backup og meta

Keracunan Makanan Basi, Apa yang Harus Dilakukan?

Keracunan Makanan Basi, Apa yang Harus Dilakukan?

Kita kadang luput memperhatikan tanggal kedaluarsa makanan atau minuman dalam kemasan. Mungkin sebagian dari Anda pernah mengonsumsi makanan kedaluarsa atau makanan yang tidak layak konsumsi. Konsumsi makanan kedaluarsa bisa mennimbulkan gejala keracunan. Lantas, apa yang harus dilakukan bila terlanjur keracunan makanan basi?

Bagaimana makanan basi bisa menyebabkan keracunan?

Pada dasarnya, keracunan makanan dapat terjadi akibat konsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi dengan virus, bakteri, parasit, atau bahan kimia beracun.

Makanan yang sudah basi dapat menjadi tempat berkembangnya jamur, bakteri, dan ragi. Kemunculan berbagai patogen ini akan menimbulkan perubahan pada warna, tekstur, bau, dan rasa.

Ketika Anda mengonsumsi makanan tersebut, patogen yang ada dalam makanan akan terus tumbuh di saluran pencernaan. Hal ini akhirnya menyebabkan infeksi dan menimbulkan berbagai gejala keracunan.

Apa saja gejala keracunan makanan basi?

Gejala keracunan makanan hampir serupa dengan gejala gastroenteritis (flu perut). Beberapa gejalanya termasuk:

  • kram perut,
  • diare berair atau berdarah,
  • mual dan muntah,
  • sakit kepala,
  • demam, serta
  • perut kembung.

Gejala dapat berkisar dari sangat ringan hingga serius. Lama kemunculannya bergantung pada virus atau bakteri yang mengontaminasi dan tingkat kekebalan tubuh seseorang. Namun umumnya, gejala akan terjadi dalam waktu 4-24 jam setelah mengonsumsi makanan.

Sebagai contoh, bakteri Staphylococcus aureus bisa memunculkan gejala dalam waktu 30 menit sampai 8 jam setelah konsumsi makanan. Sedangkan, gejala akibat bakteri Salmonella biasanya muncul dalam 6 jam sampai 6 hari kemudian.

Apa yang harus dilakukan bila terlanjur keracunan makanan basi?

Terkadang, Anda tak sengaja makan makanan basi. Bila gejala keracunan mulai muncul, lakukan langkah-langkah berikut sebagai pertolongan pertama.

1. Minum air putih

Ketika Anda mulai mengalami gejala seperti mual dan muntah, minumlah sedikit air putih guna membantu mencegah dehidrasi. Bila gejala disertai dengan diare, Anda bisa minum larutan rehidrasi oral yang bisa Anda beli di apotek.

Setelah itu, beristirahat sampai gejala mual dan muntah mulai berkurang. Jika rasa ingin muntah kembali lagi, muntahlah dengan kepala tertunduk agar cairan muntah tidak masuk ke pernapasan.

2. Konsumsi makanan ringan

Muntah dan diare yang Anda alami akibat keracunan makanan basi tentu akan menguras isi perut Anda. Tak heran bila setelah itu Anda akan merasa lapar.

Untuk mengisi perut, makanlah makanan yang ringan, cenderung hambar, dan mudah dicerna seperti roti atau pisang. Jangan mengonsumsi alkohol, kafein, atau minuman bersoda yang dapat memperburuk kondisi Anda.

3. Menjaga kebersihan tangan

Guna mencegah penyebaran infeksi dari kontaminasi makanan, pastikan Anda selalu menjaga kondisi tangan agar tetap bersih terutama setelah membersihkan muntahan atau buang air.

4. Pergi ke dokter

Bila gejala semakin memburuk, diikuti dengan diare yang terus berlanjut, segera pergi ke dokter untuk mendapatkan penanganan. Langkah ini juga penting dilakukan bila keracunan terjadi pada orang-orang lanjut usia, bayi, atau anak kecil.

Mencegah keracunan makanan basi

Agar tidak mengalami keracunan, hal utama yang harus Anda lakukan adalah memastikan setiap makanan yang Anda konsumsi masih layak dan segar.

1. Periksa tanggal kedaluwarsa

Perhatikan bila ada tanggal kedaluwarsa yang tertera pada kemasan. Terkadang, Anda akan menemukan tanggal tersebut dengan istilah yang berbeda, yaitu expired date/use by date atau best before.

Bila yang tertera adalah expired date, tanggal merujuk pada batas maksimal makanan bisa dikonsumsi. Expired date biasanya digunakan pada produk kemasan tahan lama, sedangkan used by date digunakan untuk produk berumur singkat seperti ikan dan daging. Begitu sudah melewati tanggal yang tertulis, maka makanan tidak boleh dikonsumsi.

Sedangkan best before merujuk pada kualitas. Setelah lewat tanggal best before, makanan masih bisa dikonsumsi. Hanya saja, kualitas makanannya sudah menurun. Meski demikian, ketahanan tubuh tiap orang berbeda-beda, maka Anda harus tetap berhati-hati saat mengonsumsi makanan tersebut.

2. Perhatikan kebersihan makanan

Aspek kebersihan saat menyiapkan makanan juga sangat penting. Kuman penyebab keracunan makanan yang basi dapat bertahan di banyak tempat. Oleh karena itu, cuci tanganlah dengan sabun dan air sebelum, selama, dan setelah menyiapkan makanan serta sebelum makan.

Cuci peralatan makanan, talenan, dan bersihkan meja dengan air sabun yang panas. Bilas juga buah dan sayuran segar di bawah air mengalir sebelum diolah atau dikonsumsi.

3. Simpan makanan dengan cara yang benar

Perlu Anda ketahui, bakteri dapat mudah mengkontaminasi makanan pada suhu 5°C-60°C. Sebaiknya, simpanlah makanan pada suhu di bawah 5°C.

Anda juga bisa membekukan makanan dalam rak pembeku. Bakteri dan patogen lainnya tidak dapat tumbuh dalam suhu beku, sehingga makanan tidak akan rusak. Ini juga berlaku untuk susu, roti, dan keju.

4. Bersihkan lemari penyimpanan makanan secara berkala

Tata dan bersihkan isi lemari pendingin Anda secara berkala. Terkadang, terlalu banyak menyimpan makanan dapat membuat beberapa makanan yang telah dibeli sebelumnya jadi tidak terlihat. Akibatnya, makanan jadi dibiarkan tak terpakai sampai lewat dari kedaluwarsa.

Simpanlah jenis makanan yang paling mudah rusak di rak paling atas. Bila perlu, catat beberapa makanan yang sudah mendekati kedaluwarsa.

Anda juga bisa memeriksa tampilan dan bau makanan. Bila tampilannya sudah berubah warna, terlihat corak jamur, dan berbau tidak sedap, singkirkan makanan segera dari lemari penyimpanan.

Langkah-langkah ini dapat membantu Anda untuk menyingkirkan makanan yang tak layak konsumsi, sehingga risiko keracunan akibat tak sengaja makan makanan basi bisa dicegah.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

How to Tell Whether Expired Food Is Safe to Eat. (2021). Consumer Reports. Retrieved 17 December 2021, from https://www.consumerreports.org/food-safety/how-to-tell-whether-expired-food-is-safe-to-eat-a1083080425/

Food Poisoning Symptoms. (2021). Centers for Disease Control and Prevention. Retrieved 17 December 2021, from https://www.cdc.gov/foodsafety/symptoms.html

Food Poisoning. (n.d.). Johns Hopkins Medicine. Retrieved 17 December 2021, from https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/food-poisoning

Four Steps to Food Safety. (2021). Centers for Disease Control and Prevention. Retrieved 17 December 2021, from https://www.cdc.gov/foodsafety/keep-food-safe.html

What to Know About Food Poisoning. (2019). Cleveland Clinic. Retrieved 17 December 2021, from https://health.clevelandclinic.org/food-poisoning-how-long-it-lasts-what-to-do-when-youve-eaten-something-bad/

Versi Terbaru

27/12/2021

Ditulis oleh Winona Katyusha

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Cara Menghindari Paparan Bakteri Salmonella dari Makanan

Bisakah Microwave Membunuh Bakteri Dalam Makanan?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 27/12/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan