Tekanan darah tinggi bisa menyebabkan komplikasi serius, mulai dari stroke, serangan jantung, hingga gagal jantung. Untuk mengontrolnya, dokter bisa meresepkan obat metoprolol.
Golongan obat: penghambat beta (beta-blocker)
Merek dagang metoprolol: Betaloc Zok, Fapresor, Lopresor, Loprolol
Apa itu obat metoprolol?
Metoprolol adalah yang obat yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi atau yang juga dikenal sebagai hipertensi.
Selain membantu menurunkan tekanan darah, obat ini juga dapat digunakan untuk mengobati gagal jantung, meredakan nyeri dada (angina), dan mencegah stroke.
Obat darah tinggi dari golongan beta-blocker ini bekerja dengan cara menghambat pelepasan hormon epinefrin yang menurunkan ketegangan pada jantung.
Dengan minum obat ini, sirkulasi darah akan berjalan lebih lancar sehingga detak jantung dan tekanan darah yang semula tinggi akan menurun secara perlahan.
Metoprolol harus Anda gunakan secara hati-hati. Jika tidak, efektivitas obat ini akan menurun dan bisa memicu efek samping yang berbahaya.
Maka dari itu, pastikan Anda selalu menggunakan obat ini sesuai yang dianjurkan dokter.
Dosis dan sediaan metoprolol
Obat metoprolol terdiri dari dua jenis garam, yakni metoprolol tartrate dan metoprolol succinate.
Metoprolol tartrate tersedia dalam tablet salut selaput 100 mg dan suntik intravena (IV) 1 mg/ml, sedangkan metoprolol succinate tersedia dalam tablet lepas lambat 25 mg.
Dosis metoprolol untuk setiap orang mungkin berbeda. Hal ini karena pemberian dosis disesuaikan dengan kondisi kesehatan dan respons pasien terhadap pengobatan.
Penanganan awal serangan jantung
- Dewasa (suntik IV): dalam 12 jam setelah nyeri dada, dosis 5 mg sebanyak 3 kali dengan interval pemberian setiap 2 menit.
- Dewasa (tablet): dalam 15 menit setelah pemberian dosis suntik IV, dosis awal 50 mg setiap 6 jam selama 48 jam berikutnya. Dosis pemeliharaan 200 mg per hari dengan dosis yang terbagi rata dalam beberapa kali pemberian.
Pencegahan aritmia saat anestesi
- Dewasa (suntik IV): dosis awal 2–4 mg lewat suntikan lambat, lalu bisa diberikan dosis tambahan 2 mg bila perlu (dosis maksimum 10 mg).
Aritmia jantung
- Dewasa (suntik IV): terutama untuk takikardia supraventrikular, dosis awal 5 mg lewat suntikan lambat 1–2 mg/menit. Dosis bisa diulang bila perlu dengan interval setiap 5 menit hingga dosis maksimum 10–15 mg.
- Dewasa (tablet): dosis awal 50 mg dua atau tiga kali sehari, lalu dosis bisa ditingkatkan hingga 300 mg per hari dalam dosis terbagi rata (dosis maksimum 400 mg per hari).
Angina pektoris
- Dewasa (tablet): dosis awal 50–100 mg dua atau tiga kali sehari, lalu disesuaikan dengan kebutuhan pasien (dosis maksimum 400 mg per hari).
- Dewasa (tablet lepas lambat): dosis awal 100 mg sekali sehati, lalu ditingkatkan secara bertahap setiap minggu sesuai kebutuhan (dosis maksimum 400 mg per hari).
Hipertensi
- Dewasa (tablet): dosis awal 100 mg satu atau dua kali sehari, lalu ditingkatkan secara bertahap setiap minggu sesuai kebutuhan. Dosis pemeliharaan 200 mg satu atau dua kali per hari (dosis maksimum 400 mg per hari).
- Dewasa (tablet lepas lambat): dosis awal 25–100 mg sekali sehari, lalu ditingkatkan secara bertahap setiap minggu sesuai kebutuhan (dosis maksimum 400 mg per hari).
Gagal jantung
- Dewasa (tablet lepas lambat): dosis awal 12,5–25 mg sekali sehari, lalu ditingkatkan secara bertahap setiap dua minggu sesuai kebutuhan (dosis maksimum 200 mg per hari).
Pencegahan migrain
- Dewasa (tablet): dosis awal 100–200 mg sekali sehari dengan dosis yang terbagi rata dalam beberapa kali pemberian (dosis maksimum 400 mg per hari).
Terapi tambahan hipertiroidisme
- Dewasa (tablet): dosis awal 50 mg empat kali sehari, kurangi dosis saat kondisi kadar hormon tiroid stabil (eutiroid) tercapai (dosis maksimum 400 mg per hari).
Selalu perhatikan resep dokter!
Aturan pakai metoprolol
Sebelum menggunakan metoprolol, ikuti petunjuk pemakaian obat sesuai dengan yang diresepkan dokter atau tertera pada label kemasan obat.
Metoprolol dalam bentuk suntik intravena (IV) hanya akan diberikan oleh dokter atau tenaga medis berpengalaman di rumah sakit.
Sementara itu, obat metoprolol dalam bentuk tablet biasa dan tablet lepas lambat sebaiknya diminum pada waktu makan atau segera setelah makan.
Jangan menghancurkan, mengunyah, atau menghaluskan obat karena ini dapat menurunkan efektivitasnya atau malah menyebabkan efek samping.
Sebaiknya, Anda menelan obat metoprolol tablet secara utuh dengan bantuan segelas air putih.
Gunakan obat ini secara teratur untuk mendapatkan manfaat optimal. Jangan tiba-tiba berhenti minum obat ini tanpa berkonsultasi dengan dokter atau apoteker terlebih dahulu.
Segera beri tahu dokter bila kondisi Anda tidak membaik atau justru makin parah, misalnya pembacaan tensi tetap tinggi atau bila gejala penyakit jantung makin parah.
Selalu konsultasikan pada dokter atau apoteker Anda selama mengonsumsi metoprolol untuk mendapatkan saran penggunaan yang tepat.