Herpes simpleks (HSV-1) adalah virus penyebab infeksi herpes pada mulut yang biasa ditularkan lewat seks oral tanpa kondom. Itu sebabnya kenapa herpes lebih dikenal sebagai penyakit menular seksual. Namun tahukah Anda bahwa virus herpes simpleks juga bisa menyerang mata?
Dalam dunia medis, infeksi herpes pada mata disebut dengan herpes okular atau herpes simpleks keratitis. Herpes mata dapat menjadi penyebab kebutaan permanen akibat kerusakan kornea dan sumber kebutaan menular yang paling umum. Berikut info lengkap seputar herpes simpleks keratitis yang perlu Anda ketahui.
Penyebab herpes mata
Herpes mata disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1) yang menyerang kelopak mata, kornea, retina, dan konjungtiva (lapisan tipis yang melindungi bagian putih mata).
HSV-1 merupakan penyebab utama herpes oral. Virus herpes yang menyerang mata ini menyebabkan peradangan mata (keratitis).
Menurut American Academy of Ophtalmology, bagian mata yang umumnya terdampak adalah keratitis epitel sehingga dikenal juga dengan herpes keratitis epitel.
Virus herpes ini aktif menginfeksi di lapisan epitel kornea yang paling tipis.
Selain itu, virus herpes simpleks dapat memengaruhi lapisan kornea yang lebih dalam atau yang dikenal sebagai stroma. Jenis herpes ini disebut dengan keratitis stromal.
Herpes mata jenis ini lebih serius daripada keratitis epitel karena dapat merusak kornea mata yang cukup parah bahkan menyebabkan kebutaan.
Setelah terinfeksi HSV-1, pengobatan herpes yang dilakukan tidak bisa membasmi seluruh virus di dalam tubuh.
Virus akan tidur sementara, tetapi bisa kembali aktif menginfeksi sewaktu-waktu, terutama ketika daya tahan tubuh Anda sedang lemah.
Risiko ini lebih besar terjadi pada orang dengan defisiensi sistem imun seperti penderita HIV/AIDS, penyakit autoimun atau yang menjalani pengobatan kanker.
Akan tetapi, kondisi kekebalan tubuh yang lemah akibat infeksi ringan seperti pilek atau flu juga bisa memicu virus herpes kembali aktif.
Penularan herpes simpleks keratitis
Herpes mata tidak menular lewat aktivitas seksual berisiko. Penularan virus herpes ini lebih rentan terjadi dari kontak langsung dengan kulit atau air liur yang terinfeksi HSV-1.
Misalnya, Anda bersalaman atau berciuman dengan orang yang sedang terinfeksi herpes mata atau herpes oral.
Jika orang tersebut sebelumnya mengucek mata tanpa cuci tangan, ia dapat menularkan virus yang tertinggal di tangannya pada Anda saat berjabat tangan.
Anda dapat mengalami infeksi yang sama atau mungkin infeksi di bagian lainnya lewat sentuhan kulit — terlebih jika Anda setelahnya tidak mencuci tangan.
Apa saja gejala herpes mata?
Infeksi virus HSV-1 pada mata bisa menyebabkan gejala yang ringan hingga berat, tergantung dari area mata yang terdampak.
Pada banyak kasus, herpes keratitis hanya menginfeksi salah satu mata.
Gejala awal yang dialami saat mata terinfeksi virus herpes adalah mata merah. Gangguan ini kemudian bisa disertai gejala herpes mata lainnya seperti:
- mata terasa nyeri, bengkak, gatal, dan iritasi,
- sensitif terhadap cahaya,
- mengeluarkan air mata atau kotoran mata terus-menerus,
- tidak bisa membuka mata,
- penglihatan kabur, dan
- kelopak mata yang meradang (blefaritis).
Segera periksakan diri Anda ke dokter spesialis mata jika merasakan gejala-gejala tersebut.
Pengobatan medis yang tepat dapat menghindari Anda dari komplikasi herpes yang serius.
Diagnosis herpes simpleks keratitis
Diagnosis infeksi herpes simplex keratitis umumnya dilakukan dokter spesialis mata. Pada tahap awal, dokter akan menanyakan gejala serta riwayat kesehatan Anda.
Pemeriksaan fisik berupa kondisi penglihatan dan struktur mata juga akan dilakukan.
Pengecekan struktur mata akan membantu dokter untuk mengetahui luasnya infeksi kornea dan pengaruhnya terhadap bagian lain dari bola mata.
Jika diperlukan, dokter juga akan mengambil sampel cairan yang keluar dari mata untuk diperiksa di laboratorium.
Pemeriksaan ini digunakan untuk mengetahui penyebab di balik herpes mata yang terjadi.
Tes darah juga mungkin dianjurkan pada pasien yang diduga mengalami herpes mata karena menderita penyakit lainnya.
Pengobatan untuk infeksi herpes pada mata
Pengobatan herpes keratitis bergantung dari tingkat keparahan gejala penyakitnya. Untuk gejala yang ringan, salep mata bisa digunakan untuk mengatasinya.
Pengobatan lainnya bisa meliputi penggunaan obat antivirus dan kortikosteroid.
Di samping itu, dokter spesialis mata mungkin perlu membersihkan bagian mata yang terdampak.
Apabila diketahui infeksinya cukup parah, dokter akan mengangkat sel-sel sebagian besar terinfeksi virus.
Apapun pengobatan yang dilakukan virus herpes yang menyerang mata tetap tidak bisa hilang dari tubuh.
Namun, pengobatan bisa efektif mengatasi gejala dan mempercepat kesembuhan.
Berikut adalah berbagai obat untuk mengatasi herpes mata.
Salep mata
Dokter biasanya akan memberikan salep seperti atropine 1% atau scopolamine 0.25%. Obat ini dioleskan pada bagian kulit mata yang bengkak atau melepuh.
Penggunaannya biasanya dianjurkan untuk dipakai 3 kali sehari.
Obat tetes mata juga mungkin akan diberikan untuk membantu mengurangi rasa gatal dan mata merah. Pastikan Anda hanya menggunakan obat tetes mata yang diresepkan dokter.
Memakai obat tetes mata OTC (tanpa resep) yang mengandung steroid bisa berisiko memperparah gejala.
Antivirus
Pada umumnya, pengobatan melibatkan obat antivirus, baik yang dioleskan dalam bentuk krim atau salep mata (ganciclovir atau trifluridine).
Ada juga obat-obatan lain dalam bentuk tablet atau diberikan lewat suntikan seperti antivirus acyclovir atau valacyclovir.
Pada beberapa kasus herpes keratitis yang sudah berlanjut komplikasi, dokter dapat meresepkan kortikosteroid sebagai obat tambahan.
Selama menjalani pengobatan pastikan Anda menjaga kebersihan mata dengan baik. Hindari menyentuh mata terlalu sering, apalagi sampai menggaruk meskipun terasa gatal.
Selain itu, jangan dulu menggunakan lensa kontak selama mengalami gejala.
Apabila setelah sembuh gejala herpes keratitis kambuh lagi, segeralah berkonsultasi kembali dengan dokter.