Diabetes melitus merupakan salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia. Selain menjadi penyumbang angka kematian, penyakit tidak menular ini juga menyebabkan banyak komplikasi, terutama penyakit jantung dan penyakit ginjal.
Simak informasi berikut untuk mengetahui lebih banyak seputar diabetes di Indonesia.
Prevalensi diabetes melitus di Indonesia
International Diabetes Federation (IDF) memperkirakan sekitar 463 juta orang berusia 20-79 tahun di seluruh dunia mengidap diabetes pada 2019.
Angka ini setara dengan 9,3% dari total populasi dunia dan diprediksikan naik menjadi 700 juta pada tahun 2045.
Indonesia sendiri menempati peringkat ke-7 sebagai negara dengan jumlah pengidap diabetes tertinggi di dunia, yaitu sebesar 10,7 juta.
Menurut Riset Kesehatan Dasar 2018, jumlah keseluruhan kasus atau prevalensi diabetes melitus di Indonesia untuk usia di atas 15 tahun adalah sebesar 2 persen.
Akan tetapi, angka tersebut tidak mencakup data penyandang diabetes yang belum terdiagnosis.
Prevalensi diabetes melitus pada 2018 berdasarkan hasil pemeriksaan gula darah yakni 8,5 persen, meningkat dari 6,9% pada 2013.
Dari riset tersebut, hampir semua provinsi menunjukkan peningkatan prevalensi selama 2013-2018, kecuali Nusa Tenggara Timur.
Tiga provinsi di Indonesia dengan jumlah pengidap diabetes tertinggi yaitu DI Yogyakarta, DKI Jakarta, dan Sulawesi Utara.
Hasil Riset Kesehatan Dasar 2018 juga menunjukkan baru 1 dari 4 orang pengidap diabetes yang penyakitnya terdiagnosis.
Dengan kata lain, sebagian besar penyandang diabetes di Indonesia masih tidak menyadari dirinya memiliki penyakit ini.
Penyebab dan faktor risiko diabetes di Indonesia
Penyakit diabetes berkaitan erat dengan fungsi hormon insulin.
Insulin merupakan hormon yang membantu memindahkan gula dari darah (glukosa) ke dalam sel tubuh.
Dengan bantuan insulin, gula darah yang tadinya tinggi setelah makan bisa kembali normal.
Ada dua jenis diabetes melitus yang umum di Indonesia, yaitu diabetes melitus tipe 1 dan tipe 2.
Pada diabetes tipe 1, sistem imun keliru menyerang sel penghasil insulin dalam pankreas. Akibatnya, sel-sel ini tidak bisa menghasilkan insulin dengan optimal.
Hingga saat ini, para ahli kesehatan belum sepenuhnya memahami mengapa sistem imun menyerang pankreas.
Namun, ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 1, yaitu riwayat penyakit diabetes di keluarga, infeksi virus, dan adanya antibodi tertentu.
Sementara itu, diabetes tipe 2 terjadi akibat resistensi insulin. Ini merupakan kondisi saat sel tubuh tidak lagi merespons insulin dengan baik.
Karena resistensi insulin, gula tidak dapat terserap ke dalam sel sehingga gula menumpuk dalam darah dan kadar gula darah menjadi tinggi.
Di Indonesia, risiko diabetes tipe 2 meningkat dengan adanya pertambahan usia, riwayat diabetes dalam keluarga, dan tekanan darah tinggi.
Orang yang mengalami obesitas, merokok, dan jarang beraktivitas fisik juga berisiko lebih tinggi untuk mengalami diabetes tipe 2.
Upaya pencegahan diabetes di Indonesia
Menurut Menteri Kesehatan dalam acara Ministerial Conference on Diabetes pada 2018 di Singapura, pengendalian diabetes harus berfokus pada faktor-faktor risikonya.
Pengendalian risiko diabetes juga bisa sekaligus mencegah 80% kasus penyakit tak menular.
Sayangnya, masih banyak masyarakat Indonesia yang memiliki faktor risiko diabetes melitus.
Sebanyak 95% populasi tidak rutin mengonsumsi buah dan sayuran, 33,5% tidak aktif beraktivitas fisik, dan 33,8% orang berusia di atas 15 tahun merokok berat.
Penyakit diabetes tipe 1 memang tidak dapat dicegah. Akan tetapi, Anda bisa berupaya mencegah diabetes tipe 2 dengan langkah-langkah sederhana berikut.
- Mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan memperbanyak asupan buah dan sayuran.
- Lebih aktif bergerak, setidaknya dengan berolahraga ringan 30 menit sehari sebanyak lima hari dalam seminggu.
- Menjaga berat badan sehat dan menimbang berat badan secara rutin.
Diabetes dan COVID-19
Penyakit diabetes merupakan salah satu komorbid alias penyakit bawaan yang dapat memperparah COVID-19.
Inilah mengapa penyandang diabetes di Indonesia berisiko lebih besar untuk mengalami komplikasi COVID-19 yang parah.
Meski begitu, ada sejumlah hal yang bisa dilakukan penyandang diabetes untuk mengurangi risiko penularan COVID-19 sekaligus menjaga kesehatan, berikut contohnya.
- Minum obat dan makan secara teratur untuk menjaga kondisi tubuh.
- Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik.
- Menerapkan physical distancing saat berinteraksi dengan orang lain.
- Membersihkan rumah, terutama pada permukaan yang sering Anda sentuh.
- Memeriksa gula darah secara rutin dan mengawasi gejala gula darah tinggi.
- Banyak minum air putih.
- Tidak menyentuh wajah, hidung, dan mata sebelum mencuci tangan.
- Tidak menyentuh permukaan benda-benda di tempat umum.
- Segera ke dokter bila sakit atau mengalami tanda-tanda peningkatan gula darah.
Perjalanan memerangi diabetes tipe 2 di Indonesia masih amat panjang.
Meski begitu, Anda bisa ikut berperan aktif dengan menjalani gaya hidup sehat, memeriksa gula darah secara berkala, dan menghindari kebiasaan yang meningkatkan risiko diabetes.