backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

4 Posisi Seks Paling Enak untuk Pasangan yang Beda Tinggi Badan

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 13/11/2020

    4 Posisi Seks Paling Enak untuk Pasangan yang Beda Tinggi Badan

    Ada beberapa pasangan yang ketika hendak mencium atau memeluk pasangannya, salah satunya harus berjinjit atau membungkuk agar lebih nyaman. Ini karena kedua orang pasangan punya beda tinggi badan yang cukup jauh, sehingga salah satu pasangan harus menyamakan tinggi badan agar nyaman dan sejajar posisinya.

    Selain itu, saat berhubungan seks pun beda tinggi badan antara suami dan istri juga bisa memengaruhi kenikmatan dan kenyaman seks. Untuk itu, mari simak posisi seks yang paling nikmat buat Anda dan pasangan yang beda tinggi badan.

    Ragam posisi bercinta untuk pasangan yang beda tinggi badan

    1. Cowgirl

    Posisi cowgirl alias posisi wanita di atas jadi favorit banyak orang. Posisi ini memang banyak dipilih oleh pasangan wanita yang ingin memegang kendali atas ritme seks atau seberapa jauh penis masuk ke dalam vagina saat penetrasi.

    Selain itu, posisi bercinta yang satu ini terbilang cocok untuk pria yang lebih tinggi ataupun wanita yang lebih tinggi. Anda dan pasangan yang tingginya berbeda pun jadi tidak perlu terlalu menjamah atau memegangi bagian tubuh pasangan agar nyaman saat bercinta.

    Untuk melakukannya, pria berbaring di ranjang dan pasangan wanita berada tepat di atasnya. Penetrasi pun dilakukan sambil wanita dalam posisi duduk. Tuntun penis masuk ke dalam vagina dengan hati-hati. Usahakan Anda tidak mengentakkan tubuh terlalu kuat saat mencoba posisi ini. Pasalnya, cowgirl disebut-sebut sebagai salah satu posisi seks yang paling berbahaya bagi penis.

    2. Doggy style

    Posisi bercinta untuk pasangan beda tinggi badan selanjutnya bisa dilakukan yaitu doggy style. Pertama, posisikan pasangan wanita dengan gaya merangkak sambil menahan badan dengan kedua tangan dan kedua lutut. Kemudian, pasangan pria perlahan bisa melakukan penetrasi dari belakang.

    Posisi ini nyaman bagi pasangan yang beda tinggi badan karena tak perlu mengkhawatirkan wajah Anda berdua tidak sejajar. Pasalnya, wanita akan membelakangi pria, bukan berhadap-hadapan.

    Selain itu, posisi doggy style juga bagus untuk merangsang klitoris wanita untuk meningkatkan peluang wanita mencapai orgasme.

    3. Spooning

    Untuk menambah kenikmatan bercinta meski tinggi badan pasangan berbeda cukup jauh, Anda bisa mencoba seks sambil spooning. Posisi ini dilakukan dengan cara kedua pasangan tiduran menyamping ke arah yang sama.

    Dekap pasangan wanita erat-erat dan pria bisa penetrasi dari belakang. Agar semakin seru, wanita bisa mengangkat salah satu kakinya untuk memudahkan penetrasi. 

    Sama seperti doggy style, bercinta dengan posisi ini membuat pasangan yang beda tinggi badan lebih rileks karena tidak harus berhadapan langsung dengan pasangan. Sedangkan kalau dilakukan sambil berhadapan, bisa saja wajah wanita malah berhadapan dengan dada atau leher pria, bukan wajahnya.

    Meskipun posisi bercinta ini tidak bisa dilakukan ritme yang cepat, spooning bagus untuk menstimulasi G-spot wanita agar bisa orgasme.

    4. Misionaris di tepi ranjang

    Posisi misionaris tidak harus dilakukan sambil tiduran di kasur. Untuk pasangan yang tinggi badannya berbeda jauh, variasi misionaris ini bisa dilakukan di ujung tempat tidur, dengan posisi pria berdiri di pinggir kasur dan posisi punggung wanita berbaring di kasur dan kakinya menggantung ke bawah kasur.

    Perlahan angkat kedua kaki wanita dan lakukan penetrasi. Wanita juga bisa merapatkan kedua kakinya yang diangkat ke atas agar penetrasi terasa lebih kencang dan menggigit. 

    Dengan posisi ini, tubuh atau dada pria tidak akan langsung menekan wajah wanita yang badannya lebih pendek. Akan tetapi, Anda berdua masih bisa saling bertatapan mesra sambil bercinta.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 13/11/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan