Kava adalah tanaman yang diketahui memiliki manfaat untuk mengatasi kecemasan. Namun, kava ternyata memiliki efek samping yang berbahaya untuk kesehatan. Anda perlu berhati-hati dalam memanfaatkan tanaman ini sebagai obat herbal.
Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None
Kava adalah tanaman yang diketahui memiliki manfaat untuk mengatasi kecemasan. Namun, kava ternyata memiliki efek samping yang berbahaya untuk kesehatan. Anda perlu berhati-hati dalam memanfaatkan tanaman ini sebagai obat herbal.
Kava kava (juga dikenal sebagai kava) adalah salah satu jenis tanaman yang berasal dari kepulauan Pasifik Selatan.
Tanaman yang memiliki nama latin Piper methysticum ini biasanya diambil akarnya kemudian dikeringkan dan dihancurkan. Setelah dihancurkan, serbuknya bisa dicampur dengan air atau teh untuk diminum.
Tanaman herbal ini mengandung senyawa aktif utama yang disebut kavalakton. Selain itu, terdapat senyawa lainnya, seperti kawain, dihydrokawain, dan methysticum.
Meskipun diketahui ada potensi dalam mengatasi masalah kesehatan tertentu, tanaman herbal ini belum dikategorikan aman untuk dikonsumsi.
Di Indonesia sendiri, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melarang penggunaan kava-kava dalam berbagai bentuk sediaan, baik sebagai obat tradisional maupun suplemen makanan.
Pasalnya, tanaman herbal ini diketahui memiliki efek samping berupa sakit perut, sakit kepala, kehilangan nafsu makan, mual, hingga risiko kerusakan hati.
Sejumlah penelitian menemukan senyawa aktif yang terkandung di dalam tanaman herbal ini berpotensi mengobati kondisi kesehatan berikut.
Salah satu manfaat kava kava yang paling dikenal adalah untuk membantu mengurangi kecemasan atau anxiety.
Studi dalam Journal of Clinical Psychopharmacology melakukan penelitian mengenai efektivitas kava dalam mengurangi gejala kecemasan pada 75 partisipan dengan generalized anxiety disorder (GAD).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman herbal ini dapat mengurangi gejala gangguan cemas.
Kandungan kavalakton di dalam tanaman herbal ini diketahui memiliki efek relaksasi, sehingga mampu mengatasi gejala kecemasan serta meredakan stres.
Kava kava diketahui mampu meningkatkan kualitas tidur dan mencegah insomnia karena efeknya yang menenangkan pikiran.
Mengonsumsi herbal ini akan membuat Anda lebih tenang dan rileks sehingga lebih mudah terlelap, terutama jika gangguan tidur terjadi akibar rasa cemas dan stres.
Meskipun begitu, tanaman herbal ini tidak dapat digunakan untuk membantu mengobati insomnia.
Pasalnya, tanaman ini memiliki berbagai efek samping yang mungkin dapat berbahaya jika dikonsumsi dalam jangka panjang.
Selain membantu meningkatkan kualitas tidur, kava diyakini mampu mencegah pertumbuhan kanker payudara dalam tubuh.
Senyawa aktif flavokawain yang terdapat di dalam tanaman herbal ini dapat membantu mengobati kanker payudara dengan mengurangi ukuran sel kanker di tubuh.
Tidak hanya itu, senyawa aktif tersebut dapat membantu membunuh dan menghambat pertumbuhan sel kanker
Akan tetapi, penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan untuk memastikan efek tanaman herbal ini dalam melawan kanker. Saat ini, uji coba baru dilakukan pada hewan.
Peradangan yang terjadi berlebihan bisa menandakan kondisi penyakit yang serius, seperti penyakit jantung, radang sendi atau obesitas.
Tumbuhan kava juga diketahui memiliki sifat anti-inflamasi yang mampu meredakan peradangan dalam tubuh.
Kandungan senyawa kawain yang terdapat didalam tanaman herbal ini dapat membantu untuk memulihkan jaringan tubuh yang meradang dan mempercepat laju penyembuhan.
Meskipun begitu, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai hal ini.
Penyakit Alzheimer dan Parkinson dapat disebabkan oleh paparan radikal bebas. Pasalnya, jumlah radikal bebas yang berlebih di tubuh dapat menimbulkan kerusakan sel. Kondisi ini disebut juga dengan stres oksidatif.
Stres oksidatif berisiko mengalami kerusakan pada sel-sel otak yang mengontrol gerakan tubuh, menyimpan memori, dan berpikir.
Jika hal ini terus berlanjut, seseorang dapat berisiko mengalami penyakit Alzheimer dan Parkinson. Kava diketahui dapat meningkatkan fungsi antioksidan untuk membantu menangkal stres oksidatif yang menyebabkan kerusakan sel otak.
Namun, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan efektivitas tanaman herbal ini sebagai obat herbal parkinson dan alzheimer.
Studi dalam Journal of Advanced Research melakukan penelitian pada tikus untuk mengetahui efektivitas kava yang dikombinasikan dengan obat antikejang, yakni diazepam untuk mengobati penyakit epilepsi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kava dapat mengobati epilepsi dengan cara mengurangi aktivitas motorik dan meningkatkan efek antikonvulsan atau antikejang pada obat diazepam.
Namun, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk melihat potensi tanaman herbal ini untuk mengobati epilepsi pada manusia.
Walaupun kava memiliki manfaat untuk kesehatan, tanaman herbal ini dapat menimbulkan efek samping bagi tubuh.
Beberapa negara, termasuk Indonesia juga melarang penggunaan produk obat herbal, minuman, dan suplemen makanan yang mengandung kava untuk menghindari efek samping yang ditimbulkan dari tanaman herbal ini.
Adapun gejala efek sampingnya dapat berupa, sakit perut, mual, muntah, reaksi alergi, pusing, atau tremor.
Konsumsi jangka panjang juga dapat menyebabkan efek samping , seperti kerontokan rambut, gangguan pendengaran, nafsu makan berkurang, kulit bersisik, dan kering.
Selain itu, terdapat beberapa efek samping lainnya dari penggunaan obat herbal ini, di antaranya sebagai berikut.
Mengutip National Capital Poison Center, ada beberapa hal yang membuat kava dapat menyebabkan kerusakan hati, yakni karena interaksi dengan obat-obatan maupun karena konsumsi alkohol.
Saat dikonsumsi bersamaan dengan obat tertentu, kava diketahui dapat mengganggu enzim hati yang mencerna obat, sehingga menyebabkan kerusakan pada hati.
Potensi kerusakan hati ini juga dapat terjadi apabila kava dikonsumsi bersama dengan alkohol.
Anda juga perlu memperhatikan penggunaan tanaman herbal kava bersamaan dengan obat-obatan.
Tanaman herbal ini dapat berinteraksi dengan obat-obatan anticemas dan obat gangguan tidur dan kejang, antara lain:
Selain itu, hindari juga menggunakan obat herbal ini bersamaan dengan diuretik, yaitu obat yang membantu membuang kelebihan cairan pada tubuh.
Hal ini karena kava dapat membuat efek obat ini lebih kuat, sehingga meningkatkan risiko dehidrasi.
Sebaiknya, hindari juga mengonsumsi kava bersamaan dengan levodopa (obat untuk penyakit parkinson) Pasalnya, kava mungkin dapat mengurangi efektivitas levodopa.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar