kehamilan

Ibu hamil yang belum pernah terkena campak atau belum mendapatkan vaksin campak perlu berhati-hati untuk menghindari penyakit ini selama kehamilan.

Komplikasi campak pada ibu hamil bisa menyebabkan keguguran, kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan bayi lahir mati (stillbirth).

Ringkasan

Campak saat dewasa biasanya terjadi pada orang yang belum pernah terkena infeksi atau belum mendapatkan vaksin. Meski gejalanya hampir mirip, campak pada orang dewasa bisa menyebabkan komplikasi serius, seperti pneumonia, ensefalitis, dan masalah kehamilan.

Pengobatan campak pada orang dewasa

tidur nyaman dengan sakit

Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit campak pada orang dewasa maupun anak-anak. Infeksi virus dan gejala bisa hilang sendiri, lalu pasien akan membaik dalam 10–14 hari.

Meski begitu, beberapa cara berikut ini bisa Anda lakukan untuk meredakan gejala dan mempercepat proses pemulihan saat terkena campak.

  • Mengurangi aktivitas dan beristirahat yang cukup agar sistem imun lebih kuat melawan infeksi virus di dalam tubuh.
  • Membatasi kontak dengan lingkungan sekitar, misalnya dengan izin bekerja serta memisahkan perlengkapan makan atau mandi di rumah.
  • Memperhatikan asupan makanan sehat dan menambahkan suplemen vitamin bila perlu untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
  • Minum banyak air putih untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat demam, diare, atau muntah.
  • Meminum obat pereda nyeri yang dijual bebas, seperti paracetamol, untuk membantu menurunkan demam dan mengurangi rasa sakit.
  • Memakai uap air hangat atau humidifier untuk melembapkan udara. Ini dapat membantu meredakan gejala pilek, hidung tersumbat, dan batuk.
  • Menghindari paparan cahaya yang terang bila mata sakit atau sensitif terhadapnya.

Pencegahan campak pada orang dewasa

Vaksinasi merupkan langkah utama untuk mencegah campak. Jenis vaksin yang digunakan ialah vaksin MMR untuk campak (measles), gondongan (mumps), dan campak jerman (rubella).

Apabila Anda belum pernah atau tidak yakin pernah memperoleh vaksin MMR ketika kecil, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter.

Dikutip dari laman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), bila orang dewasa belum pernah ataupun tidak yakin dengan status vaksinasinya, mereka harus mendapatkan satu dosis vaksin MMR.

Orang dewasa yang berisiko tinggi, seperti sering melakukan perjalanan luar negeri dan tenaga kesehatan, memerlukan dua dosis vaksin yang diberikan dengan jeda 28 hari.

Selain vaksinasi, Anda juga dapat mencegah infeksi dengan menjaga kekebalan tubuh. Caranya dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

Bila Anda atau orang terdekat mengalami gejala mirip penyakit campak, segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Measles. WHO. (2019). Retrieved 3 October 2022, from https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/measles

Measles: Causes, Symptoms, Diagnosis, Treatment & Prevention. Cleveland Clinic. (2021). Retrieved 3 October 2022, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/8584-measles

Measles – Symptoms & causes. Mayo Clinic. (2022). Retrieved 3 October 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/measles/symptoms-causes/syc-20374857

Measles – Diagnosis & treatment. Mayo Clinic. (2022). Retrieved 3 October 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/measles/diagnosis-treatment/drc-20374862

Measles Complication. Centers for Diseases Control and Prevention. (2020). Retrieved 3 October 2022, from https://www.cdc.gov/measles/symptoms/complications.html

Measles, Mumps, and Rubella (MMR) Vaccination. Centers for Diseases Control and Prevention. (2021). Retrieved 3 October 2022, from https://www.cdc.gov/vaccines/vpd/mmr/public/index.html

Versi Terbaru

25/10/2022

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

Terlihat Serupa, Apa Perbedaan Pneumonia yang Disebabkan Bakteri dan Virus?

Jangan Keliru, Ini 5 Beda Penyakit Cacar Air dan Cacar Monyet


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 25/10/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan