Dok,Bantuin list makanan buat aku dong
bb aku 63 tinggi aku 152
🔥 Diskusi Menarik
Sebelumnya saya sudah cerita soal diet dan gimana saya bisa nurunin berat badan sampai 50 kg. Tapi, ada satu hal yang saya belum pernah cerita sama orang lain, yaitu setelah diet lama dan olahraga saya mengalami obsesi berlebihan terhadap kalori.
Awalnya semua kalori makanan saya pikirkan secara berlebihan. Lalu, lama kelamaan obsesi terhadap kalori jadi semakin memburuk dan akhirnya saya mulai memuntahkan makanan yang saya anggap berlebihan atau membuat saya cemas. Rasa cemas tersebut terus berlanjut dan setiap kali saya makan makanan yang saya anggap “tidak sehat”, selalu saya muntahkan kembali.
Tetapi, saat itu saya tidak sadar bahwa itu adalah gejala dari gangguan makan atau eating disorder. Sampai suatu ketika saya tidak sengaja cerita ke salah satu teman saya dan dia mengatakan kalau saya harus mendapatkan bantuan professional.
Meski sadar tentang hal itu. Butuh waktu yang lama untuk akhirnya mengakui, menerima, dan akhirnya membuka diri terhadap orang tua. Akhirnya saya merasa kelelahan dengan kondisi ini dan pertama kali membuka diri kepada Mama.
Respons Mama cukup baik meski dia merasa sedih karena hal tersebut terjadi kepada saya. Kemudian setelah membuka diri butuh waktu beberapa bulan untuk akhirnya pertama kali mendapatkan bantuan profesional dari psikiater. Jujur saja, meskipun sudah mendapatkan bantuan profesional beberapa kali, tetapi hal tersebut tidak terlalu membantu dan akhirnya saya lelah untuk bolak-balik ke psikolog/psikiater.
Bagi saya kondisi ini terjadi seperti cycle di mana ada hari saya merasa cemas tentang makanan yang saya maka. Namun, ada juga hari ketika saya makan seperti orang biasanya. Hal ini masih terjadi sampai hari saya menulis artikel ini. Walaupun kondisinya tidak separah dulu namun rasanya eating disorder masih mengikuti saya sampai sekarang.
Kalo kalian punya teman yang mengalami eating disorder, bagaimana cara kalian mendukung mereka?
2 komentar
Terbaru
Anda sekarang bisa mulai memposting cerita dan komentar.
Dapatkan saran dari dokter, pakar, dan duta komunitas.
Bagikan pengalaman Anda dengan orang lain yang mungkin membutuhkan.
Terus aktif dan jadilah Duta Komunitas dengan mengumpulkan poin
Berarti nggak berlanjut ke psikiater ya? lalu setiap kali rasa cemasnya datang apa yang dilakuin? Karena pasti berat banget.