Esofagus atau kerongkongan adalah organ berbentuk tabung yang berfungsi menghubungkan tenggorokan dan lambung. Penyakit kanker yang menyerang organ ini disebut sebagai kanker esofagus. Simak gejala, penyebab, dan cara mengobatinya dalam ulasan di bawah ini.
Apa itu kanker esofagus?
Kanker esofagus adalah penyakit kanker yang berkembang pada esofagus atau kerongkongan.
Organ yang terletak tepat di belakang saluran pernapasan ini memiliki peran guna menyalurkan makanan dan minuman yang Anda telan dari tenggorokan hingga mencapai lambung.
Sel kanker bisa berkembang pada bagian mana saja sepanjang kerongkongan. Namun, kanker ini umumnya dimulai dari lapisan dalam dinding esofagus.
Lapisan yang menyusun kerongkongan terdiri atas mukosa, epitel, lamina propria, submukosa, muskularis propia, dan adventitia.
Seberapa umum kondisi ini terjadi?
Jenis kanker esofagus
Berdasarkan sel yang terlibat, kanker ini bisa dibedakan dalam beberapa jenis sebagai berikut.
1. Karsinoma sel skuamosa
Tipe kanker ini biasanya terjadi pada sel skuamosa yang berada di lapisan mukosa. Sel kanker paling sering menyerang sel-sel pada kerongkongan bagian atas dan tengah.
2. Adenokarsinoma
Jenis kanker ini bermula pada sel kelenjar yang memproduksi lendir. Adenokarsinoma paling sering terjadi pada bagian bawah kerongkongan.
Pada beberapa kondisi, seperti Barrett’s esophagus, sel kelenjar akan mulai menggantikan sel skuamosa pada bagian bawah kerongkongan sehingga menyebabkan adenokarsinoma.
3. Kanker esofagus lainnya
Jenis kanker kerongkongan lainnya adalah limfoma, melanoma, sarkoma, karsinoma sel kecil, dan koriokarsinoma. Namun, kanker-kanker tersebut sangat jarang terjadi.
Tanda dan gejala kanker esofagus
Gejala kanker esofagus biasanya baru tampak saat sudah memasuki stadium lanjut. Berikut ini adalah beberapa tanda dan gejala kanker kerongkongan yang paling umum.
1. Kesulitan menelan
Ciri-ciri kanker kerongkongan yang paling umum terjadi adalah kesulitan menelan atau disfagia.
Kondisi ini kerap digambarkan seperti sensasi makanan tersangkut pada tenggorokan sehingga membuat seseorang mudah tersedak.
Gejala ini awalnya hanya muncul sesekali. Seiring waktu, kesulitan menelan akan makin memburuk karena tumor mempersempit jalan makanan melalui kerongkongan.
Orang yang mengalami gejala kanker esofagus ini juga akan lebih banyak memproduksi air liur yang kental.
2. Nyeri dada
Penyakit kanker ini bisa menimbulkan rasa sakit atau tidak nyaman pada area tengah dada. Ini kerap disalahartikan sebagai heartburn akibat gangguan pencernaan.
Rasa nyeri umumnya muncul beberapa detik setelah menelan makanan. Rasa menyakitkan ini disebut dengan istilah odynophagia dalam dunia medis.
Nyeri dada terjadi ketika makanan atau minuman yang melalui kerongkongan tidak bisa masuk dengan lancar akibat terhalang oleh tumor.
3. Gejala lainnya
Ada pula gejala kanker kerongkongan lainnya yang mungkin muncul, meliputi:
- sering muntah,
- suara serak,
- penurunan nafsu makan,
- penurunan berat badan karena sulit makan,
- perdarahan kerongkongan yang menyebabkan batuk berdarah dan feses berwarna hitam,
- kekurangan darah atau anemia yang membuat tubuh cepat lelah, serta
- nyeri pada tulang yang menandakan kanker telah menyebar ke area tersebut.
Jika Anda mengalami gejala yang dicurigai sebagai kanker esofagus dan tidak membaik dalam dua minggu, segera periksakan diri Anda dengan dokter.
Penyebab kanker esofagus
Penyebab kanker esofagus tidak diketahui secara pasti. Namun, para ahli menyebutkan bahwa berbagai faktor dapat meningkatkan risiko penyakit berbahaya ini.
Para ahli berpendapat bahwa penyakit kanker ini terkait dengan kerusakan DNA pada sel yang melapisi bagian dalam esofagus.
Hal ini mengarah pada penyebab kanker pada umumnya, yakni mutasi DNA. Adanya kerusakan dan mutasi DNA membuat serangkaian mekanisme di dalam sel menjadi kacau.
Sel akan terus membelah tanpa kendali dan tidak mati seperti seharusnya. Akibatnya, sel akan menumpuk membentuk jaringan abnormal dan menjadi kanker.
Faktor risiko kanker esofagus
Dikutip dari Mayo Clinic, berikut ini adalah beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko Anda untuk terkena kanker kerongkongan.
- Terlalu sering minum minuman yang sangat panas.
- Kebiasan merokok dan minum alkohol secara berlebihan.
- Pola makan yang buruk, seperti tidak cukup makan sayur dan buah.
- Kurang aktivitas yang menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas.
- Memiliki riwayat gastroesophageal reflux disease (GERD).
- Mengidap Barrett’s esophagus atau kondisi prakanker pada sel-sel esofagus.
- Mengalami aklasia, yakni kondisi kesulitan menelan akibat otot di ujung bawah esofagus yang tidak rileks.
- Pernah menjalani terapi radiasi pada area dada atau perut bagian atas.
- Memiliki anggota keluarga dengan riwayat kanker lain, misal kanker paru, kanker mulut, dan kanker tenggorokan.