Dok knp ya akhir2 ini sy sering merasa kesepian? Ketika sdr sy berubah dr asalnya sering perhatian tp stlh dia pny sgalanya dia jd beda jarang perh
... Lihat LainnyaTrauma masa kecil yang terulang kembali
Jadi gini, saya dulu sering di pukuli, di suruh suruh sama kakak kelas saya, saat itu saya duduk di kelas 3 SD kakak kelas saya 5 dan 6 SD kamu sekamar ber empat dengan teman saya tinggal di asrama gitu.cuma teman saya lebih sering pulang dan antar jemput dari rumah karena rumahnya juga dekat, jadi di situ yang jadi pelampiasan diri saya.
Saya pernah coba cerita ke orang lain cuma dia nggak percaya malah ngadu ke kakak kelas saya. Saya bingung takut. Itu saya tahan hingga kelas5.
Kakak kelas saya akhirnya pergi dari asrama.saya senang dan berusaha saya mengikhlaskan semuanya. Dengan berjalan nya waktu saya sudah kelas 8 saya sudah bisa beraktivitas pada umumnya. Bahkan saya menjabat sebagai pengurus utama di asrama saya. Saya memang masih tinggal di asrama dan gedung sama dengan yang dulu.
Saat saya kelas 9 mendekati semester 2 saya ada pindahan kamar. Saya dapat kamar yang dulu sebagai kamar yang paling menyiksa bagi saya , semua masih sama. Saya awalnya hanya biasa saja .
Masalah datang awalnya saya anggap biasa dan menanggapinya dengan santai, saya masih punya teman yang dapat mengerti saya. Namun tak begitu lama teman saya memutuskan pergi. Semuanya pergi. Saya saat itu hanya sendiri. Di kamar saya mendengar dan mendapat perlakuan tidak enak. Pelakunya adalah adek adek kelas saya, dan 1 teman saya.awal nya saya masih tahan tapi lama lama saya capek juga. Hingga saat aku di kamar sendiri akan pakai jilbab adek kelas ku dengan seangkatannya masuk dan mengolok olok secara ramai di kamar tersuram dengan masa lalu saya. Saya di situ kacau.tidak hanya di situ hingga hari hari selanjutnya makin parah, saya takut yg dulu terulang lagi.
Saya kabur dari asrama. Saya tidak cerita ke siapa siapa awalnya.
Saya memutuskan untuk pindah. Saya dapat pindah ikut orang. Awalnya saya masih sering ke asrama untuk bantu bantu. Karena itu sudah seperti rumah sendiri. Tapi aku tahu fakta. Banyak fitnah tersebar tentang ku dan semua percaya, saya di hakimi. Saya takut. Hingga saya mengurung diri. Dan setiap bertemu mereka saya ingin marah, namun ketika mereka butuh.mereka akan datang dan aku tak tega untuk bilang tidk.Ke inginan saya kini adalah
- Berdamai dengan trauma walau saya masih hidup berdampingan dengan mereka
- Hidup normal seperti dulu
- Tenang
- Bahagia
Saya mohon bantuannya saya sudah bingung. Sejak saat itu kesehatan saya juga menurun. Tolong saya.
Terimakasih
1 komentar
Terbaru
Halo Dewi Ami, terima kasih untuk pertanyaannya.
Saya bisa memahami kondisi ketidaknyamanan, kekhawatiran dan ketakutan anda akibat pengalaman tersebut. Kejadian tidak menyenangkan yang pernah anda alami bisa saja menyebabkan terjadinya trauma psikologis. Seiring berjalannya waktu, terkadang kejadian traumatis tersebut bisa pulih dengan sendirinya. Namun, terkadang juga akan menetap dalam jangka waktu yang lama sehingga mengganggu anda dalam menjalani keseharian saat ini atau merencanakan kehidupan yang akan datang. Adapun reaksi emosi yang ditampilkan setiap individu terhadap kejadian traumatis berbeda-beda, seperti munculnya rasa cemas berlebihan, sedih, takut, marah, benci, dan sebagainya. Selain itu, kondisi fisik dan psikologis bukan hal yang dapat dipisahkan sehingga ketika teringat akan kejadian tersebut akan memunculkan perubahan pada sensasi fisik.
Dengan menyadari kondisi anda saat ini, berarti secara tidak langsung anda menyadari pula kebutuhan akan bantuan tenaga profesional. Ketika pikiran akan kejadian traumatis tersebut muncul, maka akan memicu juga munculnya reaksi emosi negatif tersebut sehingga membuat anda merasa tidak nyaman. Pada saat kondisi tersebut terjadi, anda dapat melakukan relaksasi pernapasan sehingga menjadi lebih rileks, tenang dan dapat berpikir jernih kembali. Selain itu, sebaiknya anda tidak perlu menyalahkan diri sendiri, karena adanya proses penerimaan dapat membantu anda lebih mudah untuk pulih dari kejadian traumatis. Anda juga dapat mencoba mengembangkan kemampuan memaafkan terhadap diri sendiri, lingkungan dan orang lain yang menyebabkan anda mengalami kejadian traumatis tersebut.
Bagaimanapun kondisi anda, anda tetap berharga dengan segala kelebihan dan kelemahan yang dimiliki. Terkadang pikiran kita memikirkan berbagai hal yang seolah-olah yang dialami lebih buruk dari yang sebenarnya terjadi. Anda tidak perlu malu untuk menceritakan permasalahan anda kepada orang terdekat yang anda percaya atau dengan menuliskan jurnal harian secara berkala sebagai bentuk katarsis dan peluapan emosi.
Jangan ragu untuk memeriksakan diri anda ke psikolog/ psikiater jika keluhan berlanjut atau bertambah parah agar tertangani dengan tepat.