Penyakit diabetes melitus dapat memengaruhi kemampuan tubuh dalam mengolah berbagai zat. Jika yang terganggu ialah proses metabolisme asam laktat, hal ini bisa mengakibatkan komplikasi yang dikenal sebagai asidosis laktat (lactic acidosis).
Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Penyakit diabetes melitus dapat memengaruhi kemampuan tubuh dalam mengolah berbagai zat. Jika yang terganggu ialah proses metabolisme asam laktat, hal ini bisa mengakibatkan komplikasi yang dikenal sebagai asidosis laktat (lactic acidosis).
Lactic acidosis merupakan komplikasi diabetes yang terjadi dengan cepat. Efeknya bagi tubuh pun cukup berbahaya sehingga pasien memerlukan penanganan yang tepat.
Namun, sebelum itu, mari kenali gejala, penyebab, dan cara mengatasi kondisi ini.
Asidosis laktat (lactic acidosis) adalah penumpukan asam laktat dalam darah.
Kondisi ini berawal ketika seseorang memproduksi banyak asam laktat, tapi tubuhnya tidak bisa mengolah asam laktat yang berlebih ini dengan baik.
Asam laktat terbentuk dari pemecahan glukosa dan glikogen dalam sel otot saat tubuh kekurangan oksigen.
Proses pembakaran glukosa dan glikogen menjadi energi membutuhkan oksigen.
Jika suplai oksigen tidak mencukupi, sel otot tidak dapat memecah glukosa dan glikogen dengan baik sehingga terbentuklah asam laktat.
Asam laktat lambat laun menumpuk dalam tubuh dan menyebabkan asidosis. Asidosis sendiri merupakan kondisi ketika kadar asam dalam tubuh terlalu tinggi.
Ada beberapa jenis asidosis, lactic acidosis merupakan salah satunya.
Penumpukan asam laktat biasanya terjadi pada orang-orang yang mempunyai penyakit hati atau ginjal.
Hati atau ginjal mereka tidak bisa membuang kelebihan asam sehingga tingkat keasaman (pH) tubuh terus menurun (semakin asam).
Hal tersebut amat berbahaya karena pH tubuh yang ideal seharusnya agak basa, yakni sekitar 7,4.
Asidosis yang tidak tertangani dengan baik bisa mengganggu fungsi jantung dan ginjal hingga menyebabkan kegagalan multi organ.
Menurut penyebab dan pengaruhnya terhadap pasokan oksigen menuju jaringan tubuh, lactic acidosis terbagi menjadi berikut.
Jaringan mengalami hipoksia (kekurangan oksigen) karena suplai oksigen ke seluruh tubuh berkurang.
Kondisi ini bisa menjadi gejala dari beberapa penyakit kritis, seperti gagal jantung, gagal pernapasan, atau sepsis.
Kurangnya pasokan oksigen mengakibatkan penurunan fungsi sel dan jaringan tubuh.
Penyebabnya bisa berasal dari penyakit ginjal, kanker tertentu, konsumsi alkohol yang berlebihan, dan penggunaan beberapa jenis obat diabetes tipe 2.
Beda dengan kebanyakan komplikasi diabetes, gejala lactic acidosis tidak begitu khas dan dapat menyerupai masalah kesehatan lainnya.
Begitu gejala muncul, pasien harus segera mendapatkan bantuan medis untuk mencegah kegagalan organ.
Ada sejumlah gejala yang harus Anda waspadai, terutama bila Anda merupakan pasien diabetes. Segera kunjungi dokter bila Anda mengalami gejala berikut.
Selain tanda-tanda tersebut, asidosis laktat juga dapat menimbulkan gejala lain seperti:
Ada banyak sekali kondisi yang dapat menyebabkan asidosis laktat, mulai dari penyakit medis parah, keracunan karbon monoksida, hingga penggunaan obat-obatan tertentu.
Berikut beberapa penyebab asidosis laktat yang paling umum.
Obat diabetes golongan biguanid, seperti metformin, dapat menyebabkan penumpukan asam laktat dalam tubuh.
Namun, risiko terjadinya asidosis umumnya lebih besar bila pasien sebelumnya telah memiliki gangguan fungsi ginjal.
Sel-sel kanker dapat menghasilkan asam laktat sehingga kadarnya semakin meningkat dalam tubuh.
Produksi asam laktat bahkan bisa bertambah cepat bila Anda mengalami penurunan berat badan atau penyakit bertambah parah.
Infeksi bakteri atau virus dapat memicu reaksi ekstrem tubuh yang disebut sepsis.
Saat tubuh mengalami sepsis, suplai oksigen akan menurun dan menyebabkan penumpukan asam laktat. Lama-kelamaan, hal ini bisa mengakibatkan asidosis laktat.
Olahraga yang berlebihan bisa membuat otot kehabisan oksigen. Akibatnya, otot tidak mampu memecah glukosa dan terbentuklah asam laktat.
Jadi, mulailah berolahraga dari yang ringan dan baru tingkatkan intensitasnya bila Anda sudah terbiasa.
Berbagai kondisi medis yang mengurangi pasokan oksigen menuju sel tubuh dapat menyebabkan lactic acidosis. Kondisi medis tersebut antara lain:
Menurut laporan dalam Clinical Journal of The American Society of Nephrology, lactic acidosis terjadi pada 3% pasien diabetes tipe 1 dan 2.
Risiko terjadinya asidosis akan semakin tinggi bila penyakit diabetes tidak terkontrol dengan baik.
Para ahli kesehatan belum sepenuhnya memahami bagaimana hal ini terjadi.
Namun, ada dugaan bahwa kondisi ini berawal dari kerusakan pembuluh darah besar dan kecil serta perubahan metabolisme akibat diabetes.
Kedua faktor tersebut menyebabkan penurunan pasokan darah menuju sel. Sel tubuh lantas kekurangan oksigen dan produksi asam laktat kian meningkat.
Akhirnya, asam laktat menumpuk dalam tubuh dan menyebabkan asidosis laktat.
Selain itu, beberapa studi terdahulu juga menemukan kaitan antara konsumsi metformin dengan lactic acidosis.
Namun, para ahli masih perlu mengkajinya lebih lanjut karena temuan ini terjadi pada pasien yang mengonsumsi metformin dalam dosis besar.
Dalam menangani asidosis, dokter harus mengetahui akar masalahnya terlebih dahulu.
Pada pasien diabetes yang mengalami ketoasidosis, pengobatan biasanya terdiri atas pemberian cairan melalui infus dan suntik insulin.
Sementara jika pasien mengalami lactic acidosis, dokter mungkin perlu memberikan cairan, oksigen, antibiotik, atau suplemen bikarbonat untuk menyeimbangkan pH tubuh.
Setiap pasien akan mendapatkan pengobatan sesuai kondisinya.
Banyak orang dapat pulih sepenuhnya dari asidosis laktat, tapi tidak sedikit pula yang mengalami masalah fungsi organ, gagal napas, atau gagal ginjal.
Asidosis yang sangat parah bahkan bisa berakibat fatal. Pemulihan Anda tergantung pada seberapa cepat kondisi ini tertangani.
Oleh sebab itu, upayakan untuk mengontrol diabetes Anda dengan sebaik mungkin dan segera kunjungi dokter bila Anda merasa mengalami gejala komplikasi apa pun.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar