backup og meta

TBC Tulang

TBC Tulang

Selama ini tuberkulosis atau TBC erat kaitannya dengan paru-paru, padahal penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri ini juga bisa menyerang tulang dan sendi.

Meski berawal dari tulang, penyakit ini juga bisa menyerang anggota tubuh lainnya jika dibiarkan. Untuk mengetahui pengobatan yang sesuai, ketahui terlebih dahulu informasi selengkapnya berikut ini.

Apa itu TBC tulang?

Sebagaimana namanya, TBC tulang atau TB tulang adalah infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang ditemukan pada tulang.

Tuberkulosis tulang tidak selalu disebabkan oleh infeksi dari paru-paru. Artinya, seseorang tetap bisa terkena tuberkulosis tulang meskipun tidak memiliki riwayat TBC paru-paru.

Salah satu jenis TB tulang yang banyak ditemui adalah tuberkulosis tulang belakang. Penyakit ini juga dikenal dengan penyakit Pott atau tuberkulosis spondilitis.

Menurut laman TBC Indonesia, sebanyak 50% kasus tuberkulosis tulang menyerang tulang belakang.

Tulang belakang toraks (punggung) dan lumbal (pinggang) merupakan bagian tulang yang paling sering terkena infeksi.

Selain tulang belakang, persendian seperti pinggul, lutut, kaki, siku, pergelangan tangan, dan bahu juga menjadi bagian yang kerap terinfeksi Mycobacterium tuberculosis.

Seberapa umumkah kondisi ini?

obat herbal nyeri sendi

Berbeda dengan tuberkulosis sebagai infeksi saluran pernapasan yang menjadi 10 besar penyebab kematian tertinggi di dunia, tuberkulosis tulang terbilang cukup langka.

Berdasarkan penelitian dalam European Spine Journal, penyakit ini lebih banyak ditemukan pada pasien 55–60 tahun ke atas, terutama pada pasien pengidap HIV/AIDS.

Tanda dan gejala TBC tulang

Gejala awal TB tulang yaitu persendian yang terasa kaku dan nyeri selama beberapa minggu. Setelah itu, pasien juga dapat mengalami beberapa gejala berikut.

  • Demam.
  • Berkeringat pada malam hari.
  • Nyeri pada pergelangan tangan.
  • Sakit tulang belakang.
  • Bengkak pada jaringan lunak.
  • Bengkak pada tulang atau sendi.

Setiap orang mungkin memiliki gejala TBC yang berbeda, tergantung lokasi tubuh yang terserang bakteri.

Sebagai contoh, tulang belakang yang membungkuk (gibbus) hanya akan dialami oleh pengidap tuberkulosis tulang belakang.

Kapan harus periksa ke dokter?

Anda perlu segera periksa ke dokter jika mengalami gejala TBC tulang seperti berikut.

  • Paraplegia atau lumpuh pada salah satu atau beberapa bagian tubuh.
  • Komplikasi sistem saraf.
  • Kaki atau tangan memendek, biasanya pada anak-anak.
  • Kelainan pada bentuk tulang.

Kondisi tulang setiap orang yang terkena TBC mungkin berbeda-beda. Oleh karena itu, jika Anda mengkhawatirkan gejala tertentu, termasuk yang tidak tertulis di atas, segera hubungi dokter.

Penyebab TBC tulang

Penyebab tuberkulosis tulang adalah infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini dapat menyebar melalui udara, termasuk droplet (percikan cairan) dari bersin dan batuk.

Namun, jika seseorang hanya mengidap tuberkulosis tulang (tidak memiliki TBC paru), penyakit ini tidak bisa ditularkan melalui udara.

Penularan TBC tulang melalui udara hanya bisa terjadi jika pasien juga memiliki riwayat tuberkulosis paru-paru.

Meski begitu, tuberkulosis tulang bisa menular melalui darah atau nanah yang terbawa masuk ke dalam tubuh dari seseorang yang terinfeksi.

Faktor risiko TBC tulang

Meski bisa menyerang siapa saja, beberapa kondisi berikut bisa membuat seseorang berisiko lebih besar mengalami tuberkulosis tulang.

  • Bayi dan anak-anak dengan sistem kekebalan tubuh yang belum sempurna.
  • Tinggal bersama pengidap TBC.
  • Tinggal atau mengunjungi wilayah dengan kasus TBC tinggi.
  • Mengidap penyakit yang menurunkan sistem imun, seperti HIV/AIDS.
  • Memiliki penyakit kronis, seperti diabetes, penyakit ginjal, kanker, atau sedang menjalani kemoterapi.
  • Memiliki penyakit yang mengakibatkan gangguan autoimun, seperti rheumatoid arthritis.

Komplikasi penyakit TBC tulang

Jika tidak mendapatkan pengobatan yang sesuai, pasien TB tulang bisa mengalami berbagai komplikasi seperti berikut.

1. Kelumpuhan

Kelumpuhan pada satu bagian tubuh gejala stroke ringan

Sekitar 10–27% kasus TBC tulang belakang akan disertai dengan paraplegia atau kelumpuhan, terutama pada bagian tulang belakang servikal (penopang kepala) dan toraks.

Kelumpuhan pada pasien tuberkulosis tulang terjadi karena adanya jaringan yang terluka, pembengkakan, hingga penumpukan cairan (edema) pada jaringan lunak di sekitar tulang.

2. Cacat tulang

Kifosis atau pembengkokan tulang belakang merupakan salah satu cacat tulang yang kerap ditemukan pada pasien TB tulang.

Ketika pasien sudah mengalami kifosis, maka dibutuhkan pengobatan tersendiri untuk mengatasinya. Pasalnya, kelainan tulang ini mungkin tetap memburuk meskipun infeksi awalnya sudah diatasi.

3. Komplikasi lainnya

Seperti penyakit infeksi pada umumnya, TB tulang juga bisa memengaruhi kinerja bagian tubuh lainnya jika tidak diatasi.

Komplikasi yang dapat terjadi antara lain meningitis (radang selaput otak), kerusakan hati, serta kerusakan pada hati atau ginjal.

Diagnosis TBC tulang

Diperlukan pemeriksaan yang cukup mendalam untuk mendiagnosis TBC tulang. Pasalnya, gejala penyakit ini menyerupai masalah kesehatan lainnya, sebut saja tumor tulang belakang.

Akan tetapi, sama halnya dengan pemeriksaan TBC pada umumnya, infeksi tuberkulosis pada tulang juga dapat dideteksi melalui tes kulit atau tes darah.

Tes kulit akan dilakukan dengan cara menyuntikkan zat tuberkulin pada kulit Anda.

Jika dalam 48–72 jam setelah suntikan terlihat benjolan atau penebalan kulit, Anda mungkin sudah terpapar bakteri M. tuberculosis.

Meski begitu, tes ini tidak bisa mendeteksi apakah infeksi bakteri tersebut sudah menyebabkan TBC aktif atau non-aktif.

Sementara itu, tes darah dilakukan untuk mengetahui reaksi kekebalan tubuh terhadap bakteri TBC. Sama seperti tes kulit, tes darah juga tidak bisa memeriksa apakah bakteri tersebut aktif menyerang.

Untuk melihat sejauh mana infeksi bakteri menyerang tubuh Anda, dokter akan melakukan rontgen, CT scan, dan MRI.

Jika dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut, dokter mungkin melakukan pembedahan untuk mengambil jaringan yang terinfeksi.

Pengobatan TBC tulang

kanker tulang belakang

Tujuan utama pengobatan TBC adalah menghilangkan infeksi bakteri M. tuberculosis serta memperbaiki kerusakan yang sudah ditimbulkan.

Berikut merupakan beberapa jenis pengobatan yang dapat dilakukan.

1. Pemberian obat

Pengobatan tuberkulosis tulang biasanya berlangsung selama 6–18 bulan, tergantung kondisi kesehatan pasien.

Berikut adalah beberapa jenis obat TBC yang kerap diresepkan.

Obat-obatan di atas termasuk ke dalam golongan antibiotik. Maka, Anda tidak bisa tiba-tiba menghentikan penggunaannya meski gejala atau kondisi tubuh Anda sepintas sudah membaik.

2. Operasi

Dalam beberapa kasus, pasien TBC tulang akan disarankan untuk melakukan operasi laminektomi. Operasi ini dilakukan dengan cara mengangkat beberapa bagian tulang belakang.

Namun, operasi biasanya hanya dilakukan pada pasien dengan kondisi yang cukup parah atau memiliki risiko komplikasi tinggi, contohnya ketika bentuk tulang belakang sudah berubah hingga menyebabkan nyeri.

3. Penggunaan alat bantu

Pada pasien penyakit Pott, dokter biasanya akan menyarankan penggunaan spinal brace atau penyangga tulang belakang supaya pergerakan tubuh bisa dibatasi.

Spinal brace umumnya digunakan selama 2–3 bulan pertama setelah infeksi terdeteksi. Dokter akan terus memantau kondisi Anda selama menggunakan alat ini.

Pencegahan TBC tulang

perkembangan janin 1 minggu kehamilan

Meski setiap orang memiliki risiko terserang infeksi bakteri M. tuberculosis, berikut adalah beberapa upaya yang bisa Anda lakukan untuk mencegah TBC tulang.

  • Menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
  • Mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
  • Mengikuti vaksinasi BCG (Bacillus Calmette-Guerin) untuk mencegah infeksi bakteri TB.

Selain itu, pasien TBC paru juga tidak boleh melewatkan jadwal pengobatan dengan dokter. Pasalnya, risiko penyebaran infeksi ke tulang dapat meningkat jika pasien tidak berobat secara rutin.

Semua tentang tuberkulosis tulang

  • Disebabkan oleh infeksi bakteri M. tuberculosis dan dapat terjadi tanpa adanya TBC paru.
  • Pada kasus yang cukup parah dapat menyebabkan paraplegia hingga kelainan bentuk tulang.
  • Dapat diatasi dengan pemberian obat-obatan, operasi, dan penggunaan spinal brace.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Pigrau-Serrallach, C., & Rodríguez-Pardo, D. (2013). Bone and joint tuberculosis. European spine journal : official publication of the European Spine Society, the European Spinal Deformity Society, and the European Section of the Cervical Spine Research Society, 22 Suppl 4(Suppl 4), 556–566. Retrieved 03 March 2023 from https://doi.org/10.1007/s00586-012-2331-y.

Garg, R., & Somvanshi, D. (2011). Spinal tuberculosis: A review. The Journal Of Spinal Cord Medicine, 34(5), 440-454. Retrieved 03 March 2023 from doi: 10.1179/2045772311y.0000000023.

Jain, A. (2010). Tuberculosis of the spine. The Journal Of Bone And Joint Surgery. British Volume, 92-B(7), 905-913. Retrieved 03 March 2023 from doi: 10.1302/0301-620x.92b7.24668.

Diagnosing and treating tuberculosis. (2020, April 8). Retrieved 03 March 2023 from https://www.lung.org/lung-health-diseases/lung-disease-lookup/tuberculosis/treating-and-managing.

Website, A. K. (2021, November 11). Tahukah kamu APA penyebab “TBC Tulang”? TBC Indonesia. Retrieved 03 March 2023 from https://tbindonesia.or.id/tahukah-kamu-apa-penyebab-tbc-tulang/.

Bone tuberculosis. (2020, February 20). Narayana Health Care. Retrieved 03 March 2023 from https://www.narayanahealth.org/blog/bone-tuberculosis/.

Versi Terbaru

20/03/2023

Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Ilham Fariq Maulana


Artikel Terkait

Tuberkulosis Ginjal, Bagaimana TBC Bisa Menyerang Ginjal?

Apakah Tulang Hidung Bisa Berubah? Ini Faktanya!


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 20/03/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan