Nutrisi dan diet defisit kalori

Assalamualaikum dok

Selamat pagi

Saya dengan ibu Iis

Dok saya mau bertanya kebetulan saya riwayat batu ginjal kalsium oksalat 1,4 dan kista 3,2, di anjurkan untuk diet dan pola hidup sehat olahraga.

Kira2 makanan yg gizi seimbang berupa apa saja ya dok trmksih

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
2
2

2 komentar

Halo, terima kasih atas pertanyaan anda.


cara defisit kalori yang benar guna menurunkan berat badan berikut ini.

1. Ketahui Jumlah Kalori Harian yang Dibutuhkan -> Umumnya, cara defisit kalori untuk menurunkan berat badan dalam batas aman ialah mengurangi sebanyak 20% - 25% dari kebutuhan kalori harian atau sekitar 500 kalori per hari [1]. Walau terkesan kecil, namun jumlah tersebut tergolong aman sebab tak akan membuat Anda kelaparan ataupun lemas. Tetapi sebelum melakukannya, Anda tentu perlu menghitung kebutuhan kalori harian. Pasalnya, setiap orang memiliki kebutuhan kalori berbeda-beda, tergantung jenis kelamin, usia, aktivitas fisik sehari-hari, maupun sistem metabolisme tubuh masing-masing. Berdasarkan tabel Angka Kecukupan Gizi (AKG) menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2019, rata-rata kebutuhan kalori setiap kelompok usia ialah sebagai berikut.

a. Laki-laki

- 2.000 kkal untuk usia 10 – 12 tahun

- 2.400 kkal untuk usia 13 – 15 tahun

- 2.650 kkal untuk usia 16 – 18 tahun

- 2.650 kkal untuk usia 19 – 29 tahun

- 2.550 kkal untuk usia 30 – 49 tahun

- 2.150 kkal untuk usia 50 – 64 tahun

b. Perempuan

- 1.900 kkal untuk usia 10 – 12 tahun

- 2.050 kkal untuk usia 13 – 15 tahun

- 2.100 kkal untuk usia 16 – 18 tahun

- 2.250 kkal untuk usia 19 – 29 tahun

- 2.150 kkal untuk usia 30 – 49 tahun

- 1.800 kkal untuk usia 50 – 64 tahun

Setelah mengetahui jumlah kebutuhan kalori harian Anda di atas, Anda tinggal mengurangi asupan tersebut sebanyak 500 kalori setiap harinya. Namun, perlu diketahui pula bahwa kebutuhan kalori total juga dipengaruhi aktivitas Anda. Semakin besar aktivitas fisik Anda, maka semakin banyak pula kalori yang dibutuhkan. Di samping itu, guna memastikan tubuh tetap mendapat asupan nutrisi yang cukup, maka konsumsi kalori disarankan tidak kurang dari 1.200 kalori/hari bagi wanita dan 1.500 kalori/hari bagi pria

2. Perhatikan Pola Makan -> Mengatur pola makan adalah salah satu kunci dalam menjalani cara defisit kalori untuk menurunkan berat badan. Anda dianjurkan mengurangi porsi makanan dan membatasi kebiasaan ngemil. Untuk mengetahui jumlah kalori yang terkandung dalam makanan ataupun minuman, kita bisa membacanya melalui label keterangan gizi yang tertera pada kemasan makanan ataupun melalui aplikasi.

3. Kurangi Konsumsi Makanan & Minuman Olahan Tinggi -> Selain itu, cobalah kurangi konsumsi produk olahan tinggi, seperti makanan cepat saji yang mengandung banyak kalori. Bukan hanya sekadar membuat konsumsi kalori berlebih, jenis makanan dan minuman yang banyak diproses atau diolah juga berisiko meningkatkan masalah kesehatan, seperti diabetes, obesitas, hingga penyakit jantung. Ganti jenis makanan tersebut dengan makanan olahan minimal yang kaya akan serat, vitamin, dan mineral. Adapun rekomendasi menu diet defisit kalori adalah sebagai berikut.

- Segala jenis sayuran dan buah-buahan

- Daging rendah lemak

- Biji-bijian

- Produk susu rendah lemak

- Minyak zaitun, minyak kelapa, atau minyak kanola

4. Aktif Bergerak -> Cara defisit kalori yang benar berikutnya ialah dengan tetap aktif bergerak, entah itu olahraga ataupun gerakan fisik non-olahraga lainnya. Hal ini akan membantu meningkatkan jumlah kalori yang dibakar oleh tubuh, di samping mengurangi total konsumsi kalori harian. Selain itu, ketika melakukan diet, massa otot perlahan dapat ikut berkurang. Sehingga, ada baiknya diimbangi dengan berolahraga dan mengonsumsi banyak protein. Bisa dikatakan, mengombinasikan aktivitas olahraga dengan diet defisit kalori akan mendorong penurunan berat badan menjadi lebih efektif.



Sekian dan Terima Kasih

2 minggu yang lalu
Suka
Balas
Ibu Iis, dengan riwayat batu ginjal kalsium oksalat dan kista, diet seimbang dan pola hidup sehat sangat penting untuk mencegah kekambuhan dan menjaga kesehatan ginjal secara keseluruhan:

Untuk diet gizi seimbang yang sesuai dengan kondisi Ibu, beberapa hal yang perlu diperhatikan meliputi: Makanan dan Kebiasaan yang Perlu Dibatasi atau Dihindari:

  1. Asupan Garam Tinggi: Batasi makanan tinggi natrium karena dapat meningkatkan kebocoran kalsium ke dalam urine. Usahakan asupan natrium harian tidak lebih dari 2,3 gram.
  2. Makanan Tinggi Oksalat: Oksalat dapat membentuk kristal kalsium oksalat. Batasi makanan seperti kacang tanah, bayam, dan cokelat.
  3. Protein Hewani Berlebihan: Konsumsi berlebihan dapat meningkatkan kadar asam urat. Batasi daging merah, unggas, dan makanan laut.
  4. Minuman Bersoda dan Tinggi Gula: Fosfat dalam minuman bersoda dapat mendorong pembentukan batu ginjal, dan gula tambahan seperti fruktosa meningkatkan ekskresi kalsium dan asam urat. Makanan dan Kebiasaan yang Perlu Diprioritaskan:
  5. Cukup Minum Air Putih: Ini sangat penting. Konsumsi minimal 8 gelas air putih sehari untuk membantu ginjal mengeluarkan racun dan mencegah pembentukan batu.
  6. Penuhi Kebutuhan Kalsium: Pastikan asupan kalsium harian 1000-1200 mg. Kalsium yang cukup dapat mencegah peningkatan oksalat dalam urine. Konsultasikan sumber kalsium terbaik dengan dokter atau ahli gizi.
  7. Pilih Sumber Protein Nabati: Pertimbangkan sumber protein nabati sebagai alternatif protein hewani.
  8. Jaga Berat Badan Ideal: Obesitas meningkatkan risiko batu ginjal, jadi penting untuk berolahraga dan makan sehat.
  9. Sertakan Makanan Baik untuk Ginjal: Pilih makanan yang rendah natrium, kalium, dan fosfor seperti kembang kol, bluberi, minyak zaitun, nanas, cranberry, dan bawang putih. Sangat dianjurkan untuk berkonsultasi langsung dengan dokter atau ahli gizi. Mereka dapat memberikan rekomendasi diet yang lebih spesifik dan personal sesuai dengan kondisi kesehatan Ibu secara menyeluruh, termasuk riwayat batu ginjal dan kista.
3 minggu yang lalu
Suka
masukan
warningDisclaimer: Informasi yang disampaikan di atas adalah informasi umum, bukan pengganti saran medis resmi dari dokter atau pakar.
Related content
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan