Kenapa harus beliau
Halo dok, saya anak kelima dari tujuh bersaudara, anak perempuan terakhir yang diharuskan tinggal bersama kedua orang tua yang telah sakit sakitan. Dari kami tujuh bersaudara bisa dikatakan saya anak yang paling dekat dan paling lama tinggal bersama kedua orangtua, jadi semua hal yang terjadi dirumah baik hal baik maupun hal buruk semua saya ketahui.
singkatnya begini, saya mempunyai sosok bapak yang berwatak keras, sering berkata kasar, tidak banyak bicara dengan anak2nya. hampir kami semua tidak terlalu akrab dengan BELIAU. Selain hal penting yang ingin ditanyakan beliau hanya berbicara ketika menyuruh kami mengambilkan sesuatu begitupun sebaliknya. Termasuk saya yang selalu merasa canggung dan formal berbicara dengannya. Sama seperti saudara saya yang lain syapun kurang akrab dengan beliau. Bahkan jika dhitung dari masa kecil saya sudah banyak hal yang membuat saya agak takut( trauma mungkin). Setiap ibu berselisih paham dengannya saya hanya bisa menangis dan menjauh jangankan melerai, bersuara saja saya tidak bisa karna gemetaran. Hingga pada suatu hari untuk pertama kalinya saya melerai secara langsung perkelahian fisik antara ibu dan bapak. Mulai hari itu setiap kali bapak marah, cekcok dengan ibu, kesalahn yang saya lakukan. Bahkan bapak kesal kepada hewan peliharaannya pun kejadian itu yang selalu terulang dalam pikiran. Sampai rasanya mual, sakit kepala, jantung berdebar, dan rasa was was.
bahkan saya selalu menghindari makan bersama beliau, kecuali dalam keadaan terpaksa. Entah kenapa saya benar benar benci hal itu.
saya juga trauma mendengar suara pintu yang ditutup terlalu keras. Karna beliau suka banting pintu kalau marah. Itu hal yang biasa, tapi rasanya sangat sesak setiap kali mendengarnya.
saya juga punya kebiasaan selalu menyiapkan makanan apapun itu harus ada. saya selalu merasa panik jika makanan belum sedia. Kenapa? Karna bapak kebanyakan marah di depan makanan. Apapun problemnya, sesak rasanya kalau mengomel didepan makanan bahkan hanya suara dari sudut bibirnya pertanda dia kurang setuju dengan makanan yang sdh disediakan, jantung saya berdebar sangat kencang.
bagaimana perasaan saya sama seperti traumanya anak kpd orgtua. Bahkan saya pernah menangis sesudah shalat sambil berdoa kematiannya. Sangat tidak patut d contoh. Terlepas dari itu beliau masih sosok yang baik dalam beberapa hal. Dan masih pantas saya syukuri.










































Halo, terima kasih untuk pertanyaannya.
Ketika berbicara mengenai kesehatan mental, maka tidak terlepas dari kondisi lingkungan di mana seseorang berada. Diri pribadi seseorang dan lingkungan akan saling terikat dan saling mempengaruhi. Perlu disadari bahwa bagaimana pun kondisi lingkungan, maka akan mempengaruhi kondisi mental kita. Apabila seseorang berada pada lingkungan yang mendukung, maka orang tersebut relatif lebih nyaman dalam menjalani keseharian. Sebaliknya, apabila seseorang berada pada lingkungan yang kurang sehat, maka orang tersebut cenderung merasa tidak nyaman, mudah frustasi, bahkan stres, dan menimbulkan dampak buruk lainnya. Dengan demikian, diperlukan evaluasi dan introspeksi diri terhadap kondisi yang terjadi di lingkungan sekitar.
Apapun kondisi anda saat ini, anda tetap berharga dengan segala kelebihan dan kelemahan yang dimiliki. Anda hanya perlu fokus pada diri anda, mengenali dan mengeksplor kelebihan, dan menerima kekurangan menjadi bagian dari diri anda, serta memahami kebutuhan diri sendiri. Dengan demikian, dapat menjadi versi terbaik dari diri anda, dan juga bisa berguna untuk orang di sekitar anda. Anda juga dapat menuliskan minimal 3 hal yang dapat disyukuri setiap hari (tidak harus hal yang besar, tetapi hal kecil juga termasuk), sehingga dapat membantu anda untuk lebih memaknai hidup. Anda dapat menggunakan energi yang anda miliki untuk mengendalikan hal yang dapat dikontrol, seperti mengendalikan respon (pikiran, perasaan, perilaku, dan sebagainya) terhadap stimulus/ kondisi yang tidak menyenangkan yang anda peroleh dari lingkungan.
Dengan menyadari kondisi diri anda saat ini merupakan langkah awal yang baik untuk dilakukan. Anda dapat mengidentifikasi permasalahan anda melalui menulis jurnal harian secara berkala sehingga anda lebih mengenali diri anda dan permasalahan yang dialami, serta sebagai media katarsis. Anda juga dapat menemukan aktivitas produktif dan menyenangkan yang dapat mengalihkan pikiran negative anda. Kemudian anda dapat mengaplikasikan pola hidup sehat, misalnya berolahraga, mengatur pola tidur, konsumsi makanan bergizi, dan sebagainya.
Jika dirasa belum maksimal, anda tidak perlu ragu mencari bantuan professional (psikolog/ psikiater) sehingga kondisi anda segera tertangani dengan tepat.
Semoga membantu ya
Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.
Saya memahami bahwa Anda memiliki hubungan yang sulit dengan ayah Anda dan mengalami trauma dan ketakutan terkait perilaku dan sikapnya.:Penting untuk diingat bahwa saya adalah asisten AI dan tidak dapat memberikan diagnosis atau saran medis yang akurat. Namun, berdasarkan cerita Anda, tampaknya Anda mengalami dampak emosional yang signifikan akibat hubungan yang sulit dengan ayah Anda.
Trauma dan ketakutan yang Anda alami dapat memengaruhi kesejahteraan mental dan emosional Anda. Saya sarankan Anda mencari bantuan dari seorang profesional, seperti psikolog atau psikiater, yang dapat membantu Anda memahami dan mengatasi dampak emosional yang Anda alami.
Terapi dapat membantu Anda mengatasi trauma, mengelola emosi, dan membangun hubungan yang lebih sehat dengan ayah Anda. Seorang profesional juga dapat membantu Anda mengembangkan strategi untuk mengatasi ketakutan dan kecemasan yang Anda alami.
Selain itu, penting untuk mencari dukungan dari orang-orang terdekat Anda, seperti keluarga atau teman dekat, yang dapat memberikan dukungan emosional dan mendengarkan Anda dengan penuh pengertian.
Ingatlah bahwa setiap individu dan situasi unik, jadi penting untuk mendapatkan bantuan yang disesuaikan dengan kebutuhan Anda. Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional untuk mendapatkan dukungan yang Anda perlukan.
Semoga Anda dapat menemukan jalan untuk mengatasi trauma dan membangun hubungan yang lebih sehat dengan ayah Anda. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut atau membutuhkan bantuan lainnya, jangan ragu untuk bertanya.
Related content