Risiko ini bisa makin meningkat jika Anda memiliki kondisi, seperti tulang rapuh (osteoporosis), kekurangan vitamin D dan kalsium, atau pernah patah tulang sebelumnya. Jika memiliki kondisi tersebut, konsultasikan ke dokter Anda sebelum berlatih angkat beban.
3. Hernia
Turun berok atau dalam istilah medis dikenal sebagai hernia adalah kondisi ketika organ dalam tubuh menonjol melalui dinding otot atau jaringan di sekitarnya. Salah satu risiko angkat beban ternyata juga bisa memicu kondisi ini, lho.
Walaupun begitu, menurut Ajita Prabhu, MD, dokter bedah umum Cleveland Clinic, penyebab hernia bukan sekadar mengangkat beban. Kombinasi faktor lain, seperti kelemahan dinding perut dekat pusar dan selakangan sejak lahir juga bisa meningkatkan risikonya.
Jika Anda merasakan benjolan pada perut setelah latihan angkat beban, segera konsultasi ke dokter. Hernia tidak bisa hilang dengan sendirinya dan perlu penanganan dokter melalui prosedur operasi untuk mencegah komplikasi berbahaya.
4. Pembuluh arteri jantung robek
Dalam kasus parah, risiko angkat beban juga bisa membuat pembuluh darah arteri jantung robek yang dalam ranah medis dikenal sebagai diseksi arteri koroner spontan. Faktor risiko yang bisa memicu kondisi ini salah satunya adalah aktivitas fisik ekstrem dengan intensitas tinggi, termasuk latihan angkat beban secara berlebihan.
Orang sehat tanpa memiliki riwayat penyakit jantung bisa mengalami kondisi ini. Beberapa gejala yang mungkin terjadi, seperti nyeri dada, kesulitan bernapas, peningkatan detak jantung, berkeringat, kelemasan tanpa sebab, dan mual serta merasa pusing.
Pembuluh arteri jantung robek bisa berisiko kematian, sehingga kondisi ini memerlukan penanganan segera melalui akses kegawatdaruratan pada pelayanan kesehatan terdekat.
Benarkah latihan angkat beban bikin tubuh pendek?
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar