Hubungan rumahtangga

Hello dok, saya sudah menjalani rumahtangga 6 tahun. 5 thn yg lalu kami tinggal di jakarta dan 5 bln terakhir kami sudah pindah ke sebuah desa/di kampung saya. Kami pindah ke kampung saya itu kemauan suami saya. Setelah beberapa bulan tinggal di kampung, suami saya selalu ingin balik lagi ke jakarta dengan alasan tinggak di kampung tidak seenak tinggal di kota. Di kampung cari pekerjaan yg dia suka susah.

Sedangkan waktu di kota kita sama² kerja, ank kami yg jaga mertua saya, 1 thn yg lalu mertua saya sudah meninggal dan dimakamkan di jakarta. Suami saya suka berkata saya telah salah ambil langkah, saya telah tinggalkan org tua saya di jakarta.

Sebelum plg kampung saya sudah jelaskan klau hidup dikampung berbeda dngn hidup di kota. Tapi dia kekeh mau plg kampung dngan alasan diasudah tidaknyaman tinggal di kota. Setelah tinggal di kita dia juga berbicara kalau tidak nyaman tinggal dikampung, jiwa dia nyamannya di kota. Saya jadi bigung harus bagaimna dok, pemikirannya tidak menetap. Apa yg harus saya lakukan dok. Mohon bantu ya dok,

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
21
3

3 komentar

Halo, terima kasih untuk pertanyaannya.


Setiap orang mengharapkan mampu memilih dan memutuskan sesuatu secara tepat, sehingga untuk mengambil suatu keputusan tentunya diperlukan ketenangan dan pertimbangan yang matang. Terkadang saat ingin mengambil keputusan, kita dihadapkan dengan berbagai kondisi, konsekuensi, dan sebagainya. Tentunya kondisi ini tidak menjadi tanggung jawab anda sendiri, tetapi perlu dibahas berdua dengan pasangan.


Adapun pengalaman yang pernah dialami sebelumnya dan berbagai faktor lainnya tentu akan mempengaruhi dalam mengambil keputusan. Adanya kebiasaan memunculkan pikiran yang berfokus terhadap hal buruk saja, bisa membuat seseorang tidak berani melangkah dan tidak objektif dalam melihat situasi dan kondisi tersebut. Tanpa disadari saat akan mengambil keputusan seringnya disertai dengan rasa khawatir/ cemas berlebihan, sehingga akan mudah merasa kecewa apabila tidak sesuai dengan harapan.


Adapun beberapa hal yang dapat diperhatikan saat akan mengambil keputusan yaitu, mencoba tetap tenang serta pikiran dan perasaan dalam situasi netral dari kedua pihak. Dengan demikian anda dapat melihat dan menilai lebih objektif.


Perlu disadari bahwa sebagai manusia, tentunya kita dihadapkan dengan perubahan dan ketidakpastian, sehingga setiap langkah yang disusun bisa saja mengalami perubahan. Oleh karena itu dibutuhkan evaluasi dan introspeksi terhadap diri sendiri dan upaya yang telah dilakukan. Hal tersebut bukan berarti fokus menyalahkan diri sehingga membuat anda takut untuk mengambil keputusan. Selain itu, setiap keputusan selalu dihadapkan dengan berbagai pilihan, maka anda dapat melatih diri melihat secara objektif agar anda dapat memutuskan pilihan dengan konsekuensi yang dapat anda jalani.

Anda juga tidak perlu ragu meminta bantuan kerabat terdekat yang anda percaya. Bisa juga anda meminta bantuan psikolog atau konsultan terkait permasalahan yang anda hadapi. Semoga membantu ya

1 tahun yang lalu
Suka
Balas

Terimakasih atas sarannya dok.

Untuk saat ini suami saya kerja diluar , tidak tinggal bersama saya dan ank². Tapi suami saya selalu menyampaikan ttg pindah lagi ke kota. Awal pindah ke desa alasannya suami saya kelilit hutang karna dia dulunya suka berjudi. org tua saya minjamin modal usaha tuk usaha suami saya, tapi dgn cara pinjamam bank atas nama orgtua saya tapi yg make duit nya kami, untuk modal usaha suami. Karna kebawa lingkungan ternyata modal habis dijudiin sama suami saya. Akhirnya suami saya kerja sama org, kerja sama org gaji nya tidak mencukupi membayar cicilan dan tambahan kebutuhan lainnya. Karna suami saya tidak tahan ditagih hutang tiap hari sama temannya, belum lagi hutang bank yg dikampung harus dicariin tiap bulannya. Akhirnya dia memutuskan untuk pindah kampung, sebelum pindah kampung saya sudah tanya jelas² tentang keputusannya itu. Kata dia itu keputusan terbaik. Antara percaya dan tidak ternyata benerannya dihari itu juga kami putuslan untuk balik kampung. Dgn duit pas² sampe kampung. Sampe di kampung suami saya ikut kerja sama paman saya, kadang plgnya 1 bln sekali. Perkerjaannya juga tidak menetap. Tergantung dimna ada borongan suami saya ikut. Pernah 1 bln sama sekali tidak ada kerjaa, suami saya hanya benar² di rumah. Dng ekonomi kami sangat minim. Buat minum makan kadang dibantu orgtua saya. Karna saya blm bekerja dan suami saya juga tidak mau bekerja tani dikampung. Cuman berharap kerja borongan jika kerjaan borongan dgn paman saya ada.

Semenjak pernah gak kerja 1 bln hanya di rumah saja. Suami saya mulai marah² minta balik ke kota lagi, dn kadang dia berpikir ingin balik ke kota karna alm mertua saya di sana.

Posisi sekarang kami sudah memiliki anak 2 yg 1 harus masuk sekolah SD thn depan yg kecil umur 1 thn. Jika balik ke kota lagi dgn keadaan sekarang rasa nya tidak memungkinkan.

Sekarang saya sudah honor di kampung, saya berharap agar bisa lulus p3k agar saya bisa modalin usaha suami saya , , tapi untuk sekarang saya tidak punya modal untuk bukakan usaha dagang suami saya. Pikirannya selalu ingn balik ke kota. Saya tidak baham bagaimna menghadapi suami saya, yg dari dulu pikirannya berubah²

1 tahun yang lalu
Suka
Balas

Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.


Saya akan mencoba memberikan saran berdasarkan informasi yang Anda berikan.:

Dalam situasi ini, penting untuk berkomunikasi dengan suami Anda secara terbuka dan jujur. Cobalah untuk memahami keinginan dan kebutuhan masing-masing dalam konteks perubahan lingkungan tempat tinggal. Diskusikan apa yang membuat Anda dan suami tidak nyaman di kampung dan di kota, serta cari solusi yang dapat memenuhi kebutuhan keduanya.

Anda juga dapat mencoba mencari kompromi yang memungkinkan Anda berdua merasa nyaman dan bahagia. Misalnya, jika suami Anda merindukan kehidupan di kota, Anda bisa mencari pekerjaan atau aktivitas yang dapat memenuhi keinginannya di kampung. Atau mungkin ada kesempatan untuk mengunjungi kota secara berkala agar suami Anda dapat merasa lebih terhubung dengan lingkungan yang dia sukai.

Selain itu, penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi keputusan Anda, seperti dukungan keluarga dan kualitas hidup di kedua tempat. Anda juga dapat mencari bantuan dari ahli terapis atau konselor pernikahan untuk membantu Anda dan suami Anda dalam mengatasi perbedaan pendapat dan menemukan solusi yang saling menguntungkan.

Ingatlah bahwa setiap hubungan memiliki tantangan dan perbedaan pendapat adalah hal yang wajar. Yang terpenting adalah komunikasi yang baik, saling mendengarkan, dan mencari solusi bersama. Semoga saran ini dapat membantu Anda dalam menghadapi situasi ini. Apakah Anda memiliki pertanyaan lain?

1 tahun yang lalu
Suka
masukan
warningDisclaimer: Informasi yang disampaikan di atas adalah informasi umum, bukan pengganti saran medis resmi dari dokter atau pakar.
Related content
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan