Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Keratitis adalah kondisi ketika bagian kornea Anda mengalami peradangan atau infeksi. Penyebabnya bisa karena infeksi virus, bakteri, jamur, atau bisa juga karena cedera pada mata.
Keratitis adalah jenis infeksi mata yang paling sering dialami oleh orang yang menggunakan lensa kontak. Kondisi ini menyebabkan mata terasa perih, kemerahan, dan cenderung sensitif terhadap cahaya.
Jika Anda mengalami mata merah atau gejala lainnya, segera hubungi dokter. Kasus yang ringan hingga sedang biasanya dapat diobati secara efektif tanpa ada masalah penglihatan permanen.
Sebaliknya, jika tidak diobati, atau jika infeksinya parah, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi serius yang dapat menyebabkan Anda kehilangan penglihatan secara permanen.
Orang yang mengalami keratitis biasanya akan mengalami mata merah, berair, perih, dan sensitif terhadap cahaya. Selain itu, dikutip dari Mayo Clinic, berikut adalah gejala dan tanda umum lain keratitis:
Segera kunjungi klinik terdekat jika mengalami gejala-gejala yang disebutkan di atas. Terlebih jika Anda mengalaminya secara mendadak. Jika tidak diobati, keratitis akibat infeksi bakteri dapat berujung kebutaan.
Penyebab keratitis bisa karena infeksi virus, bakteri, jamur, atau bisa juga karena cedera pada mata. Berikut penjelasannya:
Salah satu virus yang dapat menyebabkan keratitis adalah herpes simplex virus (HSV). Dikutip dari American Academy of Ophthalmology, terdapat dua tipe HSV yang dapat menyebabkan Anda terkena keratitis:
HSV tipe I sangat menular dan biasanya ditularkan melalui kontak fisik. Hampir 90% kemungkinan pernah terinfeksi virus ini pada masa kanak-kanak.
Jenis bakteri yang menjadi penyebab keratitis adalah Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa. Keratitis bakteri biasanya terjadi karena penggunaan lensa kontak, terutama lensa bekas pakai.
Kondisi ini juga bisa disebabkan oleh cedera mata. Cedera terjadi ketika ada benda yang menggores atau melukai permukaan kornea Anda. Dalam hal ini, keratitis tidak akan menular.
Namun, ketika cedera menyebabkan kuman, termasuk bakteri, masuk ke kornea yang rusak, ini menyebabkan jenis yang menular.
Jamur yang biasanya menginfeksi kornea adalah Fusarium, Aspergillus, atau Candida. Anda dapat terinfeksi jamur akibat cedera mata atau penggunaan lensa kontak.
Selain bakteri, virus, dan jamur, mikroorganisme lain yang dapat menyebabkan keratitis adalah Acanthamoeba. Jenis ini merupakan infeksi langka, tapi serius, yang dapat menyebabkan kehilang penglihatan atau kebutaan.
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda terkena keratitis di antaranya adalah:
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Dokter akan menanyakan gejala apa saja yang Anda alami. Kemudian, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan di bawah ini:
Peradangan kornea yang disebabkan oleh cedera, seperti kebiasaan mengucek mata, mungkin tidak membutuhkan pengobatan khusus. Biasanya, mata merah atau perih yang dirasakan akan hilang sendiri saat mata berangsur-angsur sembuh.
Bila perlu, Anda bahkan hanya membutuhkan obat tetes mata untuk mempercepat penyembuhannya.
Namun, apabila keratitis menyebabkan infeksi yang lebih dalam pada kornea mata, kondisi ini dapat meninggalkan bekas luka yang tak boleh disepelekan.
Jika dibiarkan terus-menerus, luka tersebut bisa merusak penglihatan atau bahkan menyebabkan kebutaan. Untuk mencegahnya, pergilah ke dokter mata terdekat sesegera mungkin untuk mengobati infeksi mata akibat keratitis.
Berikut ini adalah beberapa pilihan pengobatan keratitis:
Cara mengobati infeksi mata akibat keratitis yang tergolong ringan adalah dengan menggunakan air mata buatan. Jenis pengobatan ini bekerja dengan cara meningkatkan jumlah cairan pada mata sekaligus mengurangi penguapan air mata. Dengan begitu, rasa perih dan merah di mata akan berkurang secara perlahan.
Air mata buatan ini bisa berbentuk obat tetes, salep, atau gel. Nah, Anda bisa memilihnya sesuai kebutuhan. Bila rasa nyeri pada mata tergolong ringan, lalu Anda mencari obat yang mudah dan nyaman digunakan, maka obat tetes bisa menjadi pilihan yang tepat.
Pemilihan obat tetes mata juga harus disesuaikan lagi dengan penyebab keratitis yang Anda alami. Bila kondisi disebabkan oleh jamur, Anda membutuhkan obat tetes mata yang sifatnya antijamur.
Untuk mengobati infeksi mata yang tergolong parah, Anda mungkin membutuhkan obat berbentuk salep atau gel. Jenis obat ini sebaiknya digunakan pada malam hari karena teksturnya lebih kental dan dapat bikin pandangan kabur sejenak.
Antibiotik minum digunakan untuk mengobati infeksi mata akibat keratitis bakteri yang tergolong sedang hingga berat. Jenis obat ini berfungsi untuk melawan bakteri dan menghilangkan infeksi pada mata.
Antiviral dapat digunakan untuk mengatasi keratitis ringan. Namun, tidak ada obat yang dapat mengobati virus herpes penyebab keratitis secara tuntas. Sekali tubuh terserang virus, Anda tidak dapat menyingkirkannya.
Transplantasi kornea dapat dilakukan untuk mengobati infeksi mata akibat keratitis acanthamoeba. Acanthamoeba adalah sejenis parasit yang bisa membuat kornea meradang dan cenderung sulit disembuhkan.
Sebagai langkah awal, Anda sebetulnya bisa mengobati infeksi mata ini dengan obat tetes mata yang mengandung antibiotik. Namun sayangnya, beberapa jenis parasit acanthamoeba cenderung kebal terhadap pengobatan.
Ketika tidak dapat diobati atau menyebabkan kornea rusak permanen, dokter akan menganjurkan transplantasi kornea sebagai jalan terakhir.
Kornea yang sudah rusak akan diangkat dan diganti dengan jaringan kornea sehat dari mata pendonor. Secara bertahap, kedua mata Anda akan kembali jernih dan kian jelas untuk melihat.
Salah satu langkah penting untuk mencegah kondisi ini adalah memperhatikan penggunaan dan kebersihan lensa kontak. Lakukan tips di bawah ini sebagai pencegahan:
Sementara itu, untuk keratitis yang disebabkan oleh virus tidak dapat sepenuhnya dihindari. Namun, Anda bisa melakukan tips di bawah ini untuk mengendalikan penularan:
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar