Penyandang diabetes rentan mengalami berbagai kondisi terkait kadar gula darah yang tidak stabil, salah satunya dawn phenomenon. Kondisi ini memiliki satu ciri yang sangat mudah dikenali, yakni tingginya kadar gula darah pada pagi hari.
Ditinjau secara medis oleh dr. Jimmy Tandradynata, Sp.PD · Penyakit Dalam · RS Siloam Karawaci (Siloam Hospital Lippo Village)
Penyandang diabetes rentan mengalami berbagai kondisi terkait kadar gula darah yang tidak stabil, salah satunya dawn phenomenon. Kondisi ini memiliki satu ciri yang sangat mudah dikenali, yakni tingginya kadar gula darah pada pagi hari.
Dawn phenomenon adalah kondisi ketika kadar gula (glukosa) darah penyandang diabetes meningkat secara tidak normal pada pagi hari. Peningkatan ini biasanya terjadi antara pukul 2 dini hari dan 8 pagi. Kondisi ini disebut juga dengan fenomena fajar.
Kondisi yang dikenal juga sebagai dawn effect ini dapat terjadi pada penyandang diabetes melitus tipe 1 dan tipe 2. Beberapa ahli meyakini bahwa penyebab naiknya gula darah berasal dari pelepasan hormon tertentu selama Anda tidur.
Ada pula teori lainnya yang mengaitkan dawn effect dengan konsumsi karbohidrat serta penggunaan insulin dan obat diabetes sebelum tidur. Berbagai faktor ini kemungkinan mengganggu keseimbangan gula darah Anda pada keesokan harinya.
Bagi penyandang diabetes, tingginya kadar gula darah (hiperglikemia) dapat memperparah gejala dan meningkatkan risiko komplikasi. Jika kadar gula darah naik hingga taraf bahaya, pasien bahkan bisa mengalami komplikasi yang mengancam jiwa.
Ciri khas dawn phenomenon yaitu tingginya kadar gula darah pada pagi hari. Kondisi ini ditunjukkan dengan kadar gula darah di atas 180 miligram per desiliter (mg/dL) atau melewati target gula darah yang dokter Anda berikan.
Penyandang diabetes yang mengalami dawn effect biasanya tidak menunjukkan gejala lainnya. Namun, Anda tetap harus mewaspadai berbagai gejala hiperglikemia seperti:
Kadar gula darah yang tinggi akibat dawn phenomenon umumnya bertahan lama dan lebih sulit dikontrol. Mengingat dampaknya yang cukup besar, penyandang diabetes yang sering mengalaminya harus memeriksakan diri ke dokter secara rutin.
Dawn effect disebabkan oleh pelepasan hormon pertumbuhan, glukagon, dan kortisol di tubuh. Saat hormon-hormon ini meningkat, organ hati merespons dengan melepaskan glukosa ke aliran darah agar tubuh mempunyai cukup energi ketika bangun tidur.
Ini merupakan mekanisme normal yang terjadi pada semua orang. Tubuh orang yang sehat dapat mengembalikan kadar gula darah dengan melepaskan hormon insulin dari pankreas. Akan tetapi, tidak demikian dengan penyandang diabetes.
Penyandang diabetes tipe 1 tidak mampu memproduksi cukup insulin. Sementara itu, sel tubuh peyandang diabetes tipe 2 tidak merespons insulin dengan baik (resistensi insulin). Akibatnya, kadar gula darah Anda tidak kunjung turun hingga pagi hari.
Dawn phenomenon juga bisa terjadi akibat penggunaan insulin yang tidak tepat. Anda mungkin menggunakan terlalu sedikit insulin sebelum tidur. Dosis ini ternyata tidak bisa mengembalikan kadar gula darah Anda pada keesokan harinya.
Ini pula yang mungkin terjadi pada pengguna pompa insulin atau insulin kerja panjang. Meski Anda telah memakainya dengan benar pada malam hari, kadar insulin dalam darah ternyata tidak bertahan cukup lama sehingga gula darah kembali naik.
Selain akibat fenomena fajar, beberapa ahli meyakini tingginya gula darah pada pagi hari dapat disebabkan oleh efek Somogyi. Kondisi ini ditandai dengan rendahnya kadar gula darah pada malam hari sehingga memicu pelepasan glukosa tambahan.
Ada sejumlah faktor pemicu, antara lain penggunaan insulin atau obat diabetes yang berlebihan pada malam hari. Penyandang diabetes yang tidak makan malam dengan cukup lalu menggunakan insulin sebelum tidur juga bisa mengalaminya.
Anda dapat membedakan fenomena fajar dan efek Somogyi dengan memeriksa kadar gula darah pada jam-jam tertentu. Berikut dua kondisi yang mungkin terjadi:
Meskipun keduanya berbeda, fenomena fajar dan efek Somogyi sama-sama dapat menyebabkan komplikasi diabetes yang berbahaya. Jangan abaikan kedua kondisi ini dan berkonsultasilah kepada dokter untuk mendapatkan solusinya.
Penanganan untuk dawn effect secara umum sama dengan penanganan hiperglikemia. Anda dapat mengonsumsi obat-obatan atau menyuntikkan insulin untuk menurunkan gula darah hingga ke rentang yang lebih aman.
Sebelum memilih metode apa pun, pastikan Anda telah berkonsultasi kepada dokter terlebih dulu. Langkah ini penting karena dokter perlu menyesuaikan dosis insulin dan obat-obatan atau bahkan mengubah pengobatan yang akan Anda jalani.
Fenomena fajar bisa kembali kapan saja. Oleh karena itu, penyandang diabetes harus menerapkan rutinitas malam yang tepat agar gula darah tetap terkontrol dan kondisi ini tidak lagi muncul. Berikut beberapa tips yang bisa Anda lakukan.
Penyandang diabetes harus makan malam secara teratur. Jika makan terlalu larut atau makan malam dalam jumlah yang terlalu banyak, gula darah akan naik pada malam/subuh hari dan memperberat dawn effect. Makanlah lebih awal dalam porsi yang cukup untuk menjaga gula darah tetap stabil.
Tubuh memecah karbohidrat menjadi glukosa, dan ini akan meningkatkan kadar gula darah ketika tidur. Jadi, kurangi makanan mengandung karbohidrat (bukan menghindari karbohidrat sama sekali). Perbanyak konsumsi protein dan lemak sehat agar tetap memberikan energi.
Anda bisa saja mengalami dawn phenomenon karena memilih waktu yang salah untuk menggunakan insulin. Sebagai gantinya, cobalah cara di bawah ini dengan berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Olahraga pada sore atau malam hari dapat membantu menurunkan kadar gula darah. Jadi, tubuh Anda punya waktu lebih untuk mengembalikan kadar gula darah sebelum pagi hari. Pilihlah olahraga untuk penyandang diabetes yang aman dan tidak berlebihan.
Dawn phenomenon merupakan peningkatan kadar gula darah pada pagi hari akibat pelepasan hormon selama Anda tidur. Obat-obatan, insulin, dan gaya hidup sehat dapat membantu mengontrol kondisi ini dan menjaga kestabilan gula darah Anda.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Jimmy Tandradynata, Sp.PD
Penyakit Dalam · RS Siloam Karawaci (Siloam Hospital Lippo Village)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar