Keinginan bunuh diri
Dari mana harus saya ceritakan .selama menikah apa apa saya lakukan sendiri .punya suami kayak ga punya suami ,pulang kerja hp main game sampe mau tidur ,diajak ngbrol pun ngk , dari mencuci baju ,menyapu bersih2 semuanya saya lakukan sendiri .belum mempunyai rumah tapi saya mempunyai tanggung jawab untuk menjaga rumah ,sekaligus kantor.
Harus sabar berapa lama ,setiap kali kalau berantem sama suami ,TDK pernah suami menyelesaikan masalah yg ada saya duluan yg harus mengalah ,buka omngan maumu apa .berjalan SDH 3tahun setiap hari begituuu.kalau ada apa apa ,saya tidak pernah dilibatkan. Dari seperti menjual sepeda motor yg niatnya mau dikasihkan ke saya ujung2 nya tanpa sepengetahuan saya dijual dikantornya dgn cara menyicil.pada hal dia sangat tahu ,dari dulu sebelum menikah saya ingin sekali mempunyai motor sendiri ,dan dia juga berjanji aku membelikan buat saya .sebelumnya menjual dia tawari motor sama temen nya motor cwo ,akhirnya .ia pun setuju dgn cara menyicil setiap bulan ,dan jadilah motor 2 ,karna saya ga suka motor yg lamanya karna saya suka motor kecil khusus cwe .dia pun menjual ya ,di bengkel terus dgn cara menyicil tadi .itu juga saya tau dri ornglain betama kecewanya saya ...
Setelah satu tahun menikah mempunya anak ,saya mengurus anak sendiri ,skrg SDH berusia 2 THN 2 bln .saya sendiri yg mengurus ya .dari masak buat makan ,terkadang belanja kadang ga ,sambil ngurus rumah sekaligus kantor saya bekerja TDK pernah dibantu suami.kalau apa apa saya kerjakan sendiri ,sampe pengen beli apa apa saja saya beli sendiri .sungguh rasa yg sangat TDK mengenakan .minta apa apa ,susah sekali .setiap dia ulang tahun atau lebaran saya suka membelikan baju atau yg lain lain.boro boro buat saya ,ulangtahun saya pun TDK pernah dia memberikan hadiah ,memberikan hadiah itu juga pernah sekali sehabis melahirkan pas ulang tahun saya ingin sesuatu baru dibelikan .sampe saya mikir apakah saya ini ,tidak penting tidak berguna ,ga ada arti dihidupnya .banyak sekali rasa kecewa yg saya dapatkan,dri sikapnya seolah2 membahagiakan saya disosmed ,padahal TDK sama sekali ...karna selama ini saya pandai menyimpan rasa kesepian saya dgn cara saya harus kuat .punya suami seperti tidak mempunyai suami .saya rasanya ingin bunuh diri ,tapi saya pikir saya masih mempunyai anak ,anak saya gimna nanti .sedangkan bapaknya hanya mementingkan dirinya sendiri.mempenyai orngtua juga ,saya tidak mau curhat Samanya karna takut dia kepikiran dari dulu saya tidak pernah ngmng masalah saya ,pernah sekali saya pamitan mau bercerai ,tapi saya dikasih tau sabar saja ...
Rasanya dalam hati ,saya ingin sekali menitipkan anak saya sama neneknya biar saya tenang. Dari dulu saya ketika ada masalah pasti bisa menyelesaikan masalah sendiri ,saya pendam sendiri .dan minta tolong keorng lain pun saya sungkan ,bisakah saya bahagia .melepaskan orng yg tidak bisa menghargai saya .seperti suami yg pelit apa apa TDK pernah mau bicara SM saya 🥺,kalau ngmng SM temennya bisa lama sekali .ada saja yg dibahas sedangkan saya waktu buat bicarapun cuma beberapa kata dan seperlunya pelit untuk bicara .saya benar benar merasa sendiri ,kadang kalau SDH memuncak emosi saya ,saya bisa bisa emosi .meledak meledak berantemnya sama suami .dia pandai berbicara ,seolah olah saya seperti orng gila yg teriak2 padahal dia pandai memancing saya marah ....haruskah saya bertahan sama keadaan seperti ini dok?
























Halo, terima kasih untuk pertanyaannya.
Setiap pasangan mengharapkan hubungan yang sehat, harmonis dan bahagia. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa dalam sebuah hubungan tidak terlepas dari adanya konflik. Terjadinya konflik adalah hal yang wajar terjadi, tetapi apabila konflik tersebut terjadi berkepanjangan, maka perlu mengambil jarak sejenak terhadap masalah dan emosi yang dirasakan masing-masing sehingga dapat melihat permasalahan tersebut secara objektif. Perlu disadari bahwa mengakhiri hidup bukanlah solusi yang tepat untuk dilakukan.
Untuk membina hubungan sehat dan membangun cinta diperlukan pula membangun pola komunikasi yang sehat dan terbuka. Anda dan pasangan perlu saling mengkomunikasikan kondisi yang dialami, sehingga dapat saling memahami pula. Selain itu, upayakan untuk dapat saling mendengarkan tanpa menghakimi. Anda dan pasangan juga dapat saling menghargai, serta saling mendukung menjadi versi terbaik diri masing-masing. Hal tersebut penting untuk diperhatikan karena membina hubungan adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya di salah satu pihak saja. Dengan pola komunikasi tersebut dapat meminimalisir kesalahpahaman yang berlarut-larut.
Permasalahan yang didiamkan dan dipendam oleh masing-masing, hanya akan menjadi pembahasan berulang di kemudian hari dan bisa saja meledak sewaktu-waktu bagaikan “bom waktu”. Ada baiknya anda dan pasangan meluangkan waktu untuk berbicara dari hati ke hati agar menemukan solusi terbaik bersama (misalnya liburan bersama ke tempat favorit, makan malam berdua, moment pillow talk, dsb). Ketika berkomunikasi menggunakan “I message”, artinya lebih fokus menyampaikan “saya merasa hubungan kita terasa hambar, boleh gak kita ngobrol sambil mengingat perjuangan yang udah kita lewati?” bukan “kamu itu selalu menyalahkan dan tidak mau mengalah…..”.
Kemudian anda dan pasangan dapat saling mengenali bahasa cinta masing-masing, serta melakukan ritual yang menjadi kesepakatan bersama misalnya memeluk dan mengucapkan kata cinta sebelum dan bangun tidur, sebelum dan berangkat kerja, dll. Selain itu, perlu dibahas juga terkait hubungan seksual dalam pernikahan anda. Perlu juga merencanakan mencoba hal-hal baru bersama agar semakin terasa keintimannya.
Jangan ragu untuk melakukan konseling bersama pasangan ke psikolog jika keluhan berlanjut atau bertambah parah.
Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.
Saya sangat memahami bahwa Anda sedang mengalami kesulitan dalam hubungan pernikahan Anda dan merasa terbebani dengan tanggung jawab yang besar. Saya ingin mengatakan bahwa saya adalah seorang asisten virtual dan tidak memiliki kemampuan untuk memberikan saran yang tepat dalam situasi seperti ini. Namun, saya sangat mendorong Anda untuk mencari bantuan dari sumber yang tepat.:Pertama-tama, penting untuk berbicara dengan seseorang yang dapat Anda percayai dan yang dapat memberikan dukungan emosional. Anda bisa mencari teman, keluarga, atau bahkan konselor yang dapat mendengarkan dan memberikan saran yang lebih baik.
Selain itu, Anda juga bisa mencari bantuan dari profesional kesehatan mental seperti psikolog atau psikiater. Mereka dapat membantu Anda dalam mengatasi perasaan yang sulit dan memberikan strategi untuk menghadapi masalah dalam pernikahan Anda.
Jika Anda merasa bahwa keinginan bunuh diri Anda semakin kuat atau Anda merasa tidak aman, segera hubungi layanan darurat atau pusat krisis setempat. Mereka akan memberikan bantuan yang diperlukan dan membantu Anda melalui situasi ini.
Ingatlah bahwa Anda tidak sendirian dan ada orang-orang yang peduli dan siap membantu Anda. Jangan ragu untuk mencari bantuan dan dukungan yang Anda butuhkan.
Related content