Kesehatan mental

Selamar pagi dokter



Saya menjalani hubungan selama 4thn dgn seorang pria,umur 40 thn.

Setiap saya membahas tentang pernikahan dia selalu menghindar,dgn seribu alasan.


Apakah saya harus terap sabar menuggu atau saya lepas kan ya dok,


sedang kan selama hubungan ini saya yg banyak mengalah,saya yg banyak keluar uang,dia kalo ada uang mending untuk kepentingan pribadi,kalo untuk kepentingan kita berdua selalu aku yg banyak mencukupi.

Saya harus bagaimana dok

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
21
2
2

2 komentar

Halo, terima kasih untuk pertanyaannya.


Kami dapat mengerti kekhawatiran anda. Dalam menjalani sebuah hubungan, terkadang sulit membedakan antara cinta dan obsesi. Namun, pada kenyataannya kedua hal tersebut sangat berbeda. Cinta merupakan salah satu emosi positif yang memunculkan perasaan bahagia, menghargai, serta adanya keinginan untuk tumbuh berproses bersama. Sedangkan obsesi adalah emosi negatif yang mementingkan kepuasan akan keinginan dan ego semata. Selain itu, terdapat perbedaan antara cinta dan obsesi, yaitu perasaan cinta akan membuat seseorang lebih tenang dalam menjalani hubungan karena dilandasi komitmen dan rasa percaya untuk tumbuh bersama, sedangkan obsesi hanya berfokus pada rasa memiliki saja.

Dengan beberapa gambaran perbedaan antara cinta dan obsesi di atas, dapat membantu anda untuk mengevaluasi diri dan perasaan anda saat ini untuk memutuskan menjalin relasi. Anda sebaiknya meluangkan waktu lebih banyak untuk berdialog dengan diri sendiri, sambil mengingat kembali tujuan anda dalam menjalin hubungan.


Perlu disadari bahwa hal yang dapat dilakukan agar tercapainya hubungan yang harmonis dan sehat, yaitu membangun pola komunikasi yang sehat dan terbuka. Kedua pihak perlu saling mengkomunikasikan kondisi yang dialami, sehingga dapat saling memahami pula. Selain itu, upayakan untuk dapat saling mendengarkan tanpa menghakimi, serta saling menghargai. Dengan adanya pola komunikasi tersebut dapat meminimalisir kesalahpahaman yang berlarut-larut.


Menghadapi pasangan seperti yang diceritakan memiliki tantangan tersendiri. Sebaiknya tetap tenang dan tidak mudah terpancing karena hanya akan semakin memperburuk keadaan. Anda dapat menggunakan energi yang dimiliki untuk mengontrol hal yang dapat anda kendalikan (misalnya respon terhadap pasangan), daripada fokus pada hal yang tidak dapat kendalikan (misalnya perilaku pasangan). Seseorang tentunya memiliki hak untuk menetapkan batasan toleransi atas sikap pasangan. Jika memang diperlukan untuk mengambil jarak sejenak, maka hal tersebut boleh untuk dilakukan tetapi dikomunikasi juga dengan pasangan. Setiap keputusan yang diambil, sebaiknya diputuskan dalam kondisi yang tenang dan pikiran yang jernih. Selain itu, dapat mencari waktu yang tepat untuk membicarakan permasalahan dalam hubungan dengan pasangan, kemudian bersama-sama mencari solusi yang terbaik.


Jika diperlukan, lakukan konseling bersama pasangan ke psikolog.



3 minggu yang lalu
Suka
Balas
Selamat pagi. Dalam situasi yang Anda hadapi, penting untuk mempertimbangkan kesehatan mental dan kebahagiaan Anda. Jika pasangan Anda terus menghindar dari pembicaraan tentang pernikahan dan tidak menunjukkan komitmen yang sama, ini bisa menjadi tanda bahwa hubungan tersebut tidak seimbang. Anda telah banyak berkorban, baik dari segi emosional maupun finansial, sementara pasangan Anda tampak lebih mementingkan kepentingan pribadi:

Saran saya adalah untuk melakukan refleksi diri. Tanyakan pada diri Anda apakah Anda benar-benar bahagia dalam hubungan ini. Jika Anda merasa lebih banyak berkorban tanpa mendapatkan imbalan yang setara, mungkin sudah saatnya untuk mempertimbangkan apakah hubungan ini layak untuk diteruskan. Komunikasi yang terbuka dan jujur dengan pasangan sangat penting. Cobalah untuk berbicara tentang perasaan dan harapan Anda, dan lihat bagaimana responnya. Jika setelah pembicaraan tersebut tidak ada perubahan atau jika pasangan Anda tetap menghindar, Anda perlu memikirkan kembali apakah menunggu adalah pilihan yang tepat. Kesehatan mental Anda harus menjadi prioritas. Jika hubungan ini membuat Anda merasa tidak dihargai atau tidak bahagia, mungkin lebih baik untuk melepaskan dan mencari kebahagiaan Anda sendiri. Ingatlah bahwa hubungan yang sehat seharusnya saling mendukung dan menghargai satu sama lain.

3 minggu yang lalu
Suka
masukan
warningDisclaimer: Informasi yang disampaikan di atas adalah informasi umum, bukan pengganti saran medis resmi dari dokter atau pakar.
Related content
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan