Berbagai macam makanan manis seperti permen, es krim, hingga cokelat menjadi favorit yang sering diincar kala suntuk. Namun, konsumsi gula banyak menimbulkan masalah kesehatan. Simak apa saja bahaya di balik makanan manis di sini.
Bahaya konsumsi makanan manis berlebihan
Tidak ada yang salah dengan mengonsumsi makanan manis. Meski tidak seburuk lemak jenuh, garam, atau kalori, Anda tetap perlu membatasi asupan gula.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memberikan rekomendasi asupan gula per hari yakni 10% dari total energi (200 kkal). Angka ini setara dengan 4 sendok makan per hari (50 gram/orang/hari).
Berikut ini beberapa bahaya dari konsumsi makanan manis yang berlebihan.
1. Obesitas
Salah satu alasan mengapa konsumsi makanan manis perlu dibatasi yakni dapat meningkatkan risiko kondisi obesitas.
Begini, kadar gula yang berlebihan dalam tubuh dapat meningkatkan risiko resistensi leptin. Leptin merupakan protein yang dibuat dalam sel lemak, beredar di aliran darah, dan diedarkan ke otak.
Protein ini juga hormon penanda bahwa Anda sedang lapar atau kenyang.
Sementara itu, resistensi leptin membuat Anda tidak berhenti makan karena otak tidak merasa kenyang meski sudah banyak makan.
Akibatnya, Anda akan terus makan yang berkontribusi terhadap penambahan berat badan hingga risiko obesitas.
2. Diabetes tipe 2
Selain obesitas, bahaya lain yang mengintai para penggemar makanan manis yaitu diabetes, khususnya penyakit diabetes tipe 2.
Gula memang tidak secara menyebabkan diabetes tipe 2, tetapi penyakit ini lebih mungkin dialami ketika Anda memiliki berat badan berlebih.
Umumnya, berat badan akan bertambah ketika tubuh mendapatkan lebih banyak kalori ketimbang yang dibutuhkan. Sementara itu, mengandung banyak kalori.
Artinya, terlalu banyak gula bisa menambah berat badan yang dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Namun, makanan manis tidak mungkin menjadi satu-satunya faktor yang dapat mengembangkan penyakit ini.
3. Penyakit jantung
Menurut penelitian yang dimuat dalam JAMA Internal Medicine, orang yang mengonsumsi gula 17 – 21% dari total kalori dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
Temuan ini dibandingkan dengan orang yang mengonsumsi gula 8% dari total kalori. Ada dua kemungkinan yang menyebabkan kondisi ini.
Pertama, minum minuman manis dapat meningkatkan tekanan darah dan diet tinggi gula juga bisa merangsang hati membuang lebih banyak lemak ke aliran darah. Kedua faktor ini diketahui dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Meski begitu, alasan utama mengapa gula bisa menyebabkan penyakit jantung masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
4. Perut kembung
Tahukah Anda bahwa perut kembung bisa disebabkan oleh makanan manis, alias gula?
Melansir International Foundation for Gastrointestinal Disorders, kebanyakan makanan dengan karbohidrat tinggi bisa menyebabkan timbulnya gas di dalam perut. Lalu, gula merupakan salah satu jenis karbohidrat.
Selain itu, ada beberapa jenis gula tertentu yang dapat menghasilkan gas dibandingkan lainnya, yakni:
- fruktosa,
- laktosa,
- raffinose, dan
- sorbitol.
Keempat gula di atas cenderung memproduksi gas, bahkan pada sistem pencernaan yang sehat. Terlebih ketika Anda mengalami penyakit tertentu yang membuat makanan sulit dicerna, sehingga bisa memicu perut kembung.
5. Masalah jerawat
Sejumlah makanan dapat meningkatkan peradangan tubuh dan sangat mungkin memicu kemunculan jerawat hingga memperparah kondisi yang ada.
Sebagai contoh, susu dan makanan manis bisa meningkatkan kadar insulin. Hal ini bisa mengubah hormon lain yang dapat memengaruhi kondisi kulit.
Sayangnya, penelitian lanjut masih dibutuhkan. Pasalnya, ada kemungkinan orang yang mengalami masalah jerawat dan menggemari makanan manis tinggal di lingkungan yang kotor.
Artinya, ada banyak faktor pendukung yang mungkin menyebabkan jerawat muncul selain bahaya dari makanan manis.
6. Kerusakan gigi
Sudah bukan rahasia umum lagi bila konsumsi terlalu banyak gula bisa mengakibatkan kerusakan gigi.
Bagaimana tidak, gula pada makanan dan minuman menjadi penyebab utama perkembangan karies gigi (gigi berlubang).
Hal ini dikarenakan bakteri dalam plak memanfaatkan gula sebagai energi dan melepaskan asam sebagai produk limbah. Kondisi ini dapat melarutkan email gigi secara bertahap yang dapat menyebabkan karies gigi.
7. Tekanan darah tinggi
Tekanan darah tinggi merupakan salah satu bahaya makanan manis yang merupakan hasil dari penyakit lainnya.
Sebagai contoh, obesitas akibat konsumsi gula berlebihan melonjakkan kadar glukosa dalam darah. Seiring waktu, hal ini bisa meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, seperti penyakit jantung koroner.
Kondisi ini pun bisa mengembangkan tekanan darah tinggi yang menjadi faktor risiko utama dari serangan jantung dan stroke.
Meski mekanisme gula terhadap tekanan darah tinggi belum diketahui, tidak ada salahnya membatasi makanan manis agar terhindar dari berbagai penyakit.
Tips mengurangi makanan manis
Bahaya dari makanan manis memang tidak terasa langsung. Namun, membiarkan makanan tinggi gula merusak tubuh Anda tentu tidak baik bagi tubuh.
Ada beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi makanan manis.
- Selalu baca label informasi gizi produk yang dibeli.
- Pilih buah yang segar atau beku sebagai camilan.
- Ganti gula dengan rempah lainnya, seperti jahe, kayu manis, atau pala.
- Hentikan konsumsi minuman soda dan ganti dengan air biasa.
- Batasi penggunaan gula putih, coklat, sirup, atau madu sebagai pemanis.
Rangkuman
Konsumsi makanan manis secara berlebih akan menimbulkan bahaya kesehatan seperti:
- obesitas,
- diabetes tipe 2,
- penyakit jantung,
- masalah pencernaan,
- jerawat,
- kerusakan gigi, dan
- hipertensi.
Anda perlu membatasi asupan makanan dan minuman manis setiap harinya. Ikutilah anjuran tidak lebih mengonsumsi 50 gram (4 sendok) gula per hari.
[embed-health-tool-bmi]