🔥 Diskusi Menarik

kecemasan berlebih - takut mati - takut sendirian

Selamat pagi dokter... saya sejak 2 tahun yang lalu pasca berpisah dengan trauma kdrt, saya mengalami kecemasan yg tidak dapat saya kendalikan. saya takut berada dikeramaian. saya takut bila anggota tubuh saya sedikit sakit, dan merasa harus segera ke dokter. saya takut sakit, takut mati. dan itu mengganggu kehidupan saya sehari hari. Saya selalu overthingking dengan semua hal disekitar saya. Termasuk dalam kehidupan sosial saya. Bila cemas, saya merasa sesak nafas dan itu seperti lingkaran gelap, karena saya jadi makin ketakutan, panik dan gelisah yang dulit untuk saya kontrol. saya takut sendirian dan sulit untuk berpikir positif. apa yang harus saya lakukan supaya dapat sembuh dari semua rasa yang tidak nyaman ini dok? terima kasih

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
9
1
3

3 komentar

Halo, terima kasih untuk pertanyaannya.


Sering munculnya pikiran bercabang dan mengkhawatirkan sesuatu yang belum terjadi bisa saja menyebabkan hadirnya perasaan cemas yang berlebihan. Pada dasarnya, perasaan cemas sangat wajar dialami oleh setiap individu sebagai bentuk kewaspadaan terhadap sesuatu. Namun, apabila perasaan cemas berlangsung secara berlebihan, terus-menerus, dan tanpa alasan yang kuat, serta dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, maka perlu diwaspadai karena bisa saja gejala yang dialami tersebut mengarah kepada gangguan kecemasan sehingga segera meminta bantuan professional jika sudah tidak dapat diatasi secara mandiri.


Dalam diri individu terjadi proses mental yang saling berkaitan antara pikiran, perasaan, perilaku, dan sensasi tubuh/ fisik. Pada saat seseorang menghadapi situasi/ kondisi, maka akan terjadi proses berpikir, yang kemudian mempengaruhi munculnya emosi (seperti: cemas/ takut/ marah/ kecewa/ sedih, dsb), yang disertai dengan terjadi perubahan sensasi tubuh/ kondisi fisik (seperti: sakit kepala/ napas pendek/ dada terasa sesak/ pundak tegang/ gangguan pencernaan/ dsb), dan termanifestasi ke dalam bentuk perilaku (seperti: menangis/ membentak/ mengomel/ mengganggu pola tidur/ mengganggu pola makan/ menarik diri dari sekitar/ dsb).


Adapun yang dapat anda lakukan, yaitu menuliskan seluruh isi pikiran anda pada kertas secara berkala tanpa terkecuali. Kegiatan ini dikenal dengan istilah jurnaling, di mana dapat dilakukan setiap hari sehingga pikiran tidak hanya menumpuk dalam diri anda. Lalu anda juga dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi kembali pikiran yang sering muncul dengan menanyakan ke diri anda mengenai pikiran tersebut “apakah hal yang dikhawatirkan merupakan fakta yang akan terjadi atau hanya asumsi anda saja?”, sehingga anda dapat melihat secara objektif sumber pikiran anda. Jangan lupa untuk melatih diri berpikir positif dan lebih rasional. Lakukan relaksasi pernapasan saat ketidaknyamanan tersebut muncul (fokus pada napas masuk dan napas keluar), sehingga anda lebih rileks dan tenang dalam menyikapi yang anda alami. Dengan mempertahankan kebiasaan merespon sesuatu dengan berpikir ketakutan akan hal yang belum terjadi, maka kebiasaan tersebut akan bertahan dan intensitasnya bisa saja meningkat sehingga mempengaruhi konsentrasi, performa dan kondisi fisik anda, serta kehidupan sehari-hari anda lainnya. Selain itu, anda tetap terkoneksi dengan sekitar agar tidak merasa sendiri.


Jangan ragu untuk memeriksakan diri anda ke psikolog/ psikiater jika keluhan berlanjut atau bertambah parah agar tertangani dengan tepat.

2 tahun yang lalu
Suka
Balas
@Anonim

Tentunya kondisi fisik dan psikologis saling terkait dan saling mempengaruhi. Misalnya, anda mengalami cidera sendi otot dan anda sangat mengkhawatirkan kondisi tersebut secara berlebihan, sehingga memicu munculnya kecemasan dan efeknya semakin memperparah kondisi cidera yang dialami.

Ada baiknya anda konsultasi ke dokter syaraf untuk mengetahui perkembangan kondisi cidera anda, sambil mengelola pikiran dan kecemasan anda. Semoga membantu ya

2 tahun yang lalu
Suka
Balas
@Ririn Nur Abdiah Bahar, S.Psi., M.Psi., Psikolog

Terima kasih untuk penjelasannya yg menenagkan. tapi belakangan ini, fisik saya ikut dalam lingkaran kecemasan saya. Karena saya mengalami nyeri bahu sampai ke lengan. saya sudah berobat k dokter syaraf dan sudah mendapat penjelasan terkait kondisi cidera sendi otot yang disebabkan oleh banyak faktor. Apakah stres/kepanikan/kecemasan saya menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kondisi tersebut? untuk pengobatan apakah sya harus konsul k psikiater/ ke dokter syaraf lagi?

2 tahun yang lalu
Suka
Balas
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan