backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

6

Tanya Dokter
Simpan
Konten

5 Penyebab Keputihan Berlebihan, Normalkah Jika Setiap Hari?

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari · Tanggal diperbarui 13/09/2023

5 Penyebab Keputihan Berlebihan, Normalkah Jika Setiap Hari?

Hampir semua wanita tentu pernah mengalami keputihan. Namun terkadang, beberapa wanita merasa mengalami keputihan yang berlebihan. Beberapa di antaranya pun mengalami keputihan hingga setiap hari. Kira-kira apa penyebab hal tersebut dan apakah hal ini normal? Berikut jawabannya.

Apakah keputihan setiap hari itu normal?

Jawaban singkatnya adalah normal. Kondisi ini sebenarnya lumrah dan normal terjadi pada wanita. Beberapa orang pun ada yang mengalami keputihan setiap hari, ada pula yang tidak. 

Hal ini terjadi karena adanya perbedaan kondisi kesehatan atau aktivitas tertentu. Lalu bagaimana keputihan yang normal dan tidak normal

Pada dasarnya, normal atau tidaknya keputihan itu bergantung pada warna, tekstur, dan bau dari cairan yang keluar dari vagina. 

Selama cairan yang dikeluarkan berwarna putih susu, bening, atau putih pucat ini adalah hal yang normal, meski terjadi setiap hari.

Sementara untuk tekstur cairan keputihan bisa disebut normal apabila yang keluar sedikit encer dan lengket, serta tidak menimbulkan bau busuk atau tidak sedap. 

Meskipun merupakan hal yang normal pada wanita, jumlah keputihan yang keluar bisa secara berlebihan, atau adanya perubahan pada tekstur dan warnanya.

Bila hal ini terjadi, maka bisa saja menjadi tanda adanya suatu masalah kesehatan yang berkaitan dengan kondisi medis tertentu, sehingga memerlukan pengobatan dari dokter. 

Apa penyebab keputihan berlebihan?

peradangan pada vagina bisa jadi alasan kenapa pada saat hamil berhubungan terasa sakit

Keputihan dapat dikatakan berlebihan atau abnormal ketika cairan yang keluar dari vagina meningkat jumlahnya atau bahkan mengalami perubahan dalam warna, bau, dan tekstur. 

Dirangkum dari Cleveland Clinic, berikut ini adalah beberapa kondisi yang dapat menyebabkan keputihan berlebih. 

1.  Iritasi 

Penggunaan produk, seperti sabun untuk area vagina, dapat menjadi penyebab keputihan berlebihan akibat iritasi.

Ini karena kandungan detergen pada sabun dapat mengganggu keseimbangan pH alami vagina, sehingga meningkatkan risiko terjadinya iritasi dan infeksi. 

Alhasil, tubuh akan mengeluarkan cairan vagina atau keputihan berlebih sebagai respons pertahanan tubuh terhadap bahan kimia yang mengganggu. 

Selain sabun khusus vagina, penggunaan produk wanita seperti pembalut atau pantyliner juga dapat menyebabkan vagina mengalami iritasi. 

2. Infeksi jamur vagina 

Penyebab yang paling umum terjadinya keputihan berlebih adalah infeksi jamur vagina yang disebabkan oleh pertumbuhan jamur Candida albicans yang tidak normal.

Ini dapat mengakibatkan tekstur keputihan menjadi kental dan berwarna putih. Selain itu, infeksi jamur juga dapat menyebabkan vagina terasa gatal dan bengkak. 

3. Infeksi bakteri  

Infeksi bakteri vaginosis terjadi ketika terlalu banyak bakteri pada vagina. Hal ini biasanya terjadi akibat aktivitas seks yang tidak aman, seperti memiliki lebih dari satu pasangan atau tidak menggunakan kondom.  

Bakteri vaginosis dapat membuat penderitanya mengeluarkan keputihan berwarna abu-abu atau putih dengan vagina bau amis dan busuk. 

4. Perubahan hormonal 

Penyebab keputihan berlebihan yang selanjutnya adalah perubahan hormonal, terutama selama siklus menstruasi, kehamilan atau menyusui, dan menopause.

Hal ini terjadi karena keputihan dapat melindungi tubuh dari infeksi. Adapun hal ini merupakan penyebab yang umum dan normal terjadi. 

5. Trikomoniasis 

Trikomoniasis adalah penyakit infeksi menular seksual yang terjadi akibat melakukan hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi.

Penyakit ini disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis yang dapat menyebabkan rasa gatal dan sakit saat buang air kecil. 

Selain itu, trikomoniasis juga membuat wanita mengalami keputihan berlebihan dengan bau yang tidak sedap dan cairan berwarna hijau atau kekuningan. 

Kapan saya harus ke dokter?

Sebaiknya, segera periksakan diri ke dokter bila Anda mengalami gejala, seperti berikut ini.
  • Keputihan berubah warna, tekstur menjadi lebih kental, dan berbau tidak sedap serta menyengat. 
  • Vagina terasa sangat gatal, terbakar, bengkak, atau nyeri. 
  • Anda mengalami nyeri panggul

Berapa lama normalnya keputihan sebelum haid?

vagina gatal

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pada sebagian wanita ada yang mengalami keputihan setiap hari, ada juga yang tidak. 

Biasanya pada kasus tertentu, keputihan hanya akan terjadi pada waktu-waktu tertentu, misalnya menjelang menstruasi datang. 

Normalnya, keputihan sebelum haid ini terjadi akibat meningkatnya hormon estrogen dan progesteron.

Hal ini umumnya terjadi sekitar hari ke-10 s/d ke-14. Pada periode ini, vagina Anda mungkin akan mengeluarkan cairan putih dan lengket, seperti lem. 

Terkadang, keputihan yang terjadi sebelum haid ini juga dapat berwarna kuning atau bahkan flek kecokelatan

Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah beberapa ciri keputihan normal sesuai dengan siklus menstruasi. 

  • Hari ke-1 s/d ke-4,  setelah menstruasi Anda berakhir, tekstur keputihan sedikit lengket dan berwarna putih.
  • Hari ke-4 s/d ke-6, tekstur lebih lengket, agak lembap, dan berwarna putih. 
  • Hari ke-7 s/d ke-9, tekstur keputihan lembut seperti yoghurt. 
  • Hari ke-10 s/d ke-14, cairan vagina memiliki warna yang konsisten, yaitu antara putih dan kuning pucat. 
  • Hari ke-14 s/d ke-28, keputihan sudah mulai berkurang dan tidak terlalu sering terjadi karena mendekati waktu menstruasi. 

Perlu diingat, setiap wanita tentu akan mengalami keputihan karena itu adalah respons alami dari tubuh. 

Meski demikian, bila Anda menemukan tanda-tanda keputihan berlebihan atau tidak normal, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui penyebab dan mendapatkan penanganan yang tepat. 

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari · Tanggal diperbarui 13/09/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan