backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

15

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Penyebab Keputihan Warna Putih Susu dan Cara Mengatasinya

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Adhenda Madarina · Tanggal diperbarui 16/08/2022

Penyebab Keputihan Warna Putih Susu dan Cara Mengatasinya

Pernahkah Anda mengalami keputihan warna putih susu? Jika ya, sebaiknya Anda waspada. Meski umumnya ini merupakan keputihan normal, tapi tidak jarang kondisi ini menjadi gejala dari masalah kesehatan tertentu. Agar lebih jelas, simak ulasan selengkapnya seputar keputihan warna putih susu berikut ini.

Apa penyebab keputihan warna putih susu?

Keputihan pada wanita adalah cara tubuh membersihkan organ seksual dan menjaganya agar tetap sehat serta berfungsi dengan baik.

Namun, keputihan warna putih susu mungkin menunjukkan adanya penyakit, meski sebagian besar kasusnya merupakan kondisi normal.

Apalagi bila keputihan putih susu ini disertai dengan bau, gatal, dan teksturnya yang encer atau kental.

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah sejumlah kondisi pada wanita yang bisa memicu munculnya keputihan warna putih susu, dari yang normal hingga yang perlu diwaspadai.

1. Menstruasi

menstruasi atau haid

Mengutip Health Cleveland Clinic, keputihan biasanya berubah warna dan konsistensi selama rentang siklus menstruasi.

Saat awal menstruasi, keputihan mungkin akan berwarna putih serta menjadi lebih kental dan lengket.

Kondisi tersebut adalah hal yang normal terjadi. Namun, Anda harus mewaspadai bila mengalami kondisi keputihan dengan tekstur dan warna yang belum pernah dialami sebelumnya.

2. Kehamilan

Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists, perubahan hormonal selama kehamilan dapat meningkatkan jumlah keputihan yang dialami wanita.

Saat hamil, biasanya akan keluar cairan putih susu yang encer atau disebut leukorea.

Meski umumnya normal, sebaiknya Anda segera berkonsultasi kepada dokter bila keputihan memiliki bau yang menyengat atau berubah warna hijau, cokelat, atau kuning.

Terlebih lagi, jika Anda merasa gatal pada vagina dan nyeri saat buang air kecil.

3. Berhubungan seksual

Ketika berhubungan seksual, Anda mungkin mendapati adanya cairan putih yang keluar dari vagina. Tenang, hal ini normal terjadi.

Keputihan warna putih susu ini merupakan bagian dari pelumasan alami atau indikasi ejakulasi wanita pada wanita saat berhubungan seksual.

4. Infeksi jamur

Keputihan dengan warna putih susu dan teksturnya yang kental biasanya merupakan tanda adanya infeksi jamur pada vagina.

Kondisi ini disebabkan oleh jamur Candida albicans yang tumbuh di area vagina. Kondisi ini sering disertai dengan gejala lain seperti:

  • rasa gatal,
  • sensasi terbakar pada vagina, dan
  • iritasi di area vagina.

5. Vaginosis bakterialis

Berbeda dari infeksi jamur, vaginosis bakterialis disebabkan oleh pertumbuhan berlebih dari bakteri yang biasanya ada di vagina.

Kondisi ini dapat menyebabkan keluarnya cairan putih susu dari vagina dengan bau yang kuat. Hal ini juga sering kali disertai sensasi rasa terbakar saat buang air kecil.

Bagaimana cara mengatasi keputihan putih susu?

infeksi jamur vagina

Meski sebagian besar kasusnya adalah hal yang normal, Anda sebaiknya berkonsultasi kepada dokter jika kondisi keputihan ini dicurigai sebagai infeksi atau masalah kesehatan reproduksi wanita lainnya.

Ada beberapa cara untuk mengatasi dan menghilangkan keputihan yang tidak normal, di antaranya sebagai berikut.

1. Menggunakan obat antijamur

Keputihan yang disebabkan oleh infeksi dapat diatasi dengan menggunakan obat. Untuk infeksi jamur, Anda dapat menggunakan krim antijamur atau supositoria.

Selain itu, obat antijamur, seperti Fluconazol, juga diyakini mampu mengatasi keputihan akibat infeksi jamur.

Tentu, sebelum memutuskan menggunakan obat antijamur harus berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter. Apalagi bila Anda tengah dalam kondisi hamil.

2. Menjaga kebersihan vagina

Kebersihan vagina sangat membantu dalam mencegah infeksi dan keputihan yang tidak sehat. Pastikan untuk selalu menjaga vagina tetap kering.

Ganti pakaian dalam yang basah sesegera mungkin. Jangan biarkan vagina Anda lembap.

Setelah buang air kecil, pastikan Anda selalu membersihkan vagina dari depan ke belakang untuk mencegah masuknya bakteri.

3. Hindari douching

Jangan melakukan douching, kecuali dokter menyuruh Anda melakukannya.

Produk-produk yang biasanya digunakan untuk douching tidak dapat mencegah atau mengobati infeksi yang menyebabkan keputihan putih susu.

Sebaliknya, douching dapat membunuh bakteri baik dengan mengubah keseimbangan organisme di vagina. Jika bakteri baik hilang, maka keseimbangan pH vagina akan terganggu.

Kondisi ini justru akan memperparah infeksi jamur bahkan bisa memicu iritasi.

4. Hindari memakai pakaian dalam yang ketat

Kenakan celana dalam wanita berbahan katun agar vagina tidak lembap yang dapat menyebabkan iritasi dan memperparah infeksi jamur.

Sebaiknya, ganti pakaian dalam secara rutin ketika area vagina telah basah akibat keputihan.

5. Menerapkan pola hidup sehat

Pastikan Anda menerapkan pola hidup sehat, seperti makan makanan bergizi, olahraga teratur, dan tidur yang cukup.

Selain itu, hindari bergonti-ganti pasangan seksual atau gunakan kondom selama berhubungan seksual untuk membantu mencegah infeksi menular seksual.

Kapan harus ke dokter jika mengalami keputihan putih susu?

cara menggunakan bpjs di kota lain

Jika Anda mengamati gejala yang tidak biasa dan mengamati keputihan warna putih susu disertai tanda-tanda berikut ini, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.

  • Vagina bau menyengat.
  • Mengalami sensasi terbakar atau gatal di dalam dan sekitar vagina.
  • Muncul bercak darah.
  • Merasa nyeri vagina saat buang air kecil atau berhubungan intim.
  • Ruam atau luka bersama dengan ketidaknyamanan vagina.
  • Siklus menstruasi yang terlambat.

Pada kondisi di atas, dokter akan mencari tahu penyebabnya dan memberikan pengobatan yang tepat.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Adhenda Madarina · Tanggal diperbarui 16/08/2022

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan