Kesehatan gigi dan mulut yang kurang terjaga dapat memicu berbagai masalah, salah satunya gingivostomatitis. Untuk mengenal lebih jauh mengenai penyakit ini, mulai dari gejala hingga pengobatannya, simak pembahasan selengkapnya di bawah ini.
Apa itu gingivostomatitis?
Gingivostomatitis adalah penyakit infeksi yang terjadi pada mulut dan gigi. Biasanya, kondisi ini terjadi akibat infeksi virus atau bakteri.
Infeksi pada mulut ini dapat menyebabkan munculnya luka, lenting, serta sariawan pada mulut.
Luka dan sariawan ini bisa terbentuk di atas dan bawah lidah serta pada lapisan selaput lendir (mukosa) mulut, seperti bagian dalam pipi, bibir, dan gusi.
Salah satu penyebab umum dari gingivostomatitis yakni kesehatan gigi dan mulut yang kurang terjaga, seperti jarang menyikat gigi.
Gingivostomatitis juga disebut gingivostomatitis herpetika akut dan primer. Kondisi ini banyak ditemukan pada anak-anak dengan infeksi virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1).
Tanda dan gejala gingivostomatitis
Gejala gingivostomatitis bervariasi, mulai dari ringan hingga cukup serius. Beberapa tanda dan gejala umum dari masalah kesehatan gigi dan mulut ini antara lain:
- sakit pada area mulut dan gusi,
- gusi membengkak dan tampak kemerahan,
- luka atau lenting pada gusi, bibir, lidah, bagian dalam pipi, dan langit-langit mulut,
- demam,
- produksi air liur meningkat,
- bau mulut, dan
- nafsu makan menurun.
Beberapa kasus gingivostomatitis bersifat subklinis, artinya penyakit tidak parah dan sulit untuk didiagnosis.
Pada sebagian kasus, beberapa orang mungkin akan mengalami demam dan lemas sebelum sariawan muncul.
Penyebab gingivostomatitis
Kesehatan gigi dan mulut yang tidak terjaga bisa meningkatkan risiko penyakit infeksi. Kondisi inilah yang kemudian bisa menyebabkan gingivostomatitis.
Berikut ini adalah sejumlah virus dan bakteri yang biasanya menyebabkan infeksi mulut dan gigi.
- Virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1). Penyebab paling umum dari gingivostomatitis yang juga bisa menyebabkan herpes oral (cold sore).
- Coxsackievirus. Kelompok virus yang mudah menyebar dari tangan yang tidak dicuci atau permukaan benda yang terkontaminasi feses. Virus ini juga bisa menyebabkan flu singapura atau hand, foot, and mouth disease (HFMD).
- Streptococcus. Jenis bakteri yang menyebabkan radang tenggorokan (strep throat) ini juga bisa memicu gingivostomatitis.
- Actinomyces. Bakteri yang secara alami ada pada rongga mulut, tapi bisa menginfeksi bila masuk ke dalam jaringan mulut, seperti akibat trauma atau setelah operasi mulut.
Tahukah Anda?
Komplikasi gingivostomatitis
Gingivostomatitis yang tidak segera diobati bisa menyebabkan beberapa komplikasi seperti di bawah ini.
1. Infeksi HSV-1 berat
Selain memengaruhi rongga mulut dan gigi, virus HSV-1 berpotensi menyebar ke bagian mata. Kondisi ini disebut dengan herpes simpleks keratitis (HSK).
Tidak hanya menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman, HSK juga berisiko memicu kerusakan mata permanen dan bahkan kebutaan.
Komplikasi gingivostomatitis ini lebih berisiko terjadi pada bayi dan orang-orang dengan sistem imun tubuh yang buruk.
2. Dehidrasi dan nafsu makan menurun
Studi dalam Journal of Dental Health, Oral Disorders, and Therapy (2017) menyebutkan bahwa 89% anak-anak dengan gingivostomatitis minum lebih sedikit dari biasanya.
Akibatnya, anak-anak tersebut lebih rentan mengalami dehidrasi dan kekurangan gizi. Sejumlah gejala yang perlu diwaspadai, antara lain:
- pusing,
- merasa lelah,
- mulut kering,
- kulit kering,
- tidur lebih banyak,
- tidak tertarik dengan aktivitas yang biasanya senang dilakukan, dan
- susah buang air besar atau sembelit.
Untuk mencegah dehidrasi dan kekurangan gizi, orangtua harus mengawasi pola makan anak yang mengidap gingivostomatitis agar kebutuhan gizi dan cairannya tetap terjaga.
Diagnosis gingivostomatitis
Dalam melakukan diagnosis, dokter akan bertanya mengenai riwayat kesehatan Anda secara menyeluruh.
Selanjutnya, dokter akan memeriksa kondisi gigi, mulut, serta lidah. Luka dan sariawan akibat gingivostomatitis juga akan diperiksa secara saksama.
Tes medis umumnya tidak diperlukan. Namun, dalam beberapa kasus, dokter bisa melakukan tes swab pada sariawan untuk mengetahui apakah infeksi disebabkan oleh bakteri atau virus.
Pengobatan gingivostomatitis
Secara umum, gingivostomatitis akan membaik dalam waktu 2–3 minggu tanpa pengobatan.
Dalam sebagian kasus, dokter akan meresepkan obat antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri dan membersihkan area infeksi untuk mempercepat penyembuhan.
Jika gigi dan mulut terasa sakit, Anda dapat minum obat pereda nyeri yang juga membantu menurunkan demam, seperti paracetamol atau ibuprofen.
Beberapa perawatan tambahan yang bisa dilakukan di rumah untuk kondisi ini adalah sebagai berikut.
- Kumur dengan air hangat yang dicampur dengan 1/2 sendok teh garam atau dengan obat kumur yang mengandung hidrogen peroksida sebanyak dua kali sehari.
- Untuk sementara waktu, hindari makan makanan yang terlalu pedas, asin, atau asam yang dapat memperparah atau mengiritasi luka di mulut.
- Selalu menjaga kebersihan mulut dan gigi dengan menyikat gigi gigi, memakai benang gigi (flossing), dan berkumur dengan obat kumur secara teratur.