backup og meta

Kaki Gajah

Kaki Gajah

Selain demam berdarah dan chikungunya, penyakit infeksi lain yang bisa menular lewat gigitan nyamuk adalah kaki gajah. Kondisi ini bisa menyebabkan pembengkakan dan pembesaran pada kaki pengidapnya sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.

Apa itu kaki gajah?

Kaki gajah atau filariasis adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh cacing filaria.

Cacing dengan bentuk menyerupai benang ini hidup pada sistem limfatik atau kelenjar getah bening manusia. Itu sebabnya, penyakit ini juga disebut lymphatic filariasis.

Di dalam sistem limfatik, cacing ini akan memengaruhi sistem imun (kekebalan tubuh) dan menyebabkan infeksi.

Penyakit ini membuat beberapa bagian tubuh membengkak, terutama pada kaki, lengan, dan alat kelamin bagian luar. Tidak menutup kemungkinan payudara juga akan membengkak.

Filariasis bisa memberikan efek jangka panjang, termasuk membuat pengidapnya mengalami nyeri, pembengkakan pada beberapa bagian tubuh, hingga kehilangan kemampuan seksual.

Seberapa umumkah kondisi ini?

Kaki gajah merupakan penyakit yang umum terjadi di negara tropis dan subtropis. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2018 dari Kementerian Kesehatan RI menemukan bahwa sekitar 0,8% populasi umum di Indonesia didiagnosis mengalami filariasis.

Tanda dan gejala kaki gajah

Filariasis memiliki gejala akut serta kronis. Secara umum, gejala filariasis atau kaki gajah akut ditandai dengan:

  • demam, biasanya dalam 3–4 hari setelah infeksi, 
  • meriang dan tubuh terasa menggigil,
  • sakit kepala,
  • pembengkakan kelenjar getah bening,
  • rasa panas yang menjalar dari pangkal paha ke ujung kaki, dan
  • kelenjar getah bening bengkak dan pecah (abses filarial).

Sementara itu, filariasis atau kaki gajah kronis bisa ditandai dengan pembengkakan permanen dengan ukuran cukup besar pada:

  • lengan,
  • kaki,
  • payudara,
  • skrotum dan penis,
  • vulva, hingga 
  • wajah.

Bagian tubuh yang terdampak akan membengkak, terasa nyeri, dan kehilangan fungsi bertahap akibat infeksi pada sistem limfatik (limfedema).

Kulit juga bisa terpengaruh. Tanda-tandanya yakni kulit kering dan menebal, muncul luka atau bintik-bintik pada kulit, serta ada bagian kulit yang berwarna lebih gelap dari area lainnya. 

Penyakit ini cukup sulit terdeteksi pada tahapan akut. Pasalnya, gejala kaki gajah mirip dengan masalah kesehatan lain, seperti demam, kedinginan, dan sakit kepala.

Maka dari itu, penting bagi Anda untuk menyadari hadirnya gejala yang tidak biasa pada tubuh, terlebih bila gejala tersebut muncul terus-menerus dan bertambah parah. 

Penyebab kaki gajah

penyebab kaki gajah

Kaki gajah disebabkan oleh cacing berukuran mikroskopik yang dapat ditularkan dari satu orang ke orang lainnya melalui gigitan nyamuk.

Penularan kaki gajah terjadi saat nyamuk terinfeksi larva cacing gelang setelah mengisap darah manusia yang sudah terinfeksi sebelumnya.

Selanjutnya, nyamuk tersebut akan menggigit orang lain sehingga larva cacing masuk ke dalam aliran darah. Larva akan berpindah ke sistem limfatik dan mengendap di dalamnya.

Terdapat tiga jenis cacing yang menjadi penyebab penyakit kaki gajah, yaitu:

  • Wuchereria bancrofti,
  • Brugia malayi, dan
  • Brugia timori.

Sekitar 70% kasus kaki gajah atau filariasis di Indonesia disebabkan oleh cacing Brugia malayi

Setelah masuk ke dalam tubuh manusia lewat gigitan nyamuk, jenis cacing ini akan berpindah dan menyerang sistem limfatik.

Ketika sistem limfatik rusak dan tersumbat, berbagai organ tubuh otomatis tidak dapat bekerja maksimal. Padahal, sistem limfatik bertanggung jawab untuk membuang limbah dan racun.

Kerusakan ini membuat cadangan cairan limfatik menumpuk di dalam tubuh dan menimbulkan pembengkakan yang cukup parah.

Faktor risiko kaki gajah

Kaki gajah bisa menyerang semua orang pada segala rentang usia. Namun, beberapa kondisi berikut membuat seseorang lebih rentan terkena penyakit infeksi akibat serangga ini.

  • Sering digigit nyamuk.
  • Tinggal di daerah tropis atau subtropis, seperti Afrika, Asia Tenggara, India, dan Amerika Selatan.
  • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
  • Tinggal di lingkungan dengan sanitasi yang buruk.

Komplikasi kaki gajah

Tanpa perawatan medis yang tepat, parasit ini bisa hidup selama bertahun-tahun dalam sistem limfatik. Akibatnya, tubuh akan mengalami kerusakan secara perlahan.

Penyakit filariasis atau kaki gajah dapat menyebabkan beberapa komplikasi seperti berikut ini.

1. Cacat

Penyakit kaki gajah dapat menyebabkan kecacatan permanen. Saat ada bagian tubuh yang mengalami pembengkakan parah, Anda akan kesulitan untuk beraktivitas seperti biasa.

Komplikasi ini membuat Anda kesulitan untuk melakukan banyak hal, termasuk untuk bergerak.

2. Infeksi sekunder

Infeksi sekunder adalah infeksi lain yang muncul akibat filariasis. Kondisi ini terjadi karena sistem limfatik mengalami kerusakan sehingga kesulitan untuk menangkal infeksi.

Akibatnya, patogen seperti jamur dan bakteri berpotensi menyerang orang yang mengidap penyakit kaki gajah.

3. Kesehatan jiwa terganggu

Pembengkakan yang muncul pada salah satu atau kedua kaki bisa membuat pengidapnya merasa stres dan cemas. Terlebih, kondisi ini membuat mereka tidak bisa seaktif dahulu.

Sebuah studi yang dimuat dalam PLoS Neglected Tropical Diseases (2017) menemukan sekitar 20% pengidap kaki gajah dapat menunjukkan gejala depresi.

Diagnosis kaki gajah

Dokter terlebih dahulu akan menanyakan tentang riwayat medis dan gejala yang Anda rasakan dalam beberapa waktu terakhir.

Kemudian, dokter dapat menyarankan beberapa tes medis yang bertujuan untuk menyingkirkan kemungkinan masalah kesehatan lain yang menimbulkan gejala serupa.

Berikut ini adalah pemeriksaan yang umumnya dilakukan untuk mendiagnosis kaki gajah atau filariasis.

  • Tes darah: pemeriksaan sampel darah di bawah mikroskop untuk mengidentifikasi cacing filaria mikroskopis atau microfilaria.
  • Tes serologi: pemeriksaan sampel darah untuk mencari antibodi yang muncul sebagai respons imun tubuh terhadap infeksi cacing filaria.
  • Rontgen dan USG: tes pencitraan melalui prosedur rontgen atau ultrasonografi (USG) yang bertujuan untuk melihat kondisi tubuh pasien secara keseluruhan.

Pengobatan kaki gajah

waktu yang tepat minum obat cacing

Orang dengan infeksi aktif pada tubuhnya akan diberikan beberapa obat-obatan untuk membunuh parasit cacing di dalam aliran darah.

Dalam kasus yang cukup langka, pembedahan juga mungkin direkomendasikan. Berikut adalah penjelasan mengenai pengobatan penyakit kaki gajah atau filariasis.

1. Obat-obatan

Beberapa obat antiparasit yang biasanya diresepkan untuk membunuh cacing dewasa di dalam aliran darah adalah diethylcarbamazine, ivermectin, dan albendazole.

Penggunaan obat ini juga dapat menghambat proses reproduksi cacing dan menghentikan siklus penularan cacing ke orang lain dari gigitan nyamuk.

Tidak hanya obat antiparasit, dokter juga mungkin akan meresepkan beberapa jenis obat untuk meredakan gejala yang muncul, antara lain:

  • antihistamin untuk meredakan reaksi alergi pada tubuh,
  • analgesik untuk menghilangkan rasa sakit, dan
  • antibiotik untuk mengatasi dan mencegah infeksi bakteri sekunder.

2. Pembedahan

Pembedahan dibutuhkan untuk menghilangkan jaringan limfatik yang rusak. Ini juga dilakukan untuk mengurangi tekanan pada area tertentu, seperti skrotum akibat tumpukan cairan.

Operasi juga dapat dilakukan untuk menghilangkan sisa-sisa cacing dewasa yang masih berkembang di dalam tubuh.

Perlu digarisbawahi bahwa tidak semua pengidap filariasis memerlukan pengobatan. Pasalnya, orang tersebut mungkin tidak lagi membawa cacing meski gejala tetap muncul.

Umumnya, dokter hanya akan meminta mereka untuk melakukan perawatan di rumah, seperti memakai stoking kompresi untuk mengatasi kaki bengkak.

Selalu konsultasikan dengan dokter mengenai perawatan terbaik yang bisa Anda lakukan untuk mengobati penyakit ini.

Pencegahan kaki gajah

Cara terbaik mencegah filariasis adalah menghindari gigitan nyamuk sebisa mungkin. Hal ini bisa dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut.

  • Menggunakan kelambu saat tidur di malam hari.
  • Menggunakan obat nyamuk, seperti krim oles, semprot, atau minyak esensial.
  • Menghindari bepergian ke daerah tempat penyakit filariasis mewabah.
  • Mengenakan celana dan baju lengan panjang selama tidur atau berada di tempat yang dipenuhi oleh nyamuk.
  • Memakai baju berwarna terang karena nyamuk lebih tertarik pada warna-warna gelap.
  • Mengurangi pemakaian parfum atau losion yang terlalu harum karena bisa mengundang datangnya nyamuk.
  • Menaruh tanaman pengusir nyamuk di dalam atau sekitar rumah.
  • Menutup sumber genangan di rumah, seperti bak mandi dan tempat penampungan air.
  • Menyimpan pot bunga atau wadah lain yang tidak digunakan secara terbalik.

Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai penyakit ini, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi terbaik.

Kesimpulan

  • Kaki gajah atau filariasis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan melalui gigitan nyamuk.
  • Penyakit ini menyebabkan pembengkakan parah pada berbagai bagian tubuh, terutama pada kaki, yang bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.
  • Pengobatan berfokus untuk membunuh cacing dalam aliran darah serta mengembalikan fungsi sistem limfatik yang terganggu.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Lymphatic filariasis. (2023). World Health Organization. Retrieved August 30, 2024, from https://www.who.int/en/news-room/fact-sheets/detail/lymphatic-filariasis

About lymphatic filariasis. (2024). Centers for Disease Control and Prevention. Retrieved August 30, 2024, from https://www.cdc.gov/filarial-worms/about/lymphatic-filariasis.html

Filariasis. (n.d.). National Organization for Rare Disorders. Retrieved August 30, 2024, from https://rarediseases.org/rare-diseases/filariasis/

Elephantiasis (Lymphatic filariasis): Causes, symptoms & treatment. (2024). Cleveland Clinic. Retrieved August 30, 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/elephantiasis

Penyakit kaki gajah. (2022). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Retrieved August 30, 2024, from https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/70/penyakit-kaki-gajah

Hasil Utama Riskesdas 2018. (2019). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Retrieved August 30, 2024, from https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Hasil-riskesdas-2018_1274.pdf

Newman, T.E., & Juergens, A.L. (2023). Filariasis. StatPearls Publishing. Retrieved August 30, 2024, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK556012/

Obindo, J., Abdulmalik, J., Nwefoh, E., Agbir, M., Nwoga, C., Armiya’u, A., Davou, F., Maigida, K., Otache, E., Ebiloma, A., Dakwak, S., Umaru, J., Samuel, E., Ogoshi, C., & Eaton, J. (2017). Prevalence of depression and associated clinical and socio-demographic factors in people living with lymphatic filariasis in Plateau State, Nigeria. PLoS neglected tropical diseases, 11(6), e0005567. https://doi.org/10.1371/journal.pntd.0005567

Versi Terbaru

05/09/2024

Ditulis oleh Nanda Saputri

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Mengenal Lebih Dekat Nyamuk Wolbachia dan Manfaatnya

Gatal Akibat Gigitan Serangga, Ini Gejala dan Cara Mengobati


Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Nanda Saputri · Tanggal diperbarui 05/09/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan