🔥 Diskusi Menarik

Saya ini termasuk apa?

Hallo dok, hallo pejuang sehat. Mungkin cerita sebelumnya sudah terunggah. Saya gadis 20tahun penderita skizofrenia.

Ketika saya tidak bisa lagi menampung airmata saya, saya menumpahkan semuanya. Saya meledak. Saya pun izin untuk mengistirahatkan hati dan pikiran saya dirumah. Saya benar-benar seolah ingin bebas dari semua beban yang saya tanggung. Cerita" teman-teman saya, tuntutan orangtua bahkan adik" saya yang tak kalah menuntut soal keuangan. Kepala saya serasa mau pecah saat itu. Sya berpikir saya pulang adalah jalan terbaik tapi saya salah. Sesuatu trjadi diluar kendali saya, saya kehilangan akal ketika diperjalanan. Ilusi yang selama ini saya ciptakan dalam imajinasi seolah nyata dalam penglihatan saya.


Semua mempermainkan saya, saya orang kaya, saya hanya sedang diuji oleeh ayah saya untuk hidup keras. Atau ayah saya mempunyai masalah dengan keluarga besarnya sehingga mengasingkan diri. Itu pkiran gila saya saat itu.

Karna selama perjalanan seolah semua wajah yang saya liat sangat familiar, seolah dekat dan kenal dan saya jga merasa perhatian mereka tertuju pada saya:).


Intinya kacau. Bahkan saya sempat ingin meloncat ke laut dari atas kapal yang saat itu saya tumpangi;) Itu awal mula saya dibawa ke rumah sakit jiwa dan mendapatkan penanganan khusus. Bhkan kondisi fisik saya hampir mati dengan Hb(hemoglobin) yang terendah.


Saya semakin merasa sakit yang mendalam. Saya semakin membenci sosok ayah saya, bhkan ketika saya melihat wajahnya saya benar-benar merasa ketakutan yang luarbiasa. Seolah dia ingin memukuli saya seperti halnya dulu. Saya benar-benar takut melihatnya, bhkan ketika dia menangis dihadpan saya, benci dan rasa takut saya tidak memudar.



Setelah semua yang saya lalui. Tinggal bersama dengan berbagai penyakit jiwa lainnya, bhkan mendapatkan perlakuan kasar dari para suster disana. Diikat selama 24jam sampai buang air dibrankar Tempat saya tidur:) dianiaya, dijambak di injak" bahkan ditendang hanya karna saya menolak makan dan minum obat. Saya bahkan diseret hanya untuk sekedar mandi, karna ketakutan saya dikamr mandi seolah ada seseorang yang mengintai dkamar mandi:) itu menakutkan. Tiada hari tanpa menangis, saya bahkan tidak tidur sama sekali selama 5hari. Tidur hanya sekitar satu jam dalam 5hari itu:).


Intinya memori rumah sakit jiwa tercetak jelas dalam ingatan saya, bhkan sampai detik ini.


Anehnya sekarang saya merasa rapuh. Mendengar sedikit saja nasehat saya merasa tersakiti terhina bahkan merasa di rendahkan. Tak jarang saya menangis tanpa sebab ketika memori menyakitkan itu teringat lagi. Saya juga jadi selalu merasa salah bahkan ketika tidak ada yang menyalahkan saya, saya selalu merasa salah.bahkan ketika saya membuat postingan diakun sosial media saya, saya merasa menjijikan! Alay! Dan menggelikan saya jga terkadang merasa salah ketika saya bercerita tentang hari" saya atau menjelaskan diri saya kepada orang baru, saya merasa "apa yang saya lakukan? Dasar bodoh!"


Diri saya selalu menghakimi saya, padahal tidak ada lagi yang menyakiti tidak ada lagi yang menghina atau bhkkan menyalahkan dan ayah saya jga terlihat sudah berubah menjadi pribadi yang hangat.


Tapi saya benar-benar merasa rapuh dan lusuh. Saya sedih, saya sakit, apapun yang saya lakukan salah saya menjadi pribadi yang menutup diri, saya akan sangat merasa tersinggung jika ada yang perduli dengan saya. Saya benci dikasihani tapi saya butuh teman yang bisa berbagi dan menjadi pendengar.



Tolong saya bingung. Seolah ada jiwa lain yang hidup di diri saya, menghakimi saya habis"an tanpa henti tapi ketika saya menangis saya menenangkan dirii saya sendiri seolah sedang menangangkan jiwa lain. Saya selalu berdebat dengan jiwa" saya. Berbicara sendiri seolah benar-benar mempunyai lawan bicara. Tak jarang saya berkomunikasi lewat pantulan cermin. Ketika saya menangis, saya mengadu pada pantulan diri saya kemudian saya akan merespon dengan cara menenangkan selang beberapa detik saya kembali menyerang diri saya sendiri:)


"Gausah lemah, apaan gini aja nangis? Inget dulu cambuk, botol, kayu, bata, rotan, semua udah kamu cobain! Gausah cengeng ga akan ada yang perduli mereka malah semakin jijik liat kamu yang lemah kaya gini! Berhenti nangis atau mati aja sekalian:)"




Sekian dari sya.. tolong jika ada yang bisaa menjelaskan tentang apa yang saya derita bisa langsung membalas


Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
28
1
1

1 komentar

Halo Putri Gemini, terima kasih untuk pertanyaannya.


Saya turut prihatin dan sedih atas apa yang anda alami. Saya juga menyampaikan banyak terima kasih karena telah percaya kepada Komunitas Hello Sehat untuk berbagi cerita. Tentunya untuk menceritakan hal ini bukan hal yang mudah. Begitu banyak pengalaman dan lika liku kehidupan yang anda lewati, baik itu suka maupun duka. Saya salut dengan perjuangan anda yang bisa bertahan sampai saat ini, dan tetap menebarkan kebaikan bagi orang-orang di sekitar anda.


Ketika berbicara mengenai kesehatan mental, maka tidak terlepas dari kondisi lingkungan di mana seseorang berada. Diri pribadi seseorang dan lingkungan akan saling terikat dan saling mempengaruhi. Perlu disadari bahwa bagaimana pun kondisi lingkungan, maka akan mempengaruhi kondisi mental kita. Apabila seseorang berada pada lingkungan yang mendukung, maka orang tersebut relatif lebih nyaman dalam menjalani keseharian. Sebaliknya, apabila seseorang berada pada lingkungan yang kurang sehat, maka orang tersebut cenderung merasa tidak nyaman, mudah frustasi, bahkan stres, dan menimbulkan dampak buruk lainnya. Dengan demikian, diperlukan evaluasi dan introspeksi diri teradap kondisi yang terjadi di lingkungan sekitar.


Beberapa hal yang penting untuk diperhatikan yaitu menyadari kelebihan yang anda miliki dan fokus mengembangkan hal tersebut sehingga anda dapat menjadi versi terbaik dari diri anda. Anda dapat menggunakan energi yang anda miliki untuk mengendalikan hal yang dapat dikontrol, seperti mengendalikan respon (pikiran, perasaan, perilaku, dan sebagainya) terhadap stimulus/ kondisi yang tidak menyenangkan yang anda peroleh dari lingkungan. Selain itu, anda dapat menuliskan jurnal harian secara berkala setiap hari sebagai bentuk katarsis atau peluapan emosi. Temukan pula minimal 3 hal yang dapat anda syukuri setiap harinya (hal besar, maupun hal kecil dan sederhana) sehingga anda dapat menemukan makna hidup sekecil apapun itu dan dapat melihat dari sudut pandang lain.


Anda dapat menenangkan diri terlebih dahulu, mengelola pikiran dan emosi sehingga anda dapat berpikir secara jernih untuk mengambil langkah selanjutnya. Ketika anda merasakan emosi negative, maka diterima saja karena hal tersebut sangat wajar dialami oleh manusia. Dengan adanya penerimaan justru akan membuat proses berdamai dengan kehidupan lebih mudah. Kemudian, ajak orang tua berdiskusi dan berbicara dari hati ke hati sehingga dapat menemukan solusi bersama. Anda tidak perlu ragu untuk meminta bantuan psikolog, agar mendampingi anda menghadapi kondisi tertekan tersebut.


Perlu diketahui bahwa untuk mendiagnosa kondisi mental seseorang diperlukan pemeriksaan mendalam oleh professional, serta tidak dianjurkan untuk melakukan self diagnose karena hanya akan memperburuk kondisi anda.


Saya bisa memahami kondisi yang anda alami saat ini, semoga jawaban di atas dapat membantu, serta membantu pula agar anda lebih siap menghadapi kenyataan yang terjadi. Bagaimanapun kondisi anda, anda tetap berharga


2 tahun yang lalu
Suka
Balas
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan