Gimana dok cara menggemukan badan saya udh makan banyak tpi g ad perubahan
perut kembung
maaf dok saya melsya umur 20 tahun, saya mau bertanya dok , saya merasakan perut kembung dibagian atas dok apa itu gapapa saya takutnya itu penyakit dok dan jadi lebih sering buang air besar juga dok
3 komentar
Terbaru
Hallo Sobat Sehat,
Terimakasih atas pertanyaannya.
Perut kembung biasanya disebabkan oleh proses pencernaan makanan yang tidak berjalan dengan baik. Memang, ada beberapa sumber makanan dan minuman yang sulit dicerna oleh tubuh.
Makanan atau minuman tersebut biasanya mengandung polisakarida atau kelompok karbohidrat atau serat tertentu dari tanaman. Hal tersebutlah yang menyebabkan proses pencernaan makanan tidak berhasil.
Perut kembung juga bisa terjadi ketika sistem pencernaan tidak dapat memecah komponen makanan tertentu, seperti gluten dan gula pada produk susu maupun buah. Kondisi ini disebut penyebab ‘endogen’ alias dari dalam tubuh.
Sebagian besar gas di dalam sistem pencernaan terdiri atas nitrogen dan oksigen. Ketika proses pencernaan makanan berlangsung, akan terbentuk gas hidrogen, metana, dan karbon dioksida.
Penumpukan jumlah gas tersebut yang kemudian memicu perut kembung.
Kondisi ini bisa dicegah dengan melakukan beberapa hal di bawah ini:
-Makan dan minum dengan pelan atau tidak terlalu cepat.
-Membatasi porsi makan secukupnya saja atau tidak terlalu banyak.
-Sebisa mungkin menghindari berbagai makanan dan minuman yang bisa memicu kembung.
-Minum melalui sedotan, agar tidak terlalu terburu-buru.
-Mengelola stres dan kecemasan dengan baik.
-Biasakan tubuh aktif dengan rutin berolahraga maupun melakukan latihan pernapasan.
Saran kami, jika keluhan belum membaik, sebaiknya periksakan diri secara langsung ke dokter ya.
Langkah pertama yang biasanya dilakukan dokter untuk mendiagnosis perut kembung yakni dengan melakukan pemeriksaan fisik. Misalnya dengan mengetuk-ngetuk perut dan mendengarkan suara yang keluar dari perut. Selanjutnya, dokter akan menanyakan riwayat medis dan pola makan Anda, termasuk mengenai frekuensi buang air besar (BAB), kesulitan saat BAB, kemungkinan sakit perut setelah makan, dan lama waktu mengalami perut kembung.
Sebaiknya sampaikan juga pada dokter jika Anda memiliki gejala atau keluhan tertentu yang dirasakan beberapa waktu terakhir. Tak lupa, beri tahu dokter segala bentuk obat atau suplemen yang sedang rutin Anda minum.
Kesemua hal tersebut sedikit banyak dapat membantu dokter menemukan penyebab dari kondisi yang Anda alami, beserta rencana perawatan yang tepat bila memang harus dilakukan.
Semoga membantu.
Salam,dr. Syifa.
apakah itu bukan termasuk tanda tanda hamil dok?
Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.
Perut kembung adalah gejala yang umum dan biasanya tidak menjadi masalah serius. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan perut kembung adalah konsumsi makanan yang berlemak atau berminyak, konsumsi makanan yang sulit dicerna seperti kacang-kacangan atau brokoli, konsumsi minuman berkarbonasi, stres, atau gangguan pencernaan seperti sindrom iritasi usus atau intoleransi laktosa.:Jika Anda juga mengalami peningkatan frekuensi buang air besar, ini bisa menjadi tanda adanya gangguan pencernaan seperti sindrom iritasi usus atau intoleransi makanan tertentu. Namun, untuk memastikan diagnosis yang akurat, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin memerlukan tes tambahan seperti tes darah atau tes pencernaan untuk menentukan penyebab pasti dari gejala yang Anda alami.
Selain itu, ada beberapa langkah yang dapat Anda coba untuk mengurangi perut kembung, seperti menghindari makanan yang memicu gejala, mengunyah makanan dengan baik, menghindari mengunyah permen karet atau mengisap rokok, menghindari minuman berkarbonasi, menghindari makan terlalu cepat, dan mengelola stres dengan baik.
Jika gejala perut kembung dan peningkatan frekuensi buang air besar berlanjut atau semakin parah, disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut.
Related content