Buah yg tidak boleh di konsumsi saat DBD
Saya ingin tau dong buah yg tidak boleh di konsumsi saat DBD dok
Saya ingin tau dong buah yg tidak boleh di konsumsi saat DBD dok
1 komentar
Terbaru
Anda sekarang bisa mulai memposting cerita dan komentar.
Dapatkan saran dari dokter, pakar, dan duta komunitas.
Bagikan pengalaman Anda dengan orang lain yang mungkin membutuhkan.
Terus aktif dan jadilah Duta Komunitas dengan mengumpulkan poin
Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.
Saat seseorang mengalami demam berdarah (DBD), penting untuk mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi untuk membantu pemulihan. Sebenarnya, tidak ada buah yang secara khusus harus dihindari saat DBD. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:Hindari buah-buahan yang mengandung banyak gula: Buah-buahan yang tinggi gula seperti mangga, pisang, dan anggur sebaiknya dikonsumsi dengan bijak. Kandungan gula yang tinggi dapat mempengaruhi kadar gula darah dan energi yang cepat habis.
Perhatikan kualitas buah: Pastikan buah yang dikonsumsi segar, matang, dan tidak rusak. Hindari buah yang sudah terlalu matang atau busuk karena dapat menyebabkan masalah pencernaan.
Perhatikan kebersihan buah: Cuci buah dengan air bersih sebelum dikonsumsi untuk menghilangkan kotoran dan pestisida yang mungkin ada pada kulitnya.
Pilih buah yang kaya akan vitamin C: Buah-buahan seperti jeruk, jambu biji, dan kiwi mengandung vitamin C yang penting untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Perhatikan jumlah konsumsi buah: Meskipun buah-buahan sehat, tetap perhatikan jumlah konsumsinya. Terlalu banyak mengonsumsi buah dalam satu waktu dapat menyebabkan perut kembung dan masalah pencernaan.
Selain buah, pastikan juga untuk mengonsumsi makanan lain yang seimbang seperti sayuran, protein, dan karbohidrat. Jangan lupa untuk minum banyak air untuk menjaga hidrasi tubuh. Jika Anda memiliki kondisi kesehatan yang spesifik atau ada pertanyaan lebih lanjut, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi. Semoga bermanfaat!
Related content