Emosi berlebih

Jadi saya memiliki adik berusia 14 tahun, ia tidak pernah mau jika dikasi tau dia selalu membantah bahkan berani menggentak orang tua, dia juga suka mencaci maki ketika sedang di nasehati. Ketika ia marah ia melempar smua barang disekitarnya hingga hancur, dia juga tidak mau disalahkan dia selalu menyalahkan orang lain. Dia tidak mau intropeksii , dan keras kepala seakan akan paling benar. Dia juga tidak mau makan nasi yang ada dirumah padahal sudah dimasakan, dia selalu makan mie dan seblak . Jika dia ditegur dia selalu membanding mbandingkan dengan kakak nya, padahal orang tua sudah berusaha untuk memberikan yang terbaik

.Kami sudah berusaha memberikan stimulus berupa pengertian, tetapi Masi tetap saja , apakah ia mengidap penyakit mental? Dan apa yang harus kami lakukan?

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
6
1
2

2 komentar

Halo, terima kasih untuk pertanyaannya.


Setiap orang memiliki respon yang berbeda dalam menghadapi permasalahannya. Kondisi mental seseorang ikut serta mempengaruhi bagaimana respon yang dimunculkan. Sebagian orang ada yang optimis ketika menghadapi masalah, sehingga akan menjadi peribadi yang jauh lebih kuat dan tangguh saat berhasil melewati masa sulitnya, serta mau untuk berjuang menjalani kehidupannya kembali. Sebaliknya, beberapa orang juga akan merasa terpuruk, menarik diri dari lingkungan, dan sebagainya.


Adapun penyebab stress yang dialami oleh remaja bisa dari berbagai faktor, diantaranya permasalahan terkait sekolah, akademik, pertemanan, keluarga, body image, bullying, insecure, dan sebagainya. Akibat dari stress yang tidak terkelola dengan baik juga memberikan dampak yang berbeda pada masing-masing orang, diantaranya seperti yang anda sampaikan.


Untuk mendiagnosa kondisi seseorang diperlukan pemeriksaan mendalam oleh profesional sehingga ditemukan diagnosa yang tepat dan penanganan yang sesuai. Perlu diketahui bahwa masa remaja identik dengan masa yang memiliki emosi labil dan mudah meledak-ledak sehingga perlu dibantu untuk mengelola emosinya.


Apabila anda melihat perilaku adik berubah dan merasa ada masalah, anda dapat mengajak ia untuk berbicara. Pembicaraan tidak harus langsung mengarah kepada permasalahan yang bersangkutan, tetapi dimulai dengan pembicaraan ringan dan santai, seperti “bagaimana kabarmu, ayo kita ngobrol berdua”, “belakangan ini kamu terlihat lebih sering merasa marah, ada yang bisa aku bantu?”, “kayaknya ada yang lagi kamu pikiran, sini cerita sama aku”. Apabila sudah mengarah ke pembahasan terkait permasalahan, anda dapat menunjukkan ketertarikan terhadap apa yang disampaikan, sehingga ia merasa mendapatkan kesempatan untuk bercerita secara jujur dan terbuka.


Sebagai orang terdekatnya, anda hanya perlu menjadi pendengar yang baik tanpa menghakimi atau memberikan ceramah, serta validasi emosi dan pikiran yang diutarakan. Terkadang seseorang yang mengalami permasalahan tidak dapat berpikir secara rasional sehingga tidak mampu untuk melihat alternatif solusi lain dari permasalahannya. Dengan meluapkan apa yang ada dipikiran dan perasaan seseorang tersebut kepada anda, maka akan membantunya untuk merasa lebih lega dan bisa memandang masalah lebih baik. Anda dapat memberikan masukan sesuai kemampuan anda jika ia memintanya. Hal tersebut diharapkan dapat sebagai bahan introspeksi. Anda bisa saja menemui tantangan dan membutuhkan proses yang lama sampai yang bersangkutan dapat menerima kondisinya dan mulai melihat dari perspektif yang berbeda. Anda juga tidak perlu ragu memberikan tawaran untuk mendapatkan bantuan professional ke psikolog dan psikiater agar segera tertangani dengan tepat.

Semoga dapat membantu ya

1 tahun yang lalu
Suka
Balas

Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.


Berdasarkan deskripsi yang Anda berikan, tampaknya adik Anda mengalami masalah emosi yang berlebihan dan perilaku yang tidak terkendali. Namun, sebagai asisten AI, saya tidak dapat memberikan diagnosis medis secara akurat. Untuk mendapatkan penilaian yang lebih akurat, disarankan untuk berkonsultasi dengan seorang profesional kesehatan mental, seperti psikolog atau psikiater.:

Dalam hal ini, penting bagi Anda dan keluarga untuk tetap tenang dan mencari bantuan dari profesional yang dapat membantu dalam mengevaluasi dan memahami masalah yang dihadapi oleh adik Anda. Mereka akan dapat memberikan penilaian yang lebih mendalam dan memberikan saran serta strategi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.

Selain itu, penting juga untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan memastikan bahwa adik Anda merasa didengar dan dipahami. Komunikasi yang terbuka dan empati dapat membantu dalam membangun hubungan yang lebih baik antara Anda dan adik Anda.

Jika adik Anda menunjukkan tanda-tanda bahaya atau perilaku yang merugikan dirinya sendiri atau orang lain, segera hubungi layanan darurat atau bawa dia ke fasilitas kesehatan terdekat.

Ingatlah bahwa setiap individu memiliki kebutuhan dan tantangan yang unik, dan dengan bantuan yang tepat, adik Anda dapat mengatasi masalah emosional yang dihadapinya.

1 tahun yang lalu
Suka
masukan
warningDisclaimer: Informasi yang disampaikan di atas adalah informasi umum, bukan pengganti saran medis resmi dari dokter atau pakar.
Related content
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan