Dok knp ya akhir2 ini sy sering merasa kesepian? Ketika sdr sy berubah dr asalnya sering perhatian tp stlh dia pny sgalanya dia jd beda jarang perh
... Lihat LainnyaDepresi
Halo dok saya Tanti,mau tanya. Beberapa tahun lalu ketika saya masih smk. Saya kehilangan seorang yang penting dalam hidup saya. Yaitu ibu saya. Setelah itu hidup saya menjadi sangat2 tersiksa. Bahkan saya sering menangis sampe teriak2 gk karuan. Dimana saya juga sempat untuk mengakhiri hidup saya. Pada saat itu saya sudah memegang pisau. Tp saya kembali menangis dan tidak jadi karena merasa takut. Hari berlalu dan berlalu. Saat ini saya sudah menikah dan memiliki anak. Setelah melahirkan pun saya mengalami baby blush saya sangat terjungcang secara emosi. Dan efeknya saya jd kasar terhadap anak saya. Saya menjadi tidak bisa mengendalikan emosi saya untuk tidak marah2. Saya berusaha untuk tidak kasar dan marah2 terhadap anak saya. Pada akhirnya anak saya pun merasa tidak aman dan tidak ingin bersama saya. Dan lebih dekat dengan ayahnya. Saya merasa sangat sedih terhadap diri saya sendiri. Apa yang harus saya lakukan dok ? Juga akhir2 ini saya merasa sangat sedih dan ingin hilang dari semua. Sangat cape menjalani ini semua. Saya merasa kasihan terhadap suami saya. Menghadapi saya yang terlalu beremosi. Ini jadi berpengaruh juga terhadap hubungan rumah tangga kami. Jadi sering bertengkar. Mohon penjelasannya dok. Apakah saya harus konsultasi?
1 komentar
Terbaru
Halo Tanti Rahmatilah, terima kasih untuk pertanyaannya.
Tidak bisa dipungkiri bahwa kehilangan bisa saja berdampak pada kesedihan yang mendalam, apalagi kehilangan orang terdekat yang dicintai. Setiap orang melewati proses kedukaan dan kesedihan tersebut dengan cara berbeda-beda, sehingga tidak ada batasan tertentu yang dianggap normal untuk menghilangkan kesedihan. Akibat kehilangan tidak hanya menyebabkan kesedihan mendalam tetapi bisa juga berdampak kepada kondisi psikologis lainnya (misalnya emosi kemarahan yang sulit dikendalikan) dan juga kondisi fisik, bahkan bisa mengganggu seseorang dalam menjalani aktivitas keseharian. Sulitnya mengendalikan emosi tersebut, tanpa disadari akan membahayakan diri sendiri dan juga orang disekitar anda.
Dengan menyadari kondisi anda saat ini, maka anda perlu meluangkan waktu lebih banyak berdialog dengan diri sendiri, kenali pikiran yang muncul dan emosi yang turut hadir. Adanya penerimaan terhadap yang terjadi pada diri dan kehidupan anda, dapat membantu untuk berdamai dengan kondisi yang anda jalani saat ini. Terkadang pikiran kita memikirkan sesuatu yang lebih buruk dari yang sebenarnya terjadi, sehingga perlu dievaluasi kembali mengenai pikiran yang muncul karena akan mempengaruhi bagaimana anda menjalani keseharian. Selain itu, tetap membuka diri untuk terkoneksi dengan sekitar, karena tanpa disadari kehilangan akan menyebabkan rasa kesepian.
Selain itu, anda tidak perlu malu atau sungkan menceritakan kondisi yang anda alami kepada pasangan. Dengan memendam masalah anda sendiri, hanya membuat anda semakin tidak dapat berperan secara optimal. Anda juga tidak perlu ragu untuk meminta bantuan pasangan ketika anda membutuhkan waktu istirahat, karena proses pengasuhan adalah tanggung jawab anda bersama pasangan. Dengan beristirahat, anda lebih rileks, dan dapat berkonsentrasi menjalani peran sebagai ibu. Sebaiknya anda tetap terkoneksi dengan lingkungan di sekitar, terutama dengan para ibu untuk membahas terkait parenting sehingga anda tidak merasa sendiri. Luangkan pula waktu untuk “me time”, quality time berdua pasangan, atau liburan bersama keluarga kecil anda.
Untuk mengendalikan marah anda agar tidak meledak-ledak yaitu, melakukan relaksasi pernapasan sampai anda merasa tenang dan rileks. Dengan kondisi tenang, anda dapat berpikir lebih jernih untuk mempertimbangkan kembali keputusan anda merespon dengan marah yang meledak-ledak. Selain itu, anda juga dapat berhitung mundur dan melakukan self-talk untuk mencoba tetap tenang dalam merespon. Anda dapat menuliskan situasi yang memicu emosi marah anda pada jurnal harian secara berkala, sehingga anda dalam melihat secara objektif apakah hal tersebut perlu direspon dengan marah yang berlebihan atau tidak.
Jangan ragu untuk memeriksakan diri anda ke psikolog/ psikiater atau konseling bersama pasangan ke psikolog jika keluhan berlanjut atau bertambah parah agar tertangani dengan tepat.