Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang menjadi habitat nyamuk demam berdarah. Akibatnya, banyak timbul pertanyaan tentang DBD di kalangan masyarakat, mulai dari gejala, penyebab, pengobatan, hingga cara mencegah penyakit ini.
Pertanyaan tentang demam berdarah dengue (DBD)
Setiap tahun pada pertengahan musim penghujan, banyak anak-anak maupun orang dewasa yang terkena demam berdarah dengue (DBD).
Menurut data Kementerian Kesehatan RI, jumlah kasus DBD pada 2022 silam mencapai 131.265 kasus. Dari jumlah kasus tersebut, sekitar 40% adalah anak-anak usia 0–14 tahun.
Kasus DBD juga menyebabkan 1.135 kematian dengan 73% di antaranya terjadi pada anak usia 0–14 tahun.
Melihat jumlah kasus yang besar serta dampak yang signifikan, banyak yang masih merasa bingung mengenai langkah pengobatan dan pencegahan demam berdarah.
Nah, untuk meningkatkan kesadaran mengenai penyakit infeksi ini, berikut beberapa pertanyaan paling umum tentang DBD dan jawabannya.
1. Apa itu demam berdarah dengue (DBD)?
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti. Jenis nyamuk lain, seperti Aedes albopictus, juga bisa menularkan penyakit ini.
Terdapat empat serotipe virus dengue yang bisa menyebabkan demam berdarah, yakni DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4.
Keempat serotipe virus ini telah ditemukan di Indonesia. Jadi, tidak salah bila Indonesia masuk ke dalam daftar negara dengan kasus DBD terbanyak di seluruh dunia.
2. Seperti apa ciri-ciri nyamuk Aedes aegypti?
Salah satu pertanyaan paling umum tentang nyamuk DBD adalah seperti apa ciri-cirinya. Untungnya, nyamuk Aedes aegypti penyebab demam berdarah memiliki ciri-ciri fisik yang mudah dikenali.
Spesies nyamuk ini berukuran relatif kecil, kira-kira 4–7 milimeter (mm). Mereka mempunyai garis hitam dan putih yang berselang-seling pada bagian dada, perut, dan kaki.
Dikutip dari European Centre for Disease Prevention and Control, ciri-ciri nyamuk DBD ini mirip dengan Aedes albopictus yang juga sama-sama menularkan virus dengue.
3. Di manakah nyamuk Aedes aegypti berkembang biak?
Nyamuk Aedes aegypti bertelur pada wadah berisi air jernih, misalnya botol bekas, bak mandi, dan segala tempat penampungan air lainnya yang dekat tempat tinggal manusia.
Siklus hidup nyamuk ini berlangsung dalam empat tahap, yakni telur, larva, pupa, dan dewasa. Keseluruhan proses hidup nyamuk terbilang singkat dan berlangsung sekitar 6–8 hari.
Umumnya, nyamuk betina bertelur hingga lima kali dalam siklus hidupnya. Telur akan menetas saat bersentuhan dengan air, lalu tumbuh dan berkembang menjadi nyamuk dewasa.
4. Bagaimana cara penularan penyakit demam berdarah?
Demam berdarah ditularkan melalui gigitan nyamuk betina. Nyamuk akan terinfeksi virus dengue ketika mengisap darah dari orang yang terinfeksi virus sebelumnya.
Setelah sekitar satu minggu, nyamuk dapat menularkan virus saat menggigit orang yang sehat.
Nyamuk Aedes aegypti lebih sering menggigit pada awal pagi dan sore menjelang senja. Selain waktu-waktu tersebut, nyamuk akan bersembunyi di area gelap, seperti di balik tirai dan lemari.
DBD sering terjadi saat pergantian musim dari kemarau ke musim penghujan. Ini karena ada banyak genangan air yang muncul dan cocok menjadi tempat nyamuk berkembang biak.
5. Apakah demam berdarah bisa menular antarmanusia?
Kasus DBD yang sering kali meningkat kerap menimbulkan pertanyaan tentang penyebarannya dari manusia ke manusia.
Seseorang yang terinfeksi dan mengalami demam berdarah masih dapat menularkan virus dengue ke nyamuk lain. Namun, penyakit infeksi ini tidak bisa menular langsung antarmanusia.
Dikutip dari laman Centers for Disease Control and Prevention (CDC), nyamuk Aedes aegypti telah berkembang menjadi serangga penggigit yang lebih suka menggigit lebih dari satu orang selama masa makan.
Mekanisme ini yang menjadikan Aedes aegypti sebagai vektor atau perantara penularan DBD.
6. Apakah ibu hamil dan menyusui bisa menularkan DBD pada anaknya?
Demam berdarah dengue sangat berbahaya bagi ibu hamil. Pasalnya, virus dengue mampu ditularkan kepada janin selama kehamilan atau mendekati waktu kelahiran.
Beberapa komplikasi DBD yang berisiko terjadi pada ibu dan janin, antara lain:
- bayi lahir mati (stillbirth),
- berat badan lahir rendah,
- kelahiran prematur, dan
- keguguran.
Virus dengue juga telah dilaporkan dapat menyebar melalui ASI. Namun, ibu tetap dianjurkan menyusui bayi karena manfaatnya lebih besar daripada risiko penularan virus ini.
Perhatian!
Deteksi DBD pada ibu hamil terkadang sulit dilakukan. Hal ini karena gejala demam berdarah mungkin mirip kondisi lain, seperti pneumonia, emboli paru, dan perdarahan vagina. 7. Apa saja gejala demam berdarah?
Kebanyakan orang, terutama anak-anak dan remaja, tidak memperlihatkan tanda atau gejala selama terserang penyakit demam berdarah yang bersifat ringan.
Gejala mulai terlihat pada 4–10 hari setelah Anda tergigit nyamuk yang terinfeksi demam berdarah. Beberapa gejala yang cukup sering muncul antara lain:
- demam tinggi sekitar 40°C,
- pusing,
- nyeri otot, sendi, dan tulang,
- nyeri belakang mata,
- ruam atau bintik merah pada kulit,
- mual dan muntah, hingga
- perdarahan pada gusi atau hidung.
Tidak semua orang mengalami semua gejala DBD yang disebutkan di atas. Segera periksa dengan dokter bila Anda merasakan gejala-gejala yang dicurigai sebagai demam berdarah.
8. Apakah penyakit demam berdarah bisa parah?
Pertanyaan lainnya tentang DBD yang kerap menimbulkan kekhawatiran adalah tingkat keparahannya, apalagi mengingat penyakit akibat gigitan nyamuk ini bisa berakibat fatal.
Demam berdarah ringan dapat berkembang menjadi demam berdarah berat (severe dengue). Jika sudah terjadi, kondisi ini bisa menyebabkan berbagai komplikasi berbahaya.
Komplikasi demam berdarah dapat merusak organ, seperti paru-paru, hati, dan jantung. Kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan yang parah sehingga menyebabkan syok dan bahkan kematian.
Beberapa kondisi yang menandakan demam berdarah sudah parah antara lain:
- sakit perut yang parah,
- muntah terus-menerus,
- gusi berdarah,
- mimisan,
- pernapasan cepat,
- rasa gelisah, dan
- tubuh terasa sangat lelah.
Jika gejala-gejala tersebut sudah mulai muncul, sebaiknya segera kunjungi rumah sakit terdekat sebelum penyakit infeksi ini mulai berkembang ke arah yang membahayakan.
9. Seperti apa siklus penyakit demam berdarah?
Biasanya, gejala demam berdarah baru muncul 4–7 hari setelah seseorang tergigit nyamuk yang terinfeksi virus dengue. Jangka waktu ini dinamakan sebagai periode inkubasi.
Setelah periode inkubasi, fase demam berdarah terbagi dari tiga yang berlangsung kurang lebih selama 10 hari, yaitu fase demam, kritis, dan pemulihan.
- Fase demam: mulai muncul gejala demam tinggi lebih dari 40°C, pusing, mual, bintik merah pada kulit, hingga nyeri pada otot dan sendi. Fase ini biasanya berlangsung selama 2–7 hari.
- Fase kritis: ditandai dengan turunnya suhu tubuh kurang dari 38°C setelah satu minggu. Meski demam turun, pasien DBD pada fase kritis berisiko mengalami perdarahan parah sehingga membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit.
- Fase pemulihan: dimulai setelah pasien berhasil melewati fase kritis dengan tanda berupa demam. Seiring naiknya suhu tubuh, trombosit juga perlahan ikut naik ke taraf normal. Demam berdarah biasanya sembuh sepenuhnya dalam satu minggu.
10. Jika sudah pernah sakit DBD apakah bisa terinfeksi kembali?
Sistem kekebalan tubuh sudah membangun antibodi setelah terpapar virus. Hal ini bertujuan supaya tubuh lebih kuat melawan infeksi virus tersebut bila terpapar lagi di kemudian hari.
Akan tetapi, berbeda dengan virus dengue yang memiliki empat serotipe, yakni DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4, Anda bisa mengalami DBD berulang dengan tipe virus yang berbeda.
Infeksi virus dengue berulang mungkin menimbulkan gejala yang lebih hebat. Reaksi sistem imun yang bereaksi berlebihan bahkan bisa meningkatkan risiko kematian akibat DBD.
11. Makanan apa yang baik untuk pasien demam berdarah?
Pertanyaan selanjutnya tentang demam berdarah (DBD) adalah makanan seperti apa yang sebaiknya dikonsumsi pasien.
Nah, berikut beberapa contoh makanan untuk pasien DBD yang disarankan untuk membantu proses pemulihan.
- Makanan yang mudah ditelan dan dicerna, seperti bubur dan sup. Pilihlah makanan yang direbus dan lunak serta hindari makanan yang digoreng atau berminyak karena susah dicerna.
- Buah-buahan yang kaya vitamin C, misalnya stroberi, jambu biji, kiwi, pepaya, dan jeruk. Vitamin C membantu tubuh memproduksi limfosit dan memperkuat sistem imun.
- Minum banyak air untuk mencegah dehidrasi akibat banyaknya cairan yang keluar melalui muntah dan demam tinggi.
- Air kelapa baik untuk dikonsumsi karena mengandung banyak elektrolit dan mineral.
- Teh atau rebusan jahe hangat bisa memberi kekuatan pada tubuh dan mengurangi mual yang sering dirasakan pasien demam berdarah.
12. Bagaimana cara mencegah penyakit demam berdarah?
Cara efektif untuk menekan kasus demam berdarah yakni dengan mengurangi tempat hidup nyamuk Aedes aegypti sebagai pembawa virusnya.
Di Indonesia, Kementerian Kesehatan RI memiliki program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang dilakukan setiap seminggu sekali.
Berikut ini tiga kegiatan pokok yang bertujuan untuk mengurangi sarang dan jentik nyamuk.
- Menguras: membersihkan tempat penampungan air, termasuk bak mandi, ember yang berisi air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es, dan tempat lainnya yang terdapat air menggenang di dalamnya.
- Menutup: menutup rapat-rapat semua tempat penampungan air di rumah, termasuk bak mandi, ember yang berisi air, drum air, dan toren air.
- Mendaur ulang: memanfaatkan kembali barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah.
Anda juga dapat mencegah gigitan nyamuk dengan mengenakan pakaian tertutup, memakai losion antinyamuk, dan memasang kelambu pada tempat tidur.