Seiring dengan pertambahan usia, kulit lansia akan ikut mengalami berbagai perubahan dan menjadi rentan terhadap banyak penyakit. Perubahan pada lansia ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti pola makan dan fungsi metabolisme tubuh.
Supaya upaya Anda dalam merawat lansia lebih mudah, kenali berbagai jenis penyakit kulit yang kerap terjadi beserta penangannya berikut ini.
Ragam jenis penyakit kulit pada lansia
Pada dasarnya, perubahan kulit merupakan bagian dari proses penuaan sehingga wajar untuk terjadi. Kulit keriput dan mengendur merupakan contoh hasil dari penuaan pada kulit.
Lebih dari itu, proses penuaan ternyata juga menyebabkan penurunan aliran darah, penurunan jumlah sel, penurunan sistem imun, dan perubahan metabolisme.
Kondisi itulah yang membuat seorang lansia lebih rentan terkena beberapa penyakit seperti berikut.
1. Kutil tua (seborrheic keratosis)
Seborrheic keratosis adalah kelainan kulit berbentuk benjolan kecil yang menyerupai kutil. Penyakit kulit yang lebih sering terjadi pada lansia ini biasanya muncul pada wajah, dada, punggung, atau bahu.
Sekilas, seborrheic keratosis memang mirip dengan kanker kulit melanoma. Bedanya, benjolan karena kutil tua ini tidak disertai rasa sakit dan gatal.
Sebagai bagian dari penuaan, seborrheic keratosis sebenarnya tidak berbahaya dan tidak membutuhkan pengobatan khusus.
Namun, jika kutil tersebut mengalami iritasi, dokter bisa menyarankan pengangkatan pada sebagian jaringan kulit.
2. Flek hitam (lentigo senilis)
Seorang lansia, khususnya yang memiliki warna kulit cerah dan sering menghabiskan waktu terpapar cahaya sinar matahari, akan lebih rentan mengalami lentigo.
Kondisi ini ditandai dengan kemunculan bercak kehitaman atau kecokelatan pada area tertentu, seperti wajah, tangan, lengan, dan bahu.
Lentigo memang tidak menimbulkan bahaya atau perawatan khusus. Namun, Anda sebaiknya tetap pergi ke dokter untuk memastikan bahwa flek ini bukanlah lentigo maligna, salah satu jenis kanker kulit.
3. Cherry angiomas
Penyakit kulit yang rentan terjadi pada lansia berikutnya adalah cherry angiomas.
Kondisi ini disebabkan oleh pertumbuhan sel pada pembuluh darah. Inilah alasan mengapa benjolan kecil cherry angiomas memiliki warna merah.
Penyakit kulit ini memang lebih sering terjadi setelah memasuki usia di atas 30 tahun. Meski tidak berbahaya, cherry angiomas yang berdarah karena gesekan tetap harus mendapatkan perawatan.
Selain itu, segera periksakan diri Anda ke dokter jika benjolan tersebut menimbulkan rasa gatal.
4. Pemfigoid bulosa
Bullous pemphigoid atau pemfigoid bulosa adalah penyakit kulit langka yang menyerang sistem imun.
Meski kondisi ini bisa dialami oleh siapa saja, Kementerian Kesehatan RI menyebutkan bahwa pemfigoid bulosa lebih banyak dialami oleh orang berusia di atas 60 tahun.
Kondisi ini diawali dengan rasa ruam dan gatal pada kulit. Lama-kelamaan, pada area tersebut akan terbentuk lenting berisi cairan sampai melepuh.
Pemfigoid bulosa yang tidak segera diobati bisa menyebabkan komplikasi serius yang membahayakan nyawa.
Pengobatan untuk pemfigoid bulosa ringan hanya berlangsung selama beberapa minggu. Namun, jika kondisinya sudah kronis, perawatannya bisa memakan waktu tahunan.
5. Eksim
Tidak hanya pada anak-anak, eksim ternyata menjadi salah satu penyakit kulit yang sering terjadi pada lansia.
Gangguan ini bisa ditandai dengan kulit yang terlihat kering, seperti kulit retak dan pecah-pecah, atau justru basah seperti kulit yang melepuh.
Warna eksim yang muncul pada setiap orang pun bisa berbeda-beda, mulai dari merah muda, merah, hingga kecokelatan.
6. Psoriasis
Sekilas, psoriasis memang terlihat sama dengan eksim. Namun, penyakit kulit yang sering terjadi pada lansia ini lebih sering muncul di sekitar kepala.
Psoriasis adalah penyakit kulit yang tidak bisa sembuh total. Meski begitu, ada berbagai perawatan untuk mengendalikannya.
Sistem kekebalan tubuh yang melemah seiring bertambahnya usia merupakan salah satu alasan mengapa kondisi ini sering terjadi pada lansia.
7. Kanker kulit
Jika Anda ingin mengajak orangtua Anda bepergian pada siang hari, jangan lupa untuk memberikannya tabir surya.
Pasalnya, kombinasi antara sistem kekebalan tubuh yang menurun dan paparan sinar matahari membuat seorang lansia lebih rentan terkena kanker kulit.
Kanker kulit lebih mudah diobati jika terdeteksi sejak dini. Jadi, apabila ada bercak-bercak yang mencurigakan pada kulit orangtua Anda yang sudah lansia, sebaiknya bawalah ia ke dokter.
Cara mengatasi berbagai penyakit kulit pada lansia
Pada dasarnya, masing-masing penyakit kulit memiliki metode pengobatan yang berbeda.
Meski begitu, Anda bisa melakukan berbagai kebiasaan berikut untuk mencegah sekaligus mengatasi beberapa masalah kulit sekaligus.
1. Batasi mandi air hangat
Mandi air hangat memang menenangkan, apalagi untuk orang yang sudah berusia lanjut. Namun, tahukah Anda bahwa air hangat bisa menghilangkan minyak alami tubuh?
Minyak alami dibutuhkan agar kulit tetap lembap. Kekurangan minyak alami bisa membuat kulit lebih kering sehingga mudah iritasi.
Meski demikian, bukan berarti orang lanjut usia tidak boleh mandi air hangat sama sekali. Jadi, cukup lakukan sesekali saja, bukan setiap hari.
2. Hindari paparan sinar matahari
Paparan sinar matahari yang berlebih adalah salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kulit pada lansia. Oleh karena itu, jangan biarkan orangtua Anda terlalu lama berada di bawah terik matahari.
Jika Anda ingin mencoba aktivitas di luar rumah bersama lansia, sebisa mungkin jangan melakukannya di atas pukul sepuluh pagi sampai empat sore.
Jangan terkecoh dengan langit mendung, sebab sinar matahari tetap bisa menembus awan. Jika ingin mengajak lansia berenang, sebaiknya pilihlah kolam renang dengan atap.
3. Gunakan produk perawatan kulit
Usia seharusnya tidak menjadi alasan untuk abai terhadap perawatan kulit. Terlebih lagi, usia yang makin bertambah justru mengurangi kemampuan kulit dalam mempertahankan kelembapannya.
Pastikan Anda membeli produk perawatan kulit khusus lansia, mengingat kulit lansia cenderung lebih sensitif terhadap beberapa bahan kimia.
Beberapa produk perawatan kulit yang sebaiknya dimiliki lansia adalah pelembap dan tabir surya. Anda juga perlu berhati-hati jika ingin membeli kosmetik untuk lansia.
4. Gunakan pakaian yang melindungi kulit
Saat memasuki usia senja, ada baiknya para lansia menggunakan pakaian yang dapat melindungi kulitnya dari paparan sinar matahari.
Selain menggunakan tabir surya pada wajah, leher, dan lengan, lansia juga perlu mengenakan pakaian yang tertutup jika ingin beraktivitas di luar rumah.
Pilihlah pakaian yang longgar dan menyerap keringat. Bila perlu, gunakan topi yang bisa menutupi wajah, leher, dan telinga dari sinar matahari.
Sebagian besar perubahan kulit karena usia memang tidak membahayakan. Namun, kondisi ini bisa menimbulkan rasa tidak nyaman dan menurunkan kepercayaan diri.
Dengan begitu, tak ada salahnya untuk lebih memperhatikan kesehatan kulit lansia yang tinggal bersama Anda dan membawanya ke dokter apabila memang dibutuhkan.
Kesimpulan
- Sebagian besar perubahan kulit seiring bertambahnya usia sebenarnya bukanlah hal yang berbahaya karena ini merupakan bagian dari proses penuaan.
- Beberapa penyakit kulit yang sering terjadi pada lansia yakni seborrheic keratosis, lentigo, cherry angiomas, pemfigoid bulosa, eksim, dan kanker.
- Atasi dan cegah perubahan kulit pada lansia dengan cara mengurangi kebiasaan mandi air hangat, menghindari paparan sinar matahari berlebihan, menggunakan produk perawatan kulit, dan memilih pakaian yang melindungi kulit.
[embed-health-tool-bmi]