sikologis

dok, saya bingung awalnya kenapa, saatt terakhir suami saya hanya membentak, dan sebelumnya suami saya melempar bantal, saya menangis histeris cukup lama, sebelum2nya emang suami saya sangat kasar, saya pernah dijambak, dicekik, dipukul, dicubit, dan sekarang ketika suami saya membentak ataupun melempar tidak mengenai saya, saya langsung menangis dan mengingat semua kejadian yg dlu, suami saya membujuk dgn menyentuh saya perlahan mengajak baiikan, tapi saya malah makin histeris, begitu berulang kali dokkk, sampai dia berkata "lawan syg lawan"

sampai saya ikuti arahan itu, pada akhirnya bisa mereda tangisan saya, pada saat saya menangis, dada saya sangat terasa sakittt, kepala sakit sekali, tapi jika sudah selesai menangis, saya kedinginan dokkk, sangattttt dingin, mungkin ada 20-30 menit merasakan dingin itu, saya hanya menduga duga, belum bisa menyebut ini trauma karena saya belum sama sekali mencoba konsultasi ke dokter diklinik, dan saya mencoba berbicara disni, tidak ada satu org pun yg tau, semoga dokter bisa membantu saya, menjawab dengan santai agar bisa diterima dengar telinga saya dengan baik, terima kasih dokter.

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
5
2

2 komentar

Halo, terima kasih atas pertanyaan anda


Kami memahami perasaan akibat pengalaman yang anda alami.

Dari cerita anda, tampak jelas bahwa tubuh dan emosi sangat terpengaruh oleh pengalaman kekerasan yang pernah dilakukan oleh pasangan. Wajar sekali jika sekarang, meskipun pasangan "hanya” membentak atau melempar bantal, tubuh anda langsung bereaksi seolah-olah bahaya besar sedang datang.


Reaksi ini sering terjadi pada orang yang mengalami kejadian traumatis. Otak punya sistem “alarm bahaya” yang sangat sensitif, sehingga hal-hal yang mengingatkan pada kejadian buruk di masa lalu bisa memicu reaksi emosional dan fisik yang kuat, meskipun sekarang ancamannya tidak sama persis. Jadi, apa yang anda alami sangat mungkin berkaitan dengan trauma.


Langkah pertama yang bisa anda lakukan adalah memberi ruang pada diri sendiri untuk menerima bahwa reaksi tubuh itu wajar, bukan kesalahan ataupun kelemahan anda. Menyadari hal ini seringkali bisa mengurangi rasa bingung atau rasa bersalah. Selain itu, ada beberapa hal kecil yang bisa membantu saat serangan emosi datang, misalnya grounding sederhana: tarik napas pelan, lalu sebutkan 5 benda yang Anda lihat, 4 hal yang Anda bisa sentuh, 3 suara yang Anda dengar, 2 bau yang Anda cium, dan 1 rasa yang masih terasa di mulut. Latihan ini membantu otak kembali pada “saat ini”. Selain itu, anda dapat mencatat perasaan di buku (jurnaling), agar bisa melihat pola kapan reaksi itu muncul, dan membantu merasa lebih teratur.


Namun, tetap yang paling aman adalah mencari dukungan profesional seperti konsultasi langsung ke psikolog atau psikiater, serta melakukan konseling pasangan.


11 jam yang lalu
Suka
Balas
Berdasarkan cerita Anda, reaksi yang Anda alami seperti menangis histeris, nyeri dada dan kepala, serta kedinginan hebat saat suami membentak atau melempar barang, apalagi disertai ingatan akan kejadian kekerasan di masa lalu, sangat mengindikasikan adanya respons trauma. Pengalaman kekerasan fisik yang Anda alami sebelumnya (dijambak, dicekik, dipukul) dapat meninggalkan jejak emosional yang mendalam, dan pemicu kecil pun bisa memicu kembali perasaan sakit dan ketakutan tersebut:

Kondisi ini bisa sangat mengganggu dan memengaruhi kualitas hidup Anda. Sangat penting bagi Anda untuk mencari bantuan profesional. Saya sangat menyarankan Anda untuk segera berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater. Mereka dapat membantu Anda memahami lebih dalam apa yang Anda alami, mendiagnosis kondisi Anda dengan tepat, dan memberikan strategi penanganan yang sesuai untuk mengatasi trauma ini. Menerima dan memproses emosi yang muncul adalah langkah awal yang penting. Jangan ragu untuk mencari dukungan, karena Anda tidak sendirian dalam menghadapi ini. Bantuan profesional akan sangat membantu Anda dalam memulihkan diri dan menemukan cara untuk mengelola respons emosional dan fisik yang Anda alami.

3 hari yang lalu
Suka
masukan
warningDisclaimer: Informasi yang disampaikan di atas adalah informasi umum, bukan pengganti saran medis resmi dari dokter atau pakar.
Related content
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan