backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

10 Kebiasaan Ini Ternyata Bisa Merusak Rambut

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 19/01/2023

    10 Kebiasaan Ini Ternyata Bisa Merusak Rambut

    Disadari atau tidak, ada beragam kegiatan harian yang diam-diam membuat rambut rusak. Kalau sudah rusak, tentu tidak bisa dikembalikan seperti semula. Anda hanya bisa mencegahnya dengan mengetahui berbagai kebiasaan yang merusak rambut.

    Kebiasaan yang merusak rambut

    Berikut beberapa kebiasaan yang bisa membuat rambut rusak tanpa disadari.

    1. Tidur dengan rambut yang masih basah

    Saat keramas di malam hari, mungkin Anda sudah terlalu lelah untuk mengeringkannya.

    Jadi, Anda langsung tidur dengan rambut basah. Padahal, ini merupakan kebiasaan yang merusak rambut.

    Rambut basah terlalu lama menyebabkan hygral fatigue, yaitu rambut kehilangan lapisan terluar akibat batang rambut terlalu lembap. Efeknya, rambut pun rapuh.

    Terlebih, tidur saat rambut basah membuat rambut yang rapuh akan bergesekan dengan bantal semalaman. Hal ini mengakibatkan rambut mudah kering, kasar, dan bercabang. 

    2. Tidur dengan hairspray masih menempel di rambut

    membiarkan hairspray merupakan kebiasaan yang merusak rambut

    Hair spray memang bisa membuat rambut terlihat lebih rapi.

    Akan tetapi, membiarkan hairspray semalaman juga merusak rambut. Pasalnya, produk ini bisa mengeringkan batang rambut.

    Selain itu, hairspray bisa menggumpal dan menumpuk di kulit kepala. Lama-kelamaan, sisa hairspray bisa menyumbat pori-pori kulit kepala dan menyebabkan gatal, ketombe, hingga rambut rontok

    Untuk itu, Anda harus segera membersihkannya segera.

    Gunakan kondisioner tanpa bilas. Tunggu hingga rambut sudah lembut dan terasa lemas, lalu keramas menggunakan sampo hingga bersih.

    3. Mengikat rambut saat tidur

    Mengikat rambut saat tidur merupakan kebiasaan yang harus dihentikan, apalagi bila ikatan terasa kencang.

    Saat tidur, mengikat rambut terlalu kencang sama dengan menarik paksa batang dan akar rambut. Di saat yang bersamaan, rambut mengalami gesekan yang kuat dengan bantal. 

    Hal ini bisa mengakibatkan batang rambut bengkok dan patah. Lama-lama, akar rambut akan rusak dan membuat rambut rontok, bahkan hingga menipis.

    4. Pakai ikat rambut terlalu kencang

    Selain mengikat rambut saat tidur, kebiasaan yang juga merusak rambut adalah mengikatnya terlalu kencang.

    Kebiasaan ini memicu alopesia traksi atau kebotakan akibat mengikat rambut.

    Ikat rambut yang kencang yang dilakukan terus-menerus menyebabkan adanya tekanan berlebih di kulit kepala.

    Tekanan ini lama-kelamaan bisa merusak tempat tumbuhnya rambut sehingga rambut rontok berlebih.

    Dalam kasus yang parah, kondisi ini bahkan menyebabkan kebotakan permanen.

    Tanda-tanda alopesia traksi

    Ini gejala yang bisa timbul pada rambut dan kulit kepala.
    • Gatal.
    • Kemerahan.
    • Bersisik.
    • Benjolan kecil seperti infeksi.
    • Rambut rontok dan menipis.
    • Rambut patah.
    • Timbul seperti bekas luka parut.

    6. Menyisir saat rambut masih basah

    Tidak jauh berbeda dengan tidur saat rambut masih basah, menyisir rambut yang basah merupakan kebiasaan yang bisa merusak rambut.

    Saat basah, akar dan batang rambut sedang dalam kondisi yang sangat rapuh. Menyisir justru akan memberikan tekanan dan gesekan berlebih.

    Akibatnya, rambut akan rontok dan lapisan pelindung rambut terkikis.

    Bila rambut lurus, sisir rambut setelah kering. Rambut yang keriting bisa disisir saat lembap. Selalu gunakan jenis sisir bergigi jarang untuk mengurangi kerontokan.

    7. Menggunakan sampo di batang rambut

    Alih-alih menutrisi, menggunakan sampo di batang rambut justru merupakan kebiasaan yang merusak rambut.

    Sampo mengandung senyawa pembersih yang bernama surfaktan. 

    Nah, surfaktan ini bisa menghilangkan minyak alami dan protein pada batang rambut. Hal ini menyebabkan rambut pecah-pecah dan rusak.

    Untuk mencegah kerusakan, tuang sampo di tangan, campur dengan air hingga muncul busa. Lalu, usapkan sampo ke kulit kepala dengan gerakan pijatan. 

    Saat membilas rambut, biarkan sampo turun ke batang rambut dan jangan menggosok batang rambut Anda.

    8. Menggunakan kondisioner di kulit kepala

    Kebalikan sampo, kondisioner hanya digunakan pada batang rambut. 

    Mengoleskan kondisioner di kulit kepala membuat kulit kepala rentan berminyak.

    Selain itu, sisa-sisa kondisioner akan menumpuk bersama kotoran dan minyak di kulit kepala. 

    Akibatnya, rambut akan sangat lepek dan Anda rentan mengalami ketombe berlebih. Jika tidak diatasi segera, ketombe bisa memicu rambut rontok.

    9. Menggosok-gosok rambut basah dengan handuk

    Setelah keramas, Anda biasanya segera menggosokkan rambut dengan handuk agar lebih cepat kering, padahal kebiasaan ini bisa merusak rambut.

    Rambut yang basah lebih rapuh. Menggosok rambut basah dengan handuk memberikan tekanan dan gesekan berlebih.

    Hal ini bisa membuat rambut bercabang, kering, bahkan rontok.

    Setelah keramas, pastikan Anda segera membungkus rambut dengan handuk. Biarkan handuk menyerap sisa air pada rambut.

    10. Tidak menggunakan kondisioner

    Produk perawatan rambut ini bisa melembutkan setiap helai rambut dan gesekan antarhelai pun berkurang sehingga rambut tetap terlindungi.

    Selain itu, kondisioner membuat rambut mudah disisir sehingga bisa tidak mudah kusut. 

    Bila tidak menggunakan kondisioner, gesekan di setiap helai rambut akan semakin kuat sehingga rentan rapuh dan rusak.

    Kebiasaan yang merusak rambut mungkin sering Anda lakukan tanpa disadari.

    Selain memilih produk perawatan rambut yang tepat, selalu perhatikan cara merawat rambut yang tepat.

    Bila keluhan rambut dan kulit kepala tak kunjung berhenti, segera temui dokter spesialis kulit dan kelamin.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 19/01/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan