backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan

Pola Makan untuk Komplikasi Diabetes pada Ginjal (Nefropati Diabetik)

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    Pola Makan untuk Komplikasi Diabetes pada Ginjal (Nefropati Diabetik)

    Diet (pola makan) sangatlah penting dalam pengendalian diabetes tipe 2, terutama bila Anda telah mengalami komplikasi pada ginjal yang disebut nefropati diabetik.

    Namun, menemukan makanan yang aman bagi kadar gula darah dan ginjal sekaligus tentu tidak mudah.

    Pasien diabetes harus mendapatkan asupan gizi yang seimbang sambil tetap mengikuti pantangan makan yang berlaku. 

    Aturan diet untuk nefropati diabetik

    Diet untuk penyakit ginjal dan diabetes bertujuan untuk mencegah penumpukan zat kimia, kelebihan zat gizi, dan zat sisa yang tidak lagi tubuh butuhkan.

    Dengan cara ini, Anda dapat menjaga kadar gula darah dan memelihara fungsi ginjal sekaligus.

    Sebagai permulaan, Anda dapat berkonsultasi dengan ahli gizi di klinik terdekat, rumah sakit, atau Puskesmas.

    Ahli gizi akan membantu Anda menyusun rencana pola makan, termasuk makanan yang dianjurkan dan berbagai pantangannya.

    Dalam diet nefropati diabetik, asupan yang harus Anda batasi yaitu gula, natrium, kalium, dan fosfor.

    Menurut National Kidney Foundation, batas aman konsumsi natrium (garam) dalam sehari yakni tidak lebih dari 2.300 miligram (mg).

    Anda juga harus membatasi asupan protein, sebab protein berlebih dapat memberatkan kerja ginjal.

    Namun, pasien gagal ginjal yang harus menjalani dialisis (cuci darah) mungkin perlu menambah asupan protein untuk memenuhi kebutuhan hariannya.

    Kebutuhan gizi setiap pasien tentu berbeda-beda sesuai kondisi kesehatan dan tingkat keparahan penyakitnya.

    Dengan berkonsultasi kepada ahli gizi dan dokter, Anda dapat mengetahui kebutuhan gizi Anda secara lebih rinci.

    Makanan yang dianjurkan dalam diet nefropati diabetik

    makanan yang baik untuk ginjal

    Berikut beberapa jenis makanan yang baik Anda konsumsi.

    1. Telur

    Telur mengandung protein berkualitas tinggi dengan banyak manfaat bagi tubuh. Selain itu, telur juga merupakan salah satu makanan terbaik untuk pasien dialisis.

    Ini karena telur bisa memenuhi kebutuhan protein Anda tanpa memberikan asupan fosfor berlebih.

    2. Blueberry

    Blueberry merupakan sumber antioksidan yang berlimpah. Salah satu antioksidannya, yaitu antosianin, terbukti melindungi tubuh dari berbagai dampak diabetes.

    Ditambah lagi, blueberry juga rendah natrium dan fosfor sehingga aman untuk penurunan fungsi ginjal.

    3. Bawang putih

    Diet nefropati diabetik mengharuskan Anda untuk mengurangi asupan garam.

    Supaya masakan tetap terasa nikmat, coba gunakan bawang putih sebagai alternatif. Tak hanya lezat, bawang putih juga memberikan asupan vitamin dan berbagai mineral.

    4. Soba

    Soba (buckwheat) merupakan bulir biji utuh seperti halnya gandum dan beras.

    Namun, soba lebih unggul untuk pasien nefropati diabetik karena kandungan fosfornya lebih rendah. Jadi, bahan makanan ini relatif lebih aman untuk ginjal.

    5. Kembang kol

    Kembang kol mengandung vitamin B, C, K, serat, dan berbagai senyawa antiradang.

    Kandungan fosfor kembang kol juga rendah sehingga sayuran ini bisa menjadi alternatif kentang maupun beberapa umbi yang lebih tinggi fosfor.

    6. Minyak zaitun, minyak kacang, dan minyak kanola

    Siapa bilang pasien ginjal dan diabetes tidak boleh makan lemak?

    Dalam diet nefropati diabetik, lemak menyehatkan dari minyak zaitun, kacang, atau kanola dapat membantu fungsi insulin menurunkan kadar gula darah.

    7. Ikan kembung

    Ikan kembung kaya akan asam lemak omega-3.

    Selain menyehatkan jantung, lemak dalam ikan ini juga membantu mengurangi risiko komplikasi diabetes dengan meredakan peradangan dalam tubuh.

    Makanan yang perlu dibatasi dalam diet nefropati diabetik

    makanan penyebab gagal ginjal

    Berikut beberapa jenis makanan yang perlu Anda batasi demi menjaga kestabilan gula darah dan kesehatan ginjal.

    1. Daging olahan

    Daging olahan seperti bakso, sosis, dan nugget tinggi kandungan natrium.

    Natrium yang berlebih ini dapat memberatkan kerja ginjal dan meningkatkan tekanan darah sehingga memperburuk komplikasi diabetes yang Anda alami.

    2. Buah kering

    Buah kering sebenarnya baik bagi orang yang sehat, tapi tidak dengan pasien nefropati diabetik.

    Pasalnya, buah kering tinggi akan gula, kalium, dan mineral. Gula di dalamnya juga cepat dicerna tubuh sehingga menjadi penyebab gula darah naik.

    3. Makanan kemasan

    Seperti daging olahan, makanan kemasan juga menjadi pantangan dalam diet nefropati diabetik karena tinggi natrium.

    Makanan ini juga banyak mengandung gula rafinasi yang mudah dicerna oleh tubuh dan bisa menyebabkan lonjakan gula darah.

    4. Kentang dan ubi

    Kentang dan ubi tinggi akan kalium sehingga tidak cocok bagi pasien penyakit ginjal.

    Keduanya juga meningkatkan gula darah sehingga perlu Anda batasi. Alternatif yang bisa Anda pilih antara lain oat, kacang-kacangan, brokoli, atau kembang kol.

    5. Beberapa jenis lentil

    Lentil merupakan biji dari keluarga kacang-kacangan yang mirip kacang hijau.

    Karena bahan makanan ini tinggi akan fosfor, Anda sebaiknya membatasi konsumsinya.

    Hindari pula lentil dalam bentuk kalengan karena kandungan natriumnya cukup tinggi.

    Jika Anda memiliki penyakit diabetes dan ginjal, Anda perlu membatasi asupan natrium, kalium, karbohidrat, dan fosfor.

    Diet nefropati diabetik akan membantu Anda mengontrol gula darah dan memelihara fungsi ginjal.

    Untuk menentukan rancangan pola makan yang paling tepat, jangan lupa berkonsultasi kepada ahli gizi dan dokter terlebih dulu.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan