backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Demam Berdarah (DBD) pada Ibu Hamil

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 2 minggu lalu

Demam Berdarah (DBD) pada Ibu Hamil

Mengenali ciri-ciri DBD sedini mungkin memang penting dilakukan, terutama pada ibu hamil. Pasalnya, tak hanya ibu, terkena DBD saat hamil juga bisa membahayakan janin.

Lantas, seperti apa dampak gigitan nyamuk Aedes aegypti pada ibu hamil? Simak uraian berikut untuk mendapatkan jawabannya.

Apa ciri-ciri DBD pada ibu hamil?

Berdasarkan laman Centers Disease for Prevention (CDC) gigitan nyamuk Aedes aegypti, termasuk pada ibu hamil dapat merasakan berbagai gejala seperti berikut.

  • Demam tinggi, lebih dari 38°C. Biasanya berlangsung selama 37 hari.
  • Perubahan suhu tubuh dari demam tinggi menjadi di bawah 35°C (hipotermia) hingga menyebabkan tubuh menggigil.
  • Sakit perut yang cukup parah.
  • Nyeri otot dan sendi.
  • Muntah terus-menerus.
  • Trombosit menurun drastis.
  • Gusi dan hidung berdarah.
  • Gejala syok, seperti gelisah, keringat dingin, serta denyut jantung yang meningkat tapi lemah.
  • Muncul bintik merah di kulit akibat perdarahan di dalam tubuh.
  • Penumpukan cairan di antara dua lapisan pleura (efusi pleura atau paru-paru basah).
  • Penumpukan cairan di perut (asites).

Tidak semua gigitan nyamuk Aedes aegypti menyebabkan demam berdarah dengue (DBD).

Ibu hamil yang tergigit nyamuk Aedes aegypti, tetapi tidak mengalami kebocoran plasma biasanya hanya terkena demam dengue. Kondisi ini umumnya tidak bergejala atau hanya bergejala ringan, tidak seburuk DBD.

Ciri-ciri DBD biasanya mulai dirasakan ibu hamil 410 hari setelah tergigit nyamuk. Jika dibiarkan, ibu hamil bisa mengalami komplikasi DBD hingga kematian pada ibu dan janin.

Apa penyebab DBD pada ibu hamil?

penyakit dbd, gejala dbd pada ibu hamil

Sama seperti penyebab DBD pada umumnya, demam berdarah dengue pada ibu hamil juga disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus yang sudah terinfeksi virus dengue.

Selain gigitan nyamuk, laman World Health Organization menyebutkan bahwa dalam kasus langka, DBD bisa ditularkan melalui transfusi darah atau transplantasi organ dari orang yang sudah terinfeksi.

Ibu hamil akan lebih berisiko merasakan ciri-ciri DBD jika sudah pernah terkena demam dengue.

Semakin sering seseorang merasakan demam dengue, semakin besar pula kemungkinan kondisi tersebut berkembang menjadi DBD.

Selain itu, secara umum ibu hamil memang lebih berisiko terkena DBD. Perubahan sistem kekebalan tubuh selama kehamilan membuat ibu hamil lebih mudah terinfeksi, termasuk virus dengue.

Meski bisa ditemukan di setiap wilayah, demam berdarah diketahui lebih banyak menyerang ibu hamil di daerah tropis, seperti Indonesia.

Apa yang terjadi pada janin saat ibu hamil terkena DBD?

Infeksi virus dengue pada ibu hamil bisa ditularkan ke janin selama kehamilan, bahkan ketika proses melahirkan. Inilah alasan DBD pada ibu hamil dinilai cukup berbahaya.

Jika tidak segera diatasi, DBD saat hamil bisa menimbulkan berbagai komplikasi seperti berikut.

Dengan berbagai risiko tersebut, penting bagi ibu hamil untuk segera ke dokter kandungan jika merasakan ciri-ciri DBD. Terlebih, beberapa ciri-ciri DBD memang menyerupai kondisi lain, seperti  sindrom HELLP, pneumonia, emboli paru, dan perdarahan vagina.

Bagaimana cara mengobati DBD pada ibu hamil?

Sampai saat ini tidak ada pengobatan khusus yang bisa menyembuhkan DBD. Perawatan DBD diberikan untuk meringankan gejala dan mencegah infeksi semakin berkembang.

DBD bisa sembuh dengan sendirinya ketika sistem kekebalan tubuh berhasil melawan infeksi.

Berikut ini adalah perawatan yang bisa diterima ibu hamil ketika merasakan ciri-ciri DBD. Pengobatan ini secara umum tidak berbeda dari pasien yang tidak hamil.

  • Meningkatkan asupan air putih, termasuk melalui cairan infus.
  • Memberikan obat pereda rasa sakit.
  • Terapi elektrolit.
  • Transfusi darah.
  • Memantau tekanan darah secara berkala.
  • Terapi oksigen.
  • Perlu diingat bahwa ibu hamil tidak boleh minum obat sembarangan. Oleh karena itu, pastikan bahwa obat yang Anda minum untuk meringankan DBD sudah disetujui dokter.

    Cara mencegah DBD pada ibu hamil

    Memiliki pengalaman demam berdarah saat hamil tentu bukan kenangan indah ibu hamil. Untungnya, Anda bisa melakukan beberapa tindakan berikut untuk mencegah penyebaran virus dengue dari nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus.

    • Menjaga kebersihan lingkungan dan menutup genangan air di sekitar rumah.
    • Mengenakan pakaian longgar berwarna terang dan menutupi lengan serta kaki untuk mencegah gigitan nyamuk.
    • Menggunakan kelambu di malam hari, gunakan losion pencegah gigitan nyamuk bila perlu. Hindari penggunaan obat nyamuk semprot.
    • Menjaga kondisi kamar tetap sejuk karena nyamuk cenderung suka tempat yang hangat dan panas.
    • Menghindari bepergian ke tempat yang mengalami wabah DBD.

    Menjaga gaya hidup tetap sehat selama kehamilan juga menjadi cara yang tepat untuk mencegah DBD. Pasalnya, tubuh yang sehat memiliki sistem imun yang kuat. Dengan begitu, risiko infeksi akan menurun.

    Selain itu, pastikan untuk melakukan pemeriksaan kandungan secara rutin. Meski tidak merasakan gejala janin bermasalah, pemeriksaan kandungan rutin tetap perlu dilakukan.

    Kesimpulan

    • Ciri-ciri DBD pada ibu hamil sama dengan gejala DBD pada umumnya, seperti demam tinggi di atas 38°C selama beberapa hari, nyeri otot dan sendi, muntah, trombosit terus menurun, dan munculnya bintik kemerahan.
    • Sebagian besar kasus DBD pada ibu hamil disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus yang sudah terinfeksi virus dengue.
    • Jika tidak segera ditangani, DBD pada ibu hamil bisa meningkatkan risiko bayi lahir dalam kondisi meninggal, berat bayi lahir rendah, kelahiran prematur, hingga kematian.
    • Pengobatan DBD dilakukan dengan cara meningkatkan asupan air putih, pemberian obat pereda nyeri, terapi elektrolit, hingga transfusi darah.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 2 minggu lalu

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan