Dok knp ya akhir2 ini sy sering merasa kesepian? Ketika sdr sy berubah dr asalnya sering perhatian tp stlh dia pny sgalanya dia jd beda jarang perh
... Lihat LainnyaDepresi
Halo dok
Kenalin saya Nana dok, umur saya 25 thn, saya pacaran sudah 3 tahun LDR doh, saya melakukan kesalahan sudah pacaran diluar batas, tapi jujur saya dipaksa dok, apa yg terjadi bukan kemauan saya doh 🥺 karena itu setelah 3 tahun pacaran dia memutuskan saya doh, saya rasa dicampak kan setelah saya dirusak nya doh😭 saya sering menangis dok bahkan mau putus asa akan hidup ini.
Dia memutuskan saya dengan alasan sifat saya yang selalu bertengkar dengan dia disebabkan saya selaku ingin waktu dia dok, dia manyalahkan saya akan berakhir nya hubungan ini doh😭
Saya depresi dok, saya mencintainya dan saya gak terima dia lari dari tanggung jawab nya doh.
Setelah saya tanya apakah dia akan bertanggung jawab telah merusak saya, dia bilang akan bertanggung jawab tapi dia butuh waktu 2 bulan memikirkan nya doh, selama 2 bulan itu dia memblokir semua sosial media saya agar tidak saya hubungi dok.
Saya sering menangis akan hal ini dok, apa yg harus saya lakukan dok, saya tidak sanggup rasanya dok😭
2 komentar
Terbaru
Halo, terima kasih untuk pertanyaannya.
Dalam menjalani sebuah hubungan pacaran/ pernikahan, terkadang sulit membedakan antara cinta dan obsesi. Namun, pada kenyataannya kedua hal tersebut sangat berbeda. Cinta merupakan salah satu emosi positif yang memunculkan perasaan bahagia, menghargai, serta adanya keinginan untuk tumbuh berproses bersama. Sedangkan obsesi adalah emosi negatif yang mementingkan kepuasan akan keinginan dan ego semata.
Anda sebaiknya meluangkan waktu lebih banyak untuk berdialog dengan diri sendiri, sambil mengingat kembali tujuan anda dalam menjalin hubungan. Perlu diketahui bahwa terdapat perbedaan lainnya antara cinta dan obsesi, yaitu perasaan cinta akan membuat seseorang lebih tenang dalam menjalani hubungan karena dilandasi komitmen dan rasa percaya untuk tumbuh bersama, sedangkan obsesi hanya berfokus pada rasa memiliki saja. Dengan beberapa gambaran perbedaan antara cinta dan obsesi di atas, dapat membantu anda untuk mengevaluasi diri dan perasaan anda saat ini untuk memutuskan menjalin relasi dengan pasangan.
Perlu disadari bahwa hal yang dapat dilakukan agar tercapainya hubungan yang harmonis, yaitu membangun pola komunikasi yang sehat dan terbuka. Anda dan pasangan perlu saling mengkomunikasikan kondisi yang anda alami, sehingga dapat saling memahami pula. Selain itu, upayakan untuk dapat saling mendengarkan tanpa menghakimi, serta saling menghargai.
Sebaiknya anda tetap tenang dan tidak mudah terpancing karena hanya akan semakin memperburuk keadaan. Anda dapat menggunakan energi yang anda miliki untuk mengontrol hal yang dapat anda kendalikan (misalnya respon anda terhadap pasangan, pikiran, perasaan, perilaku, dbs), daripada fokus pada hal yang tidak dapat anda kendalikan (misalnya perilaku pasangan). Jika memang diperlukan untuk mengambil jarak sejenak, maka hal tersebut boleh untuk dilakukan tetapi tetap dikomunikasikan dengan pasangan. Setiap keputusan yang anda ambil, sebaiknya diputuskan dalam kondisi yang tenang dan pikiran yang jernih. Selain itu, anda juga dapat mencari waktu yang tepat untuk membicarakan permasalahan dalam hubungan anda dengan pasangan, kemudian bersama-sama mencari solusi yang terbaik.
Jangan ragu untuk memeriksakan diri/ pasangan anda atau melakukan konseling bersama pasangan ke psikolog jika keluhan berlanjut atau bertambah parah, agar segera tertangani dengan tepat.
Hai Sobat Sehat,
Halo Nana, saya memahami bahwa Anda sedang mengalami masa sulit setelah putus dengan pacar Anda. Depresi dan kesedihan adalah reaksi yang wajar dalam situasi seperti ini. Namun, penting untuk diingat bahwa Anda tidak sendirian dan ada dukungan yang tersedia untuk Anda.Berikut beberapa saran yang mungkin dapat membantu Anda menghadapi situasi ini:
Beri diri Anda waktu untuk menyembuhkan: Proses pemulihan setelah putus cinta membutuhkan waktu. Beri diri Anda waktu untuk merasakan dan mengatasi emosi yang muncul. Jangan terburu-buru untuk melupakan atau menekan perasaan Anda.
Temukan dukungan: Cari teman atau keluarga yang dapat Anda percaya dan ajak mereka berbicara tentang perasaan Anda. Berbagi pengalaman Anda dengan orang lain dapat membantu mengurangi beban emosional yang Anda rasakan.
Jaga kesehatan fisik dan mental: Selama masa sulit ini, penting untuk menjaga kesehatan fisik dan mental Anda. Makan dengan baik, tidur cukup, dan lakukan aktivitas fisik yang Anda nikmati. Juga, pertimbangkan untuk mencari bantuan profesional seperti psikolog atau konselor yang dapat membantu Anda mengatasi depresi dan kesedihan.
Fokus pada diri sendiri: Gunakan waktu ini untuk merawat diri sendiri dan mengeksplorasi minat dan hobi baru. Temukan kegiatan yang membuat Anda bahagia dan memberikan rasa pencapaian.
Terima dan maafkan diri sendiri: Jangan menyalahkan diri sendiri atas kegagalan hubungan ini. Ingatlah bahwa setiap hubungan melibatkan dua orang dan ada faktor lain yang berperan dalam putusnya hubungan. Terima dan maafkan diri sendiri untuk kesalahan yang Anda anggap telah dilakukan.
Hindari kontak dengan mantan: Meskipun sulit, hindari kontak dengan mantan selama periode pemulihan ini. Memberikan ruang dan waktu bagi diri sendiri untuk menyembuhkan luka emosional.
Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional: Jika Anda merasa depresi dan kesedihan yang Anda rasakan terus berlanjut dan mengganggu kehidupan sehari-hari Anda, penting untuk mencari bantuan profesional. Psikolog atau konselor dapat membantu Anda mengatasi depresi dan memberikan dukungan yang Anda butuhkan.
Ingatlah bahwa setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam mengatasi putus cinta dan pemulihan diri. Jika Anda merasa kesulitan atau tidak mampu mengatasi perasaan Anda sendiri, jangan ragu untuk mencari bantuan dari ahli. Semoga Anda dapat menemukan kekuatan dan pemulihan dalam waktu yang akan datang.
Related content