Gimana dok cara menggemukan badan saya udh makan banyak tpi g ad perubahan
Deipnophobia
Semenjak bulan puasa ini, saya selalu cemas ketika waktu bersahur dan saat berbuka puasa, ketika berbuka, saya sangat tidak suka apabila terjadinya perbualan tentang org lain ketika makan, dan saya juga rasa seperti ingin menangis, selepas habis berbuka saya cepat² ke toilet terus saya menangis, dan apa yg di pikiran saya ialah omongan org tua saya yg tidak menjaga perasaan saya,ketika ponakan atau saudara makan bersama² saya ingin menangis, ketika makan di sekolah juga begitu, tangan saya menggeletar kerana, saya takut jika ada org yg merhatiin saya, mohon dijawab persoalanya
1 komentar
Terbaru
Halo Khairiah, terima kasih atas pertanyaan anda.
Hal yang anda rasakan betul merupakan deipnophobia yaitu Ketakutan saat melakukan pembicaraan dalam makan malam bersama orang tua, rupanya ada di kehidupan nyata. Beberapa orang mengalami tingkat kecemasan yang tinggi dan sangat menyiksa saat harus makan malam bersama keluarga. Sebab akan banyak hal yang dibicarakan di meja makan. Deipnophobia merupakan salah satu bentuk fobia sosial yaitu merasa cemas dan panik saat harus bertemu orang lain atau berada di tempat umum. Hal ini dikarenakan rasa khawatir atau takut bila diperhatikan, dinilai, dan dikritik oleh orang lain.
Penderita fobia sosial juga akan merasa takut melakukan sesuatu di hadapan umum karena khawatir orang lain akan mempermalukan atau mengolok-olok atas segala sesuatu yang dilakukan. Oleh karena itu, penderita fobia sosial cenderung menghindari bertemu atau bersama dengan orang lain selain keluarga. Akibatnya, ia akan sulit mendapat teman dan cenderung tidak mampu menjaga pertemanan. Interaksi sosial yang dianggap biasa, namun menjadi masalah bagi penderita fobia sosial adalah berbicara dengan orang asing, melakukan kontak mata, berkencan, memasuki ruangan yang penuh dengan orang, memulai pembicaraan, dan bahkan pergi ke sekolah atau tempat kerja.
Ada beberapa cara untuk mengatasi kondisi fobia sosial, di antaranya:
1. Pengobatan medis -> Penggunaan obat-obatan untuk mengatasi fobia sosial harus sesuai petunjuk dan di bawah pengawasan dokter, karena tidak bisa digunakan secara sembarangan. Beberapa jenis obat yang umumnya digunakan adalah paroxetine atau sertraline. Pada sebagian penderita, gejala fobia sosial dapat berkurang dengan rutin minum obat. Namun, sebagian penderita lainnya mungkin tidak merasa lebih baik dengan mengonsumsi obat-obatan ini. Bahkan, gejala bisa muncul kembali bila pemakaian obat dihentikan. Pemakaian obat juga mungkin saja menimbulkan efek samping, yaitu mual, sakit perut, sakit kepala, dan sulit tidur.
2. Psikoterapi -> Metode pengobatan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi fobia sosial adalah terapi perilaku dan cognitive behavioral therapy (CBT). Terapis akan membantu penderita mengenali rasa takut sekaligus melatih untuk mengubah rasa takut dan cemas menjadi rasa yang lebih menyenangkan. Penderita akan dilatih menyadari bahwa keadaan tersebut sebenarnya tidak perlu terlalu ditakuti dan dicemaskan. Terapi ini dimulai dengan menghadapkan penderita dengan situasi tidak nyaman yang bersifat ringan, kemudian perlahan ditingkatkan. Keuntungan dari terapi ini tidak hanya menyembuhkan gejala, tapi juga fobia sosial itu sendiri. Jadi, ketika penderita sudah berhasil sembuh, kecil kemungkinan fobia sosial datang lagi.
3. Terapi relaksasi -> Dalam terapi ini, penderita akan diajarkan teknik pernapasan dan meditasi. Dengan demikian, penderita juga bisa melakukan relaksasi sederhana di rumah sehingga merasa lebih santai dan seiring waktu fobia sosial bisa sembuh. Sayangnya, cara ini hanya dapat membantu mengurangi stres yang timbul karena fobia sosial tertentu dan kurang efektif untuk mengatasi fobia sosial umum.
Apabila anda merasa bahwa gejala ini sangat mengganggu, sebaiknya anda berkonsultasi dengan dokter spesialis kedokteran jiwa untuk penanganan lebih lanjut.
Sekian dan Terima Kasih