Dok knp ya akhir2 ini sy sering merasa kesepian? Ketika sdr sy berubah dr asalnya sering perhatian tp stlh dia pny sgalanya dia jd beda jarang perh
... Lihat LainnyaKecemasan
Sudah 6 tahun sejak saya berusaha menerima diri ketika mengetahui pendengaran saya menurun, dan saat ini saya menggunakan alat bantu dengar untuk berkomunikasi secara verbal.
Karena saya tidak tuli dari lahir, lingkup sosial saya mayoritas terdiri dari teman dengar. Dalam ranah profesional pun, saya sudah terlanjur masuk ke budaya kerja konservatif (kurang ramah disabilitas) dengan sepenuhnya mengandalkan Alat Bantu Dengar. Jadi saya tidak bisa sepenuhnya fokus bersosialisasi dalam komunitas Tuli.
Maka dari itu, selama 6 tahun tersebut saya berusaha bertahan dengan segala bentuk ketidaknyamanan ketika bersosialisasi dengan lingkungan konservatif.
Awalnya saya merasa baik-baik saja dan mengira sudah bisa menerima diri sepenuhnya. Namun tidak jarang saya tiba-tiba menangis, merasa cemas akan nasib saya kedepannnya dengan pendengaran ini.
Cemas mengenai jenjang karir, hubungan interpersonal, dan trauma terhadap tindakan2 diskriminatif yg sudah saya alami sebelumnya.
Akibatnya, pola makan dan pola tidur saya pun menjadi sangat tidak karuan.
Terkadang ini berakhir dengan rasa kesepian yg amat dalam dan membawa saya pada perasaan ingin menyerah atas segalanya. Namun beberapa saat kemudian, saya kembali ceria dan melupakannya.
Dalam kondisi ini, apakah sebaiknya saya berkonsultasi dengan ahli?
1 komentar
Terbaru
Halo, terima kasih untuk pertanyaannya.
Saya turut prihatin atas apa yang anda alami. Saya juga menyampaikan banyak terima kasih karena telah percaya kepada Komunitas Hello Sehat untuk berbagi cerita. Tentunya untuk menceritakan hal ini bukan hal yang mudah. Begitu banyak pengalaman dan lika liku kehidupan yang anda lewati, baik itu suka maupun duka. Saya salut dengan perjuangan anda yang bisa bertahan sampai saat ini, dan tetap menebarkan kebaikan bagi orang-orang di sekitar anda.
Ketika berbicara mengenai kesehatan mental, maka tidak terlepas dari kondisi lingkungan di mana seseorang berada. Diri pribadi seseorang dan lingkungan akan saling terikat dan saling mempengaruhi. Perlu disadari bahwa bagaimana pun kondisi lingkungan, maka akan mempengaruhi kondisi mental kita. Apabila seseorang berada pada lingkungan yang kurang sehat, maka orang tersebut cenderung merasa tidak nyaman, mudah frustasi, bahkan stres, dan menimbulkan dampak buruk lainnya. Dengan demikian, diperlukan evaluasi dan introspeksi diri terhadap kondisi yang terjadi di lingkungan sekitar.
Beberapa hal yang penting untuk diperhatikan yaitu menyadari kelebihan yang anda miliki dan fokus mengembangkan hal tersebut sehingga anda dapat menjadi versi terbaik dari diri anda. Anda dapat menggunakan energi yang anda miliki untuk mengendalikan hal yang dapat dikontrol, seperti mengendalikan respon (pikiran, perasaan, perilaku, dan sebagainya) terhadap stimulus/ kondisi yang tidak menyenangkan yang anda peroleh dari lingkungan. Selain itu, anda dapat menuliskan jurnal harian secara berkala setiap hari sebagai bentuk katarsis atau peluapan emosi. Temukan pula minimal 3 hal yang dapat anda syukuri setiap harinya (hal besar, maupun hal kecil dan sederhana) agar dapat membantu anda menemukan makna hidup dan memiliki sudut pandang lainnya. Sebaiknya anda perlu memberanikan diri untuk menyampaikan pikiran dan perasaan anda secara asertif (menyampaikan dengan cara yang baik tanpa menyakiti orang lain) kepada lingkungan di sekitar anda. Anda dapat membuka diri dan menemukan lingkungan yang nyaman, serta meminta feedback dari orang terdekat anda.
Anda juga dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi kembali pikiran yang sering muncul (dituliskan agar lebih terlihat jelas) dengan menanyakan ke diri anda mengenai pikiran tersebut “apakah hal yang dikhawatirkan merupakan fakta yang akan terjadi atau hanya asumsi anda saja?”, sehingga anda dapat melihat secara objektif sumber pikiran anda. Jangan lupa untuk melatih diri berpikir positif dan lebih rasional.
Lakukan relaksasi pernapasan saat ketidaknyamanan tersebut muncul (fokus pada napas masuk dan napas keluar), sehingga anda lebih rileks dan tenang dalam menyikapi yang anda alami. Dengan mempertahankan kebiasaan merespon sesuatu dengan berpikir ketakutan/ kekhawatiran akan hal yang belum terjadi, maka kebiasaan tersebut akan bertahan dan intensitasnya bisa saja meningkat sehingga mempengaruhi konsentrasi, performa dan kondisi fisik anda, serta kehidupan sehari-hari anda lainnya. Apapun kondisi anda, anda tetap berharga
Jangan ragu untuk memeriksakan diri anda ke psikolog/ psikiater jika keluhan berlanjut atau bertambah parah sehingga tertangani dengan tepat.