backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Makan Popcorn, Apakah Baik atau Buruk bagi Kesehatan?

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 02/12/2022

Makan Popcorn, Apakah Baik atau Buruk bagi Kesehatan?

Anda penyuka popcorn? Makanan ringan satu ini memang menjadi kesukaan banyak orang, apalagi jika dinikmati sambil menonton film favorit. Akan tetapi, apakah makan popcorn menyehatkan atau justru berdampak buruk bagi tubuh?

Apakah makan popcorn sehat?

Popcorn dapat menjadi camilan yang sehat jika diolah dengan baik.

Indeks glikemik yang rendah serta kandungan gizinya yang tinggi membuat makanan ini bisa menjadi camilan sehat.

Popcorn sebenarnya merupakan makanan kaya serat, vitamin, dan mineral.

Berkat kandungan serat yang tinggi dan kalori yang rendah, camilan ini juga diyakini membantu menurunkan berat badan

Kalori satu porsi popcorn, tanpa bahan tambahan, adalah sebesar 93 kkal. Sementara itu, kandungan seratnya sekitar 3,6 gram.

Selain itu, popcorn juga mengandung vitamin B kompleks, zat besi, magnesium, fosfor, dan kalium.

Makanan ini bisa jadi tidak menyehatkan bila ditambahkan gula, garam, mentega, atau bahan penyedap berlebih.

Tambahan bumbu bisa meningkatkan kalori dan kandungan lemak trans pada popcorn.

Penting Anda ketahui

  • Popcorn mengandung senyawa polifenol dalam jumlah besar.
  • Polifenol merupakan antioksidan yang dapat melindungi sel tubuh dari radikal bebas. 
  • Kandungan polifenol dalam popcorn  berpotensi menurunkan risiko penyakit jantung, gangguan pencernaan, dan kanker.

Cara sehat makan popcorn 

Popcorn bisa Anda jadikan camilan yang sehat untuk diet. Berikut beberapa tips makan popcorn agar lebih menyehatkan.

1. Masak dalam panci panas

Jika biji jagungnya dimasak dalam panci panas, setiap gelas popcorn hanya mengandung 30 kalori dan indeks glikemik yang rendah sebesar 55.

Popcorn yang dimasak sendiri dengan panci panas lebih menyehatkan karena tidak mengandung lemak. Pastikan saja Anda tidak menambahkan banyak bumbu.

2. Gunakan minyak yang sehat

obat bintitan alami

Saat memasak popcorn gunakanlah minyak sehat. Hindari menggunakan margarin atau mentega. 

Minyak kelapa merupakan salah satu minyak menyehatkan yang menambah rasa dan aroma pada popcorn.

3. Perhatikan bahan dan bumbu

Agar memperoleh manfaat makan popcorn, Anda harus memperhatikan bahan yang digunakan.

Pilihlan biji jagung organik yang bebas dari pestisida dan sisa zat beracun lainnya.

Untuk menambah cita rasa, cobalah bubuhkan lada, serbuk coklat murni, atau bubuk kayu manis. Hindari garam dan gula tambahan berlebih.

4. Tambahkan sayur

Cobalah memasak sayuran seperti brokoli, bayam, dan sayuran berdaun hijau gelap lainnya dengan air fryer

Kemudian hancurkan sayuran kering ini dan taburkan ke atas popcorn yang Anda buat sendiri.

Cara ini akan menambah rasa sekaligus membuat camilan popcorn Anda lebih bernutrisi.

5. Perhatikan porsi makan

Meskipun popcorn rendah kalori, Anda tetap harus menjaga porsinya.

Makan berlebihan justru menumpuk kalori yang berakibat pada penambahan berat badan.

Cobalah untuk menakar popcorn ke dalam mangkuk kecil sebelum mengonsumsinya untuk membatasi porsi sekali makan.

Bahaya makan popcorn bagi kesehatan

popcorn menyebabkan kanker

Popcorn bisa menimbulkan bahaya bagi kesehatan, terutama jika Anda memanaskan popcorn dengan kemasannya di dalam microwave

Pasalnya, kebanyakan kemasan popcorn dilapisi oleh zat kimia yang disebut perfluorooctanoic acid (PFOA).

Popcorn dalam kemasan juga mengandung diasetil yang biasanya ada dalam mentega.

Beberapa penelitian pada hewan menunjukkan bahwa diasetil berpotensi merusak saluran pernapasan dan menyebabkan penyakit paru.

Kebanyakan popcorn dalam kemasan yang harus dipanaskan dalam microwave juga mengandung banyak lemak trans

Konsumsi lemak trans diketahui berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan penyakit serius lainnya.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 02/12/2022

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan