Masalah perceraian

Dok maaf saya ibu 2 anak, saya pedagang makanan dikantin sd, suami saya ojek online, rumah tangga saya sudah 3 th mempunyai 2 anak selisih 1 tahun, suami saya jarang beri saya nafkah materi, semua yg menyangkut rumah tangga,anak2 atau hutang saya yang menanggung, suamj saya selalu tempramen saat ada masalah kecil entah soal anak atau masalab sepele, suami saya selalu bentak2 saya selalu marah2 saya setres menghadapi semuanya, semua ditanggungkan pada saya, saya ingin menempuh jalur perceraian tapi tidak punya biaya mengurusnya, dan saya takut sekali anak saya satu akan dibawa ayahnya jika saya bercerai, saya tidak papa, tidak diberi nafkah atau diceraikan tanpa ada surat dari pengadilan negara, yg paling penting anak saya tidak diambil sama ayahnya saya siap jika memang saya harus menghidupi anak saya sendiri tapi saya depresi dan sering diam selalh memikirkan kemarahan suami saya dok, beri saya solusi

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
1
1

1 komentar

Halo, terima kasih untuk pertanyaannya


Kami dapat memahami kondisi anda. Perlu disadari bahwa membina hubungan sehat dan membangun cinta diperlukan pula membangun pola komunikasi yang sehat dan terbuka. Anda dan pasangan perlu saling mengkomunikasikan kondisi yang dialami, sehingga dapat saling memahami pula. Selain itu, upayakan untuk dapat saling mendengarkan tanpa menghakimi. Anda dan pasangan juga dapat saling menghargai, serta saling mendukung menjadi versi terbaik diri masing-masing. Hal tersebut penting untuk diperhatikan karena membina hubungan adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya di salah satu pihak saja.

Menghadapi pasangan yang sulit diajak berkomunikasi dan kurang mampu mengelola emosi memiliki tantangan tersendiri. Sebaiknya anda tetap tenang dan tidak mudah terpancing karena hanya akan semakin memperburuk keadaan. Anda dapat menggunakan energi yang anda miliki untuk mengontrol hal yang dapat anda kendalikan (misalnya respon anda terhadap pasangan), daripada fokus pada hal yang tidak dapat anda kendalikan (misalnya perilaku pasangan). Anda juga memiliki hak untuk menetapkan batasan toleransi atas sikap pasangan anda. Jika memang diperlukan untuk mengambil jarak sejenak, maka hal tersebut boleh untuk dilakukan tetapi tetap dikomunikasikan dengan pasangan. Setiap keputusan yang anda ambil, sebaiknya diputuskan dalam kondisi yang tenang dan pikiran yang jernih. Selain itu, anda juga dapat mencari waktu yang tepat untuk membicarakan permasalahan anda dengan pasangan, kemudian bersama-sama mencari solusi yang terbaik. Jika memungkinkan, anda dapat meminta bantuan keluarga yang dapat bersikap netral dan mampu menjadi penengah sehingga dapat membantu anda dan pasangan membuat perjanjian.


Jangan ragu untuk memeriksakan diri anda/ pasangan ke psikolog jika keluhan berlanjut atau bertambah parah agar tertangani secara tepat. Anda juga dapat mengajak pasangan untuk melakukan konseling pasangan bersama-sama dengan psikolog.

2 tahun yang lalu
Suka
Balas
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan